Katekese dan Pendidikan Agama

Berikut ini adalah pernyataan yang tidak termasuk dalam peran katekese umat dan pendidikan agama katolik sebagai dua hal khas dan saling melengkapi yaitu...

• A. Katekese umat kadangkala dituntut untuk mengedepankan ajaran atau doktrin iman katolik, pada hal yang sebenarnya adalah menjadi peran dari pelajaran agama. kita perlu memiliki seni membatasi diri. kita mungkin setuju bahwa homili itu lain dari pada pelajaran agama, lain dari kuliah teologi, walaupun semuanya adalah karya pewartaan dan tujuan yang sama, namun semuanya yang khas memiliki kekuatannya masing-masing, apabila mencampur aduk semuanya maka pewartaan menjadi tidak efektif.

• B. Pewartaan dengan pola mengajar" rupanya sudah sangat berakar dalam Gereja dan masyarakat kita. Kita sering mengalami bahwa sesudah berpayah-payah membuat penataran dan pelatihan menyangkut KU, dan ketika peserta penataran diminta untuk menjadi fasilitator proses KU, yang terjadi pemimpin KU itu akan senantiasa tampil sebagai pengajar dan bukan sebagai fasilitator. dan peserta katekese mengamininya.

• C. Kalau komunikasi penglaman iman semua bisa bercerita, entah sebagai petani, dosen,umat biasa atau teolog ternama, kalau yang dikomunikasikan adalah pengetahuan atau doktrin tentang iman maka hanyalah orang-orang yang pandai, yang bertitel yang akan bicara, maka orang-orang yang kecil, kaum anawim akan diam seribu bahasa, maka kelompok umat basis, dan gereja yang seperti apa yang mau dibangun?

• D. Sering Katekese-Umat diberi warna dan beban dengan hal-hal yang bernuansa ritual kultis sakral. Tentu saja doa-doa dan nyanyian rohani tidak dilarang dalam proses KU, tetapi kalau terlalu dipaksakan sehingga hampir menyerupai Upacara-Sabda, maka akan menghambat proses KU, yang diharapkan berlangsung secara bebas dan spontan dalam berkisah tentang pengalaman iman peserta. Doa dan nyanyian yang terlalu panjang, lebih-lebih pada awal proses KU, membuat orang segan dan kaku untuk berbicara karena sudah dihantar dalam suasana sakral kultis.

• E. Katekese Umat itu khas perannya dalam pewartaannya, karena boleh dijadikan Pelajaran-Agama, yang perannya sangat dominan membahas doktrin atau ajaran iman Katolik.

Seorang katekis mengatakan bahwa inti pewartaan para rasul adalah kesaksian mereka tentang kebangkitan Kristus dan bahwa Kristus adalah mesias yang menebus umat manusia dengan sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Pewartaan diberikan dalam bentuk" kerygma dan dalam bentuk "didache". Pewartaan para rasul yang berbentuk kerygma menekankan hal-hal berikut; kecuali...

• A. Rencana keselamatan Allah terlaksamam dan terpenuhi dalam Yesus Kristus yang disalibkan dan bangkit. Yesus adalah satu-satunya penyelamat umat manusia dan merupakan pusat kerygma.

• B. Campur tangan Allah yang menyelamatkan umat manusia dalam diri Putera-Nya yang tunggal.

• C. Motivasi pertobatan adalah misteri paskah.

• D. Panggilan moral orang-orang kristiani kepada kesucian, maka keselamatan adalah panggilan Gereja kedalam kerajaan Allah.

PKKI IX menggeluti tema pokok tentang Katekese dalam Masyarakat Tertekan. Latarbelakangnya adalah bahwa masyarakat Indonesia sedang mengalami tantangan hidup dengan munculnya berbagai masalah di segala dimensi kehidupan. Tema PKKI ini juga untuk menjawab arah dasar pastoral Gereja Indonesia dewasa ini. Ada tiga masalah utama yang perlu diperhatikan dalam karya katekese Gereja Indonesia saat ini, bila Gereja berkehendak menjadi "tanda dan sarana keselamatan" bagi negara, bangsa dan masyarakat Indonesia. Ketiga masalah yang dimaksud adalah...

• A. Kemanusiaan, Hukum, Politik

• B. Hukum, Ekonomi, Moral

• C. Hukum, Ekonomi, Pendidikan

• D. Ekonomi, Pendidikan, Ekologi

• E. Ekologi, Moral, Politik

Seorang katekis tamatan STK pada saat masa prapaska mengadakan pendalaman iman

Seorang katekis tamatan STK pada saat masa prapaska mengadakan pendalaman iman dengan mengomunikasikan pokok-pokok iman katolik yang ada dalam buku iman katolik dan dalam buku katekismus. Hal ini diharapkan agar umat memahami hal-hal teoritis terkait imannya. Berdasarkan kalimat ini bagaimana anda dapat membanding kekhasanan Katekese Umat dan Pendidikan agama katolik...

• A. Katekese umat menurut PKKI II adalah komunikasi iman umat, atau tukar menukar pengalaman iman , namun kenyataan yang terjadi seorang mahasiswa tamatan STK pada saat masa prapaska seharusnya memfasilitasi umat dan sebagai pelancar jalannya katekese umat agar bisa berbagai pengalaman iman bukannya mengajarkan agama katolik kepada umat.

• B. Katekese umat, pewartaan sabda, pengajaran agama, evangelisasi, homili, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, sehingga apabila seorang katekis tamatan STK mengadakan pendalaman iman dengan mengomunikasikan soal pokok-pokok iman yang ada dalam buku iman katolik dan katekismus justru itu memperkaya iman umat.

• C. Katekese umat dan pelajaran agama katolik dua hal yang sama tetapi berbeda letak perbedaanya katekese umat ditengah umat dan pengajaran agama katolik di sekolah.

• D. Katekese umat adalah komunikasi iman umat atau tukar menukar pengalaman iman maka peran katekis tamatan STK hanya sebagai pelancar yang mempermudah terjadinya komunikasi pengalaman iman dan memberikan pengajaran agama katolik kepada umat

• E. Katekese Umat dari umat, untuk umat dan oleh umat , maka Pendidikan agama katolikpun dari siswa, untuk siswa dan oleh siswa.

Di salah satu paroki begitu banyak anak-anak, remaja, kaum muda, bahkan para lansia. Mereka sangat mengharapkan agar dapat terlayani kerohanian mereka, mereka ingin didengar karena mereka merasakan kekeringan (desolasi) bahkan ada yang enggan ke gereja karena merasa percuma saja ke gereja dengan kotbah seorang imam yang monoton. Pada setiap hari minggu anak-anak lebih memilih bermain bersama teman-temannya, para remaja balapan motor, kaum muda rekreasi bersama, para lansia sibuk dengan hobinya masing-masing. melihat keadaan demikian kebijakan apa yang akan anda perbuat sebagai seorang katekis tetapi sekaligus anda sebagai seorang penanggungjawab bidang katekese di paroki tersebut...

• A. Menjalin komunikasi dengan pastor paroki, para dewan mengenai keadaan umat yang demikian kira-kira kebijakan apa yang akan ditempuh agar semua umat dapat terlayani dengan baik terutama mereka ingin didengar.

• B. Membentuk tim katekese paroki dan mengadakan turling dengan mendata semua umat yang ada sebagai salah satu cara untuk mengetahui berapa jumlah umat yang ada di paroki tersebut, dan berapa yang aktif ke gereja dan berapa yang tidak aktif, sehingga mempermudah untuk dilayani kebutuhan kerohanian mereka.

• C. Berkomunikasi dengan pastor paroki dan para dewan dan membentuk tim mengadakan turling dan berdasarkan hasil turling maka bersama-sama tim katekese paroki menentukan tema katekese berdasarkan usia dan keadaan dan kebutuhan dan harapan umat agar bisa mempersiapkan bahan untuk pelaksanaan katekese, sehingga semua usia bisa terlayani dengan baik, karena dalam pelaksanaan katekese mereka didengarkan.

• D. Paroki tersebut ada pastor parokinya, beliau yang mempunyai tanggungjwab penuh atas parokinya, apabila keadaan umatnya demikian, seharusnya ia yang berinisiatif untuk mengumpulkan dewan-dewannya, mengadakan rapat bersama, bagaimana solusi yang dapat diambil untuk menyikapi situasi umat yang demikian.

• E. Pastor paroki mengambil alih karena tim katekese paroki tidak berjalan dengan baik, sehingga katekesepun diwartakan didepan mimbar dan tidak melibatkan umat, umat mendengarkan katekese dari pastor parokinya.

Berikut ini adalah macam-maam bentuk katekese berdasar

Berikut ini adalah macam-maam bentuk katekese berdasarkan multimedia "kecuali"...

• A. Katekese Audio visual, katekese digital,katekese menggunakan media digital, katekese berbasis era digital

• B. Katekese Audio, katekese visual, katekese digital, katekese media digital, katekese sotarae

• C. Katekese sotarae, katekese SCP, Katekese audiovisual, katekese digital

• D. Katekese audiovisual, katekese digital, katekese media digital, katekese sotarae, katekese biblis

• E. Katekese audiovisual, katekese digital, katekese sotarae, katekese SCP, katekese media digital

Ada seorang Bapak Keluarga diminta untuk memimpin katekese umat di salah satu wilayah tempat iya tinggal, namun jawabannya adalah itu bukan tugasnya dan itu adalah tugas para pastor, suster, tugas para guru agama, mendengar jawaban demikian apa pendapat anda? dan siapa yang dimaksud dengan pelaku katekese...

• A. Jawaban bapak ini benar karena ia hanyalah seorang bapak keluarga yang tidak tahu banyak tentang katekese apalagi dia tidak bersekolah sehingga wajar apabila dia berkata demikian.

• B. Seorang Bapak keluarga belum menyadari akan makna baptis yang telah ia terima, bahwa konsekuensi sebagai seorang pengikut kristus adalah mewartakan Yesus Kristus dan ajaranNya, kepada semua orang di manapun kita berada. maka seorang Bpk keluarga ini dengan sendirinya adalah pelaku katekese.

• C. Seorang Bapak keluarga belum menyadari akan perannya sehingga dia menjawab demikian, maka tindakannya bisa dimaafkan bukankan Yesus mengajarkan untuk saling mengampuni 70x 70x70 x?

• D. Seorang Bapak keluarga adalah anak Allah maka apa yang ia katakan adalah benar karena itulah peran dan tugas utama para imam, para biarawan-biarawati, para petugas gereja dan para guru agama.

• E. Para iman, para biarawan-biarawati, para katekeis, dan guru agama memang dipanggil dan dipilih khusus sebagai pelaku katekese dan bukan tugas para bapak dan ibu keluarga apa lagi mereka adalah seorang awam.

Katekese zaman ini bukanlah katekese yang mudah diajarkan, mudah diwartakan, mengapa demikian karena dengan adanya kemajuan zaman, era digital, jaman teknologi begitu banyak tantangan -tantangan yang dihadapi, tantangan yang dimaksud adalah...

• A. Katekese dipahami hanya sebagai sebuah pengajaran iman sehingga banyak umat yang kurang memahami dan menghayati imannya.

• B. Katekese, pastoral, pengajaran agama, semua sama saja yang penting intinya nama Tuhan yang semakin dipuji dan dimuliakan.

• C. Isi, suasana katekese kurang menyenangkan karena yang terlibat dalam katekese hanya orang-orang yang berilmu yang tahu betul tentang ilmu-ilmu keTuhanan.

• D. Katekese dirasa sudah tidak lagi menarik, metode yang diberikan terasa monoton tidak sesuai dengan tuntutan zaman ini. katekese terasa kering. pemahaman katekese umat terjadi tumpah tindih, katekese serasa pengajaran agama. Lebih kepada model pengajaran bukan lagi sebagai komunikasi iman.

• E. Media komunikasi yang serba canggih ini seharusnya bisa menjadi salah satu sarana yang menarik dan kreatif, untuk membantu umat membagikan imannya, media yang bisa menggetarkan hati penuh resonansi,irama,cerita bagi umat, kurang dihidupkan kembali.