Interaksi Desa Kota

1. Pola permukiman menyebar banyak ditemukan di wilayah ...

• A. Perkotaan padat penduduk

• B. Pusat bisnis kota

• C. Dataran tinggi dan pertanian luas

• D. Kawasan industri

• E. Sepanjang jalan utama

2. Interaksi antara desa dan kota terjadi karena adanya ...

• A. Perbedaan selera masyarakat

• B. Kemajuan budaya

• C. Ketidaksamaan sumber daya

• D. Urbanisasi

• E. Transportasi yang padat

3. Yang termasuk zona peralihan antara desa dan kota adalah ...

• A. C, B, dan D
  

• B. Suburban
  

• C. Peri-urban
  

• D. Urban fringe
  

• E. Rural zone

4. Teori kota ideal yang menggambarkan perkembangan seperti inti ganda adalah ...

• A. Teori Konsentris
  

• B. Teori Inti Ganda
  

• C. Teori Sektor
  

• D. Teori Radial
  

• E. Teori Zona

5. Salah satu pengaruh negatif interaksi desa-kota adalah ...

• A. Meningkatnya kesejahteraan
  

• B. Peningkatan akses pendidikan
  

• C. Terjadinya urbanisasi berlebihan
  

• D. Masuknya teknologi ke desa
  

• E. Terbentuknya desa wisata

6. Fungsi desa sebagai penyangga kota ditunjukkan oleh ...

• A. Banyaknya pusat perbelanjaan
  

• B. Adanya gedung pencakar langit
  

• C. Pemasok tenaga kerja dan pangan
  

• D. Perumahan mewah
  

• E. Terminal terpadu

7. Teori sektor menjelaskan perkembangan kota berdasarkan ...

• A. Lingkaran
  

• B. Titik pusat
  

• C. Wilayah administratif
  

• D. Kepadatan penduduk
  

• E. Jalan dan jalur transportasi

8. Kota sangat bergantung pada desa dalam hal ...

• A. Hasil pertanian dan sumber daya

• B. Perdagangan saham
  

• C. Lahan parkir
  

• D. Transportasi umum
  

• E. Hiburan

9. Salah satu ciri khas permukiman kota adalah ...

• A. Rumah berjauhan
  

• B. Penduduknya agraris
  

• C. Akses terbatas
  

• D. Aktivitas ekonomi beragam
  

• E. Kegiatan subsisten

10. Penyebab utama ketimpangan desa dan kota adalah ...

• A. Pendidikan tinggi di desa
  

• B. Pusat kekuasaan ada di desa
  

• C. Kota menjadi pusat pembangunan
  

• D. Desa punya lebih banyak industri
  

• E. Kota lebih miskin sumber daya