Teks Cerita Pendek

Teks Cerita Pendek

9th Grade

25 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Ulangan Harian Cerita Pendek

Ulangan Harian Cerita Pendek

9th Grade

30 Qs

TEKS CERITA PENDEK

TEKS CERITA PENDEK

9th Grade

20 Qs

LATIHAN SOAL

LATIHAN SOAL

9th Grade

20 Qs

Post-Test (Teks Cerita Pendek) Kelas 9

Post-Test (Teks Cerita Pendek) Kelas 9

9th Grade

25 Qs

Teks Cerpen

Teks Cerpen

9th Grade - University

20 Qs

UH Cerpen Class 9

UH Cerpen Class 9

9th Grade

20 Qs

Review Materi Kelas 9

Review Materi Kelas 9

9th Grade

20 Qs

Unsur-unsur Cerpen

Unsur-unsur Cerpen

9th Grade - University

20 Qs

Teks Cerita Pendek

Teks Cerita Pendek

Assessment

Quiz

Other

9th Grade

Medium

Created by

Hera Liani

Used 10+ times

FREE Resource

25 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Resolusi pada teks cerpen adalah tahapan di mana ...

Pengarang menghidupkan cerita dan meyakinkan pembaca

Berbagai kerumitan bermunculan

Konflik mencapai tingkat intensitas tertinggi

Konflik mencapai sebuah selesaian atau leraian

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Perpaduan antara unsur-unsur yang membangun cerita sehingga merupakan kerangka utama cerita disebut dengan ...

Alur

Latar

Tokoh

Sudut pandang

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

“Kang, kita harus benar-benar pergi dari sini?” Tanya Siti Halimah di sela tangisnya.

“Tentu saja. Seperkasa apa pun perlawanan kita, ternyata tetap kalah melawan yang berkuasa. Kita ini hanya wong cilik, orang iskin,” sahut Karjan sembari melihat rumah Lik Paijan yang siap diruntuhkan.

Teriakan Lik Paijan masuh terdengar menyayat hati. Lelaki tua itu merebut tali yang mengikat seekor sapi miliknya. Wajahnya memerah seperti nyaris terbakar, suaranya melengking-lengking menolak pengosongan rumahnya. Tetapi, pelawanan Lik Paijan pun percuma saja. Beberapa petugas berbadan tegap mengangkat tubuhnya. Melihat itu, tangis Siti Halimah semakin pecah. Dia mendekap Satriya Piningit lebih erat.

“Akhirnya kita harus pergi dari rumah kita sendiri, Kang. Pergi dari kampong yang membesarkan kita,” ucap Siti Halimah getir.

“Iya, mau tak mau kita harus mengalah. Gusti Allah tidak tidur, Bune. Di tempat lain, semoga kita mendapat ladang rezeki yang lebih baik lagi,” ujar Karjan.


Tema yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….

Sosial

Politik

Pendidikan

Agama

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

“Kang, kita harus benar-benar pergi dari sini?” Tanya Siti Halimah di sela tangisnya.

“Tentu saja. Seperkasa apa pun perlawanan kita, ternyata tetap kalah melawan yang berkuasa. Kita ini hanya wong cilik, orang iskin,” sahut Karjan sembari melihat rumah Lik Paijan yang siap diruntuhkan.

Teriakan Lik Paijan masuh terdengar menyayat hati. Lelaki tua itu merebut tali yang mengikat seekor sapi miliknya. Wajahnya memerah seperti nyaris terbakar, suaranya melengking-lengking menolak pengosongan rumahnya. Tetapi, pelawanan Lik Paijan pun percuma saja. Beberapa petugas berbadan tegap mengangkat tubuhnya. Melihat itu, tangis Siti Halimah semakin pecah. Dia mendekap Satriya Piningit lebih erat.

“Akhirnya kita harus pergi dari rumah kita sendiri, Kang. Pergi dari kampong yang membesarkan kita,” ucap Siti Halimah getir.

“Iya, mau tak mau kita harus mengalah. Gusti Allah tidak tidur, Bune. Di tempat lain, semoga kita mendapat ladang rezeki yang lebih baik lagi,” ujar Karjan.


Latar suasana yang tergambar dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….

Menakutkan

Mengenaskan

Mengharukan

Menegangkan

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

“Kang, kita harus benar-benar pergi dari sini?” Tanya Siti Halimah di sela tangisnya.

“Tentu saja. Seperkasa apa pun perlawanan kita, ternyata tetap kalah melawan yang berkuasa. Kita ini hanya wong cilik, orang iskin,” sahut Karjan sembari melihat rumah Lik Paijan yang siap diruntuhkan.

Teriakan Lik Paijan masuh terdengar menyayat hati. Lelaki tua itu merebut tali yang mengikat seekor sapi miliknya. Wajahnya memerah seperti nyaris terbakar, suaranya melengking-lengking menolak pengosongan rumahnya. Tetapi, pelawanan Lik Paijan pun percuma saja. Beberapa petugas berbadan tegap mengangkat tubuhnya. Melihat itu, tangis Siti Halimah semakin pecah. Dia mendekap Satriya Piningit lebih erat.

“Akhirnya kita harus pergi dari rumah kita sendiri, Kang. Pergi dari kampong yang membesarkan kita,” ucap Siti Halimah getir.

“Iya, mau tak mau kita harus mengalah. Gusti Allah tidak tidur, Bune. Di tempat lain, semoga kita mendapat ladang rezeki yang lebih baik lagi,” ujar Karjan.


Watak tokoh Karjan dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….

Mudah pasrah

Mudah mengalah

Mudah menangis

Mudah menyerah

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Dengan tergesa-gesa Ersa menaiki bus yang nyaris meninggalkan suasana yang kurang nyaman baginya. Dari kejauhan terdengan sayup suara “… penumpang bus Gemilang harap untuk segera memasuki kendaraan…”. Hati Ersa agak tenang karena dia sudah berada di dalamnya. “Mudah-mudahan sore nanti aku bisa berada di acara itu,” harapnya dalam hati.


Latar waktu dan tempat pada penggalan cerpen tersebut adalah …

sore hari, terminal

siang hari, perjalanan

siang hari, terminal

pagi hari, perjalanan

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

“kita sebagai pendidik tidak boleh memandang masalah secara hitam-putih pak, diah itu telah banyak menanggung beban hidup, sudah selayaknya kita ikut mendampingi dan membantunya, bukan malah menambah bebannya.


Amanat yang terkandung dalam kutipan cerpen di atas adalah…..

sebagai manusia harus saling tolong-menolong

seorang pendidik harus bisa membantu siswanya dalam mengatasi permasalahan hidup

Guru harus bersikap professional dalam mendidik muridnya

guru harus memiliki sikap kasih sayang dalam mendidik

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?