Ujian Bisnis Berkelanjutan

Ujian Bisnis Berkelanjutan

University

20 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Latihan SIMAK UI Asik - Ekonomi 1

Latihan SIMAK UI Asik - Ekonomi 1

University - Professional Development

17 Qs

LAUNDRY 1 SMK PURIWISATA

LAUNDRY 1 SMK PURIWISATA

1st Grade - University

20 Qs

PRODUCT & SERVICE COSTING

PRODUCT & SERVICE COSTING

University

18 Qs

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA DAGANG KELAS XI

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA DAGANG KELAS XI

12th Grade - University

15 Qs

MANAJEMEN KEUANGAN

MANAJEMEN KEUANGAN

University

20 Qs

LAPORAN KEUANGAN 2 AP

LAPORAN KEUANGAN 2 AP

University

20 Qs

SEMNAS DAN KULIAH UMUM PGSD

SEMNAS DAN KULIAH UMUM PGSD

University

15 Qs

Kekuatan Pasar : Permintaan & Penawaran

Kekuatan Pasar : Permintaan & Penawaran

University

20 Qs

Ujian Bisnis Berkelanjutan

Ujian Bisnis Berkelanjutan

Assessment

Quiz

Business

University

Hard

Created by

Ardiansyah Japlani

Used 1+ times

FREE Resource

AI

Enhance your content

Add similar questions
Adjust reading levels
Convert to real-world scenario
Translate activity
More...

20 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 5 pts

Sebuah perusahaan energi di Indonesia berinvestasi besar dalam program reboisasi di sekitar area operasionalnya dan berhasil mendapatkan sertifikasi lingkungan tingkat tinggi. Namun, investigasi internal mengungkap bahwa perusahaan secara sistematis menekan upaya serikat pekerja dan membayar upah di bawah standar industri dengan alasan efisiensi untuk mendanai program lingkungan tersebut. Mengacu pada kerangka "Triple Bottom Line" (Profit, People, Planet), bagaimana situasi ini paling akurat dideskripsikan?

Perusahaan telah berhasil menerapkan bisnis berkelanjutan karena dampak positif pada 'Planet' (lingkungan) dianggap memiliki bobot paling tinggi dalam konteks krisis iklim saat ini, sehingga mengkompensasi kekurangan pada aspek 'People' (manusia).

Perusahaan menunjukkan implementasi 'greenwashing' yang canggih, di mana keuntungan finansial ('Profit') yang diperoleh dari citra ramah lingkungan digunakan untuk menjustifikasi eksploitasi pada pilar 'People', sehingga secara fundamental gagal memenuhi prinsip keberlanjutan.

Praktik ini dapat dibenarkan sebagai sebuah strategi transisi, di mana fokus pada 'Planet' adalah langkah awal yang krusial, dan isu 'People' dapat diperbaiki di kemudian hari setelah stabilitas finansial dan reputasi lingkungan tercapai.

Perusahaan telah menyeimbangkan pilar 'Profit' dan 'Planet' secara efektif, dan isu 'People' merupakan masalah etika bisnis terpisah yang tidak secara langsung mengurangi nilai dari inisiatif keberlanjutan lingkungan mereka.

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 5 pts

1.   Sebuah startup di bidang fesyen di Yogyakarta memutuskan untuk mengadopsi prinsip ekonomi sirkular. Mereka meluncurkan program di mana konsumen dapat mengembalikan pakaian bekas mereka untuk didaur ulang menjadi produk baru. Namun, mereka menghadapi tantangan: biaya logistik untuk pengumpulan pakaian bekas dan proses daur ulang yang kompleks ternyata lebih tinggi daripada memproduksi dari bahan baku baru, sehingga mengancam pilar 'Profit'. Menurut materi, tantangan yang dihadapi startup ini paling tepat merefleksikan isu apa dalam penerapan bisnis berkelanjutan di Indonesia?

Kesenjangan antara kebijakan pemerintah (seperti UU No. 32 Tahun 2009) yang sudah ada dengan praktik di lapangan yang masih sulit dieksekusi oleh pelaku bisnis, terutama UMKM.

"Mental block" yang menganggap keberlanjutan sebagai beban biaya ('cost center') daripada sebuah investasi jangka panjang, terutama ketika dihadapkan pada tekanan untuk bertahan hidup secara finansial.

Kurangnya kearifan lokal dalam praktik bisnis modern, padahal konsep seperti penggunaan daun pisang menunjukkan bahwa ekonomi sirkular sudah ada sejak lama di Indonesia.

Kegagalan dalam seleksi pemasok yang berkelanjutan, yang seharusnya menjadi langkah pertama dalam membangun manajemen rantai pasok yang sirkular dan efisien.

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 5 pts

1.   Pemerintah Indonesia, melalui POJK No. 51/2017, mewajibkan lembaga keuangan untuk mempertimbangkan aspek lingkungan dalam penyaluran kredit. Sebuah bank besar menghadapi dilema: ada dua proposal pinjaman. Proposal A berasal dari perusahaan agribisnis besar dengan rekam jejak deforestasi tetapi menawarkan jaminan finansial yang sangat kuat. Proposal B berasal dari koperasi petani kopi yang menerapkan praktik "farm-to-cup" berkelanjutan seperti Otten Coffee tetapi memiliki profil risiko finansial yang lebih tinggi. Dari perspektif etika bisnis dan regulasi yang ada, tindakan bank yang paling mencerminkan penerapan POJK tersebut secara substantif adalah:

Menyetujui pinjaman untuk Proposal A karena kewajiban utama bank adalah kepada pemegang saham untuk memaksimalkan keuntungan, dan POJK No. 51/2017 hanya bersifat sebagai panduan yang belum sepenuhnya ditegakkan secara hukum.

Menolak kedua proposal untuk menghindari risiko, baik risiko finansial dari Proposal B maupun risiko reputasi dan potensi sanksi di masa depan dari Proposal A, sambil menunggu implementasi regulasi yang lebih jelas.

Menyetujui pinjaman untuk Proposal B meskipun risikonya lebih tinggi, sebagai wujud komitmen pada keberlanjutan dan untuk memba

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 5 pts

Sebuah perusahaan kosmetik Indonesia ingin meluncurkan laporan keberlanjutan pertamanya menggunakan standar Global Reporting Initiative (GRI). Manajemen senior ragu karena khawatir laporan tersebut akan mengungkap beberapa praktik rantai pasok mereka yang belum sepenuhnya ramah lingkungan, yang berpotensi merusak citra merek. Berdasarkan argumen dalam presentasi, manfaat strategis jangka panjang dari tetap melanjutkan pelaporan secara transparan, bahkan dengan mengakui kekurangan, adalah:

Transparansi dan pengakuan kesalahan, meskipun terlihat berisiko, justru dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan loyalitas karyawan dalam jangka panjang karena menunjukkan komitmen pada perbaikan dan kejujuran.

Mengikuti standar GRI akan secara otomatis memberikan perusahaan akses ke pendanaan hijau dan insentif dari lembaga keuangan, terlepas dari isi laporan yang dipublikasikan.

Laporan keberlanjutan terutama merupakan alat pemasaran; dengan demikian, perusahaan dapat secara selektif menonjolkan aspek positif dan menyajikan data kekurangan dalam format yang kompleks agar tidak mudah dipahami oleh publik.

Proses pelaporan itu sendiri tidak membawa manfaat langsung, tetapi hanya merupakan kewajiban untuk mematuhi tekanan dari investor asing dan tidak memiliki relevansi signifikan bagi pasar konsumen domestik.

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 5 pts

Perusahaan arsitektur Ibuku di Bali sukses merevolusi penggunaan bambu dalam konstruksi modern, yang diakui sebagai inovasi berkelanjutan yang mengacu pada kearifan lokal. Bayangkan sebuah pengembang properti besar di Jakarta ingin mereplikasi kesuksesan ini untuk proyek apartemen vertikal di perkotaan. Tantangan paling fundamental yang akan mereka hadapi dalam menerapkan kearifan lokal pada skala industri modern, sesuai dengan konteks yang dibahas, adalah:

Hambatan budaya dan resistensi dari konsumen perkotaan yang mungkin menganggap material tradisional seperti bambu tidak modern atau kurang mewah dibandingkan beton dan baja.

Keterbatasan teknologi dan infrastruktur untuk memproses dan mengawetkan bambu dalam skala massal yang memenuhi standar keamanan dan durabilitas untuk bangunan bertingkat tinggi.

Kesulitan dalam mengintegrasikan sistem irigasi tradisional seperti Subak ke dalam desain apartemen, karena Subak adalah contoh utama kearifan lokal yang dibahas.

Biaya awal yang tinggi untuk mendapatkan sertifikasi FSC untuk bambu, yang merupakan prasyarat mutlak untuk semua proyek konstruksi berkelanjutan di Indonesia.

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 5 pts

Sebuah perusahaan teknologi finansial (fintech) yang berbasis di Jakarta memiliki sejumlah kecil klien yang merupakan warga negara Uni Eropa. Perusahaan tersebut menganggap bahwa karena operasi utama dan mayoritas penggunanya berada di Indonesia, mereka hanya perlu mematuhi UU PDP Indonesia yang akan berlaku penuh pada Oktober 2024. Analisis yang paling akurat mengenai posisi perusahaan ini adalah:

Posisi perusahaan benar, karena UU PDP memiliki cakupan ekstrateritorial yang sudah cukup untuk melindungi data warga Indonesia, dan kepatuhan ganda terhadap GDPR tidak diwajibkan.

Posisi perusahaan salah, karena GDPR memiliki cakupan ekstrateritorial yang berlaku untuk setiap entitas yang memproses data warga UE, terlepas dari lokasi perusahaan. Oleh karena itu, mereka wajib mematuhi baik GDPR maupun UU PDP secara bersamaan.

Perusahaan hanya perlu mematuhi GDPR karena standarnya lebih tinggi dari UU PDP. Kepatuhan terhadap GDPR secara otomatis mencakup semua persyaratan UU PDP.

Perusahaan dapat memi

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 5 pts

Sebuah platform media sosial di Indonesia mengembangkan algoritma AI baru untuk memoderasi konten. Algoritma ini diklasifikasikan sebagai 'sistem AI berisiko tinggi' di bawah kerangka EU AI Act karena dapat membatasi akses warga negara terhadap informasi. Jika perusahaan ini ingin meluncurkan platformnya di Eropa, kewajiban mana yang paling kompleks dan menantang untuk mereka penuhi berdasarkan EU AI Act?

Kewajiban untuk memberi label pada konten yang dihasilkan AI (deepfake), karena ini adalah persyaratan transparansi utama untuk semua platform digital.

Kewajiban untuk menerapkan sistem manajemen risiko yang kuat, melakukan penilaian risiko sebelum pemasaran, dan memastikan adanya pengawasan manusia yang efektif, karena ini adalah syarat ketat khusus untuk AI berisiko tinggi.

Kewajiban untuk menghapus data pengguna berdasarkan permintaan (hak untuk dilupakan) sesuai dengan GDPR, karena hak ini lebih diutamakan daripada fungsionalitas algoritma AI.

Kewajiban untuk mendaftarkan algoritma mereka pada database Uni Eropa, yang merupakan prosedur administratif sederhana tanpa implikasi teknis yang signifikan.

Create a free account and access millions of resources

Create resources

Host any resource

Get auto-graded reports

Google

Continue with Google

Email

Continue with Email

Classlink

Continue with Classlink

Clever

Continue with Clever

or continue with

Microsoft

Microsoft

Apple

Apple

Others

Others

By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy

Already have an account?