Try Out TKA Ekonomi Kelas XII

Sekolah SMA Harapan Bangsa sedang mempersiapkan kegiatan Study Tour ke Yogyakarta. Setiap siswa harus membayar biaya sebesar Rp1.500.000. Namun, sebagian siswa mengeluh karena orang tua mereka baru saja mengeluarkan biaya besar untuk daftar ulang sekolah dan membeli buku paket. Akibatnya, siswa harus memilih: ikut study tour, membeli buku paket tambahan, atau menabung untuk kebutuhan sekolah di semester berikutnya.

Pertanyaan:
Jika kamu adalah siswa di kelas tersebut, apa masalah ekonomi yang sebenarnya sedang dihadapi dan apa skala prioritas yang sebaiknya diambil?

• Masalah ekonomi yang dihadapi adalah kelangkaan uang; prioritasnya ikut study tour.

• Masalah ekonomi yang dihadapi adalah kelangkaan pilihan; prioritasnya menabung untuk masa depan.

• Masalah ekonomi yang dihadapi adalah kelangkaan sumber daya; prioritasnya membeli buku paket.

• Masalah ekonomi yang dihadapi adalah kelangkaan biaya; prioritasnya pada kebutuhan pendidikan utama.

• Tidak ada masalah ekonomi, karena siswa masih bisa memilih salah satunya.

Awal tahun 2022, terjadi kelangkaan minyak goreng di berbagai daerah di Indonesia. Stok terbatas, sementara permintaan masyarakat meningkat tajam. Akibatnya, harga melonjak dari Rp14.000 menjadi Rp24.000 per liter. Pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan operasi pasar dan subsidi harga.

Pertanyaan:
Apa analisis yang tepat terkait fenomena kelangkaan minyak goreng ini? Jawaban Lebih dari satu

• Kelangkaan terjadi karena permintaan lebih besar daripada ketersediaan barang.

• Harga naik menunjukkan tidak berlakunya hukum permintaan dan penawaran.

• Subsidi pemerintah dapat menghilangkan seluruh masalah kelangkaan.

• Operasi pasar adalah upaya pemerintah untuk menyeimbangkan pasar.

• Kelangkaan tidak akan berpengaruh pada masyarakat karena masih ada barang substitusi.

Alya punya waktu terbatas setiap sore, yaitu 3 jam. Ia harus memilih antara:

• Belajar untuk ujian (butuh 2 jam),

• Mengikuti latihan basket (2 jam),

• Membantu orang tua di toko (3 jam).

Alya akhirnya memilih latihan basket.

Pertanyaan:
Bagaimana konsep kelangkaan terlihat pada kasus Alya? Jawaban Lebih dari satu

• Kelangkaan muncul karena waktu Alya terbatas sehingga tidak bisa melakukan semua kegiatan.

• Biaya peluang dari latihan basket adalah manfaat belajar dan uang dari membantu orang tua.

• Jika Alya pandai mengatur waktu, tidak ada kelangkaan.

• Skala prioritas Alya menunjukkan pilihan dipengaruhi minat dan kebutuhan.

• Kelangkaan hanya terjadi pada barang, bukan waktu.

SMA Cendekia mendapat bantuan dana dari pemerintah. Ada empat kebutuhan mendesak:

1. Membeli komputer untuk ujian berbasis online

2. Perbaikan toilet siswa yang rusak

3. Renovasi lapangan olahraga

4. Membeli buku perpustakaan

Dana hanya cukup untuk dua pilihan. Pihak sekolah memutuskan membeli komputer dan memperbaiki toilet.

Pertanyaan:
Apa analisis yang paling tepat terkait keputusan sekolah? Jawaban Lebih dari satu

• Keputusan mencerminkan prinsip kelangkaan karena sumber daya terbatas.

• Biaya peluang dari keputusan tersebut adalah hilangnya manfaat dari lapangan olahraga dan buku perpustakaan.

• Keputusan menunjukkan skala prioritas karena komputer dan toilet mendukung kegiatan pokok siswa.

• Tidak ada biaya peluang karena kebutuhan sekolah semuanya penting.

• Keputusan sekolah tidak mencerminkan prinsip ekonomi karena masih ada dana sisa.

Di sebuah kota, harga minuman kopi kekinian naik dari Rp20.000 menjadi Rp35.000 per gelas akibat biaya bahan baku meningkat. Meskipun harga naik, jumlah pembeli tetap tinggi karena kopi tersebut menjadi tren di kalangan remaja dan pekerja muda.

Pertanyaan:
Bagaimana fenomena ini dijelaskan menurut hukum permintaan? Jawaban Lebih dari satu

• Bertentangan dengan hukum permintaan karena jumlah yang diminta tidak berkurang meski harga naik.

• Sesuai hukum permintaan karena permintaan turun saat harga naik.

• Dipengaruhi faktor non-harga, yaitu tren dan gaya hidup.

• Jumlah permintaan meningkat karena harga naik.

• Menunjukkan bahwa hukum permintaan hanya berlaku pada barang-barang pokok.

Pada tahun 2024, harga beras premium naik dari Rp12.000/kg menjadi Rp16.000/kg akibat gagal panen di beberapa daerah. Pemerintah mengeluarkan kebijakan operasi pasar, tetapi harga tetap tinggi. Menariknya, data Badan Pangan Nasional menunjukkan bahwa jumlah beras premium yang terjual tidak berkurang signifikan. Sebaliknya, jumlah pembelian masyarakat kelas menengah justru meningkat karena mereka menganggap kualitas beras premium lebih baik daripada beras medium.

Pertanyaan:
Fenomena ini menunjukkan bahwa …. Jawaban lebih dari satu

• Permintaan beras premium mengikuti hukum permintaan secara normal.

• Permintaan beras premium bersifat inelastis karena dianggap kebutuhan pokok.

• Penyimpangan hukum permintaan karena jumlah permintaan tidak berkurang meski harga naik.

• Faktor non-harga (kualitas dan preferensi) memengaruhi pola permintaan masyarakat.

• Beras premium termasuk barang inferior yang permintaannya turun saat pendapatan meningkat.

Pasar tradisional “Sejahtera” terkenal menjual cabai merah keriting yang menjadi kebutuhan utama masyarakat setempat. Pada awal bulan, harga cabai stabil di Rp40.000/kg dengan jumlah barang yang terjual 1.000 kg per minggu. Namun, dalam dua minggu terakhir terjadi perubahan situasi:

1. Pemerintah mengumumkan adanya gagal panen di beberapa sentra produksi akibat cuaca ekstrem, sehingga jumlah pasokan cabai yang masuk ke pasar berkurang hingga 30%.

2. Di sisi lain, tren kuliner pedas yang sedang viral di media sosial membuat konsumsi cabai meningkat. Banyak rumah makan dan UMKM kuliner ikut menambah permintaan.

3. Untuk menstabilkan harga, pemerintah merencanakan operasi pasar dengan menyediakan cabai impor lebih murah. Namun, pedagang khawatir kualitas cabai impor kurang disukai pembeli.

Berdasarkan kondisi tersebut, apa prediksi dampak utama yang paling mungkin terjadi terhadap harga dan jumlah cabai yang diperjualbelikan di pasar tradisional dalam jangka pendek sebelum operasi pasar dilakukan?

• Harga cabai naik karena permintaan meningkat dan penawaran menurun, sementara jumlah cabai yang terjual cenderung berkurang.

• Harga cabai turun karena masyarakat beralih pada bahan pengganti, sementara jumlah cabai yang terjual stabil.

• Harga cabai tetap stabil karena kenaikan permintaan dan penurunan penawaran saling meniadakan, jumlah barang tidak berubah.

• Harga cabai naik drastis dan jumlah cabai yang terjual justru meningkat karena pedagang menimbun stok.

• Harga cabai turun karena operasi pasar segera berlangsung, jumlah barang yang terjual melonjak tajam.

Di sebuah desa bernama Sumber Rejeki, mayoritas warganya bekerja sebagai petani. Setelah panen raya padi, pendapatan masyarakat meningkat. Kondisi ini menimbulkan berbagai perubahan:

1. 1. Sebagian keluarga memperbaiki rumah mereka yang sudah lama rusak.

2. 2. Banyak remaja membeli telepon pintar baru untuk menunjang aktivitas belajar dan hiburan.

3. 3. Sebagian besar orang tua berusaha menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi agar memiliki masa depan lebih baik.

4. 4. Ada pula kelompok masyarakat yang membeli perhiasan emas sebagai simbol status sosial sekaligus tabungan.

5. 5. Pemerintah desa mengajak masyarakat menyisihkan dana untuk perbaikan jalan desa agar distribusi hasil panen lebih lancar.

Berdasarkan kasus di atas, manakah analisis yang paling tepat mengenai prioritas kebutuhan masyarakat Desa Sumber Rejeki?

• Memperbaiki rumah termasuk kebutuhan sekunder, sehingga tidak perlu didahulukan dibanding membeli telepon pintar.

• Pendidikan anak adalah kebutuhan tersier, karena hanya dilakukan jika kebutuhan lain sudah terpenuhi.

• Perhiasan emas lebih penting dibanding perbaikan jalan karena bisa menjadi simpanan masa depan.

• Perbaikan rumah dan pendidikan anak termasuk kebutuhan pokok yang harus diprioritaskan sebelum kebutuhan sekunder dan tersier.

• Semua kebutuhan memiliki prioritas yang sama, sehingga masyarakat bebas memilih sesuai keinginan tanpa mempertimbangkan manfaat jangka panjang.

Pak Eko adalah seorang pengusaha yang memiliki sebuah pabrik. Setiap hari, pabriknya bisa memproduksi keripik kentang atau keripik singkong. Jika pabriknya memproduksi keripik kentang, ia bisa menjual 1.000 bungkus dengan keuntungan Rp2.000 per bungkus. Jika ia memproduksi keripik singkong, ia bisa menjual 1.200 bungkus dengan keuntungan Rp1.500 per bungkus. Pak Eko memutuskan untuk memproduksi keripik kentang. Berdasarkan kasus ini, manakah pernyataan yang paling tepat mengenai biaya peluang yang dihadapi Pak Eko?

• Biaya peluang Pak Eko adalah uang yang ia habiskan untuk membeli bahan baku keripik kentang.

• Biaya peluangnya adalah keuntungan yang ia dapatkan dari penjualan keripik kentang, yaitu Rp2.000.000.

• Biaya peluangnya adalah keuntungan yang ia korbankan dari tidak memproduksi keripik singkong, yaitu Rp1.800.000.

• Biaya peluangnya adalah total keuntungan dari kedua jenis keripik, yaitu Rp3.800.000.

• Biaya peluangnya tidak ada, karena ia memilih pilihan yang paling menguntungkan.

Diketahui fungsi penawaran suatu barang adalah Qs = -20 + 5P. Pernyataan berikut yang benar adalah… jawaban benar lebih dari satu

• Jika harga barang adalah Rp10, kuantitas penawaran adalah 30 unit.

• Kurva penawaran memiliki kemiringan (slope) positif.

• Jika harga barang adalah Rp0, kuantitas penawaran adalah -20 unit (tidak mungkin).

• Semakin tinggi harga, semakin rendah kuantitas penawaran.

• Perubahan teknologi tidak akan memengaruhi fungsi penawaran ini.