PRETEST Departement OBGYN 1

Seorang perempuan 24 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 10 minggu datang dengan perdarahan pervaginam disertai kram perut. Pemeriksaan fisik: serviks terbuka, keluar jaringan dari ostium uteri. Diagnosis yang paling mungkin adalah:

• Abortus imminens
• Abortus inkomplet
• Abortus komplet
• Kehamilan ektopik terganggu
• Mola hidatidosa

Perempuan 32 tahun datang dengan amenore 6 minggu, nyeri perut bawah kanan, dan spotting. Pemeriksaan: nyeri tekan adneksa kanan, tes kehamilan positif. Pemeriksaan fisik khas pada kasus ini adalah:

• Nyeri goyang serviks negative
• Nyeri goyang serviks positif
• Nyeri tekan hipokondrium kanan
• Perut menonjol simetris
• Fundus uteri sesuai usia kehamilan

Perempuan 27 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 8 minggu dengan perdarahan sedikit. Tes kehamilan positif. Pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk menilai viabilitas janin adalah:

• Pemeriksaan Hb
• Foto abdomen
• USG transvaginal
• Pemeriksaan β-hCG urin
• CT-scan pelvis

Perempuan 28 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 36 minggu dengan tekanan darah 170/110 mmHg, proteinuria +3, sakit kepala hebat, dan pandangan kabur. Tatalaksana utama adalah:

• Tirah baring total
• Terminasi kehamilan segera
• Terapi antihipertensi oral
• Suplementasi kalsium
• Kortikosteroid prenatal

Perempuan 30 tahun dengan riwayat persalinan pervaginam sulit. Beberapa jam kemudian pasien syok, uterus tidak teraba, plasenta masih dalam rahim. Komplikasi yang terjadi adalah:

• Retensio plasenta
• Solusio plasenta
• Inversio uteri
• Ruptur uteri
• Atoni uteri

Seorang perempuan 45 tahun datang dengan perdarahan pervaginam pascamenopause. Tidak ada nyeri perut. Pemeriksaan ginekologi: uterus normal, tidak ada massa adneksa. Diagnosis yang paling perlu dipikirkan adalah:

• Mioma uteri
• Polip serviks
• Karsinoma endometrium
• Endometriosis
• Kehamilan ektopik

Perempuan 40 tahun dengan perdarahan pervaginam pascamenopause. Pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis adalah:

• USG transabdominal
• Kuretase fraksional / biopsi endometrium
• Pemeriksaan β-hCG
• Histerosalpingografi
• Foto polos abdomen

Perempuan 35 tahun, G3P2A0, usia kehamilan 20 minggu, datang dengan perdarahan tanpa nyeri perut. Pemeriksaan: fundus sesuai usia kehamilan, DJJ positif. Diagnosis placenta previa ditegakkan. Tatalaksana yang tepat adalah:

• Terminasi kehamilan segera
• Rawat inap dan observasi
• Induksi persalinan
• Seksio sesarea segera
• Pemberian uterotonika

Perempuan 25 tahun, G2P1, usia kehamilan 39 minggu, inpartu kala II lama. Setelah bayi lahir, terjadi perdarahan masif. Uterus lembek, tinggi fundus meningkat. Komplikasi yang paling mungkin adalah:

• Retensio plasenta
• Solusio plasenta
• Ruptur uteri
• Atoni uteri
• Plasenta previa

Perempuan 19 tahun datang dengan benjolan pada payudara kiri sejak 3 bulan, tidak nyeri, konsistensi kenyal, dapat digerakkan, permukaan halus. Diagnosis paling mungkin adalah:

• Karsinoma mammae
• Mastitis supuratif
• Fibrosis mammae
• Fibroadenoma mammae
• Abses mammae