Test Literasi

Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Internet, smartphone, dan media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Di satu sisi, teknologi ini memudahkan akses informasi, komunikasi, dan kolaborasi. Kita dapat terhubung dengan orang di seluruh dunia, belajar hal baru secara online, dan mengakses berbagai layanan dengan mudah. E-commerce berkembang pesat, membuka peluang bisnis baru dan mempermudah transaksi. Namun, di sisi lain, teknologi digital juga menimbulkan berbagai tantangan. Penyebaran informasi hoaks dan ujaran kebencian di media sosial menjadi masalah serius yang mengancam stabilitas sosial. Kecanduan gadget dan dampak negatifnya terhadap kesehatan fisik dan mental juga menjadi perhatian. Privasi data pengguna menjadi isu krusial yang perlu diatasi. Perkembangan kecerdasan buatan (AI) menimbulkan kekhawatiran akan penggantian tenaga kerja manusia dan potensi penyalahgunaan teknologi. Di tengah perkembangan yang pesat ini, penting untuk mengembangkan literasi digital dan etika digital yang kuat agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab. Hal ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk menciptakan lingkungan digital yang aman, inklusif, dan berkelanjutan.

Berdasarkan wacana di atas, apa kesimpulan utama yang dapat ditarik mengenai dampak perkembangan teknologi digital terhadap kehidupan manusia?

• Teknologi digital hanya memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia.

• Teknologi digital telah membawa perubahan yang sepenuhnya negatif bagi kehidupan manusia.

• Teknologi digital telah membawa perubahan besar, baik positif maupun negatif, yang membutuhkan pengelolaan yang bijak dan bertanggung jawab.

• Teknologi digital tidak berpengaruh signifikan terhadap kehidupan manusia.

• Teknologi digital hanya bermanfaat bagi kalangan tertentu saja.

Potret kehidupan masyarakat Indonesia masa kini begitu kompleks dan dinamis. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat telah melahirkan era digital yang tak terhindarkan. Di satu sisi, teknologi ini membawa kemudahan akses informasi dan memperluas jaringan sosial. Kita dapat berkomunikasi dengan orang di seluruh dunia secara instan, mendapatkan informasi terkini dalam sekejap, dan mengakses berbagai sumber belajar tanpa batas ruang dan waktu. Namun, di sisi lain, perkembangan pesat ini juga menimbulkan tantangan baru, seperti penyebaran informasi hoaks yang mudah terjadi, maraknya ujaran kebencian di media sosial, dan kecenderungan individualisme yang mengikis nilai-nilai sosial kemasyarakatan. Generasi muda, sebagai pengguna teknologi yang paling aktif, rentan terhadap dampak negatif tersebut. Mereka perlu dilatih untuk berpikir kritis, bijak dalam memanfaatkan teknologi, dan tetap menjaga nilai-nilai luhur budaya bangsa. Pendidikan karakter dan literasi digital menjadi kunci penting dalam menghadapi tantangan era digital ini. Peran keluarga dan sekolah dalam menanamkan nilai-nilai tersebut sangat krusial. Selain itu, pemerintah juga perlu membuat regulasi yang tepat dan efektif untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif teknologi.

Berdasarkan wacana di atas, tantangan utama yang dihadapi masyarakat Indonesia di era digital adalah…

• Ketergantungan masyarakat pada teknologi.

• Kurangnya sumber belajar di daerah terpencil.

• Perkembangan teknologi yang terlalu cepat.

• Penyebaran informasi hoaks, ujaran kebencian, dan individualisme.

• Kemudahan akses informasi yang berlebihan.

Di sebuah kerajaan kecil bernama Karnazil, hiduplah seorang putri bernama Kokom Sutarsih. Kokom bukan putri biasa, ia memiliki kemampuan unik untuk berkomunikasi dengan hewan. Suatu hari, seekor burung gagak tua datang kepadanya dengan kabar buruk. Hutan Ajaib, sumber kehidupan Karnazil, sedang sekarat. Pohon-pohon layu, sungai mengering, dan hewan-hewan kehilangan tempat tinggal. Sang gagak berkata bahwa hanya dengan menemukan 'Bunga Emas' yang konon tersembunyi di Puncak Gunung Aurora, kerajaan dapat diselamatkan.

Kokom, dengan keberanian yang membara, memulai petualangannya. Perjalanan panjang dan penuh tantangan menantinya. Ia harus melewati hutan gelap yang dihuni serigala lapar, menyeberangi sungai deras yang dijaga buaya raksasa, dan mendaki gunung yang curam dan berbatu. Sepanjang perjalanan, Kokom dibantu oleh teman-teman hewannya: seekor beruang perkasa, seekor rubah cerdik, dan seekor elang yang gagah berani. Mereka membantunya mengatasi rintangan dan memberikan petunjuk untuk menemukan Bunga Emas.

Setelah melalui berbagai cobaan, Kokom akhirnya sampai di Puncak Gunung Aurora. Di sana, ia menemukan Bunga Emas yang memancarkan cahaya keemasan yang luar biasa. Bunga itu begitu indah dan mempesona. Dengan hati gembira, Kokom membawa Bunga Emas kembali ke kerajaan. Begitu Bunga Emas diletakkan di tengah alun-alun kerajaan, keajaiban pun terjadi. Hutan Ajaib kembali pulih, sungai mengalir deras, dan hewan-hewan kembali hidup gembira.

Kerajaan Karnazil diselamatkan berkat keberanian dan kebaikan hati Putri Kokom. Kisah Kokom menjadi legenda yang dikisahkan turun-temurun, mengingatkan generasi mendatang tentang pentingnya keberanian, persahabatan, dan pelestarian alam.

Pertanyaan: Apa yang menyebabkan Hutan Ajaib di kerajaan Karnazil sekarat?

• Serangan dari kerajaan lain

• Amukan binatang buas

• Kutukan dari penyihir jahat

• Serangan monster

• Tidak dijelaskan dalam cerita

Pak Karto, seorang lelaki tua renta dengan tubuh yang membungkuk, masih setia dengan profesinya sebagai tukang becak. Setiap hari, ia mengayuh becaknya menyusuri jalanan kota yang ramai. Wajahnya yang keriput menyimpan sejuta cerita, mata cekungnya seakan menyimpan beban hidup yang tak terkira. Meski usia senjanya telah tiba, semangatnya tak pernah padam. Ia tetap berjuang mencari nafkah untuk menghidupi dirinya dan cucunya, Rina, yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Rina adalah satu-satunya keluarga yang masih tersisa setelah istrinya meninggal beberapa tahun lalu.

Suatu hari, hujan deras mengguyur kota. Pak Karto yang sedang menunggu penumpang di bawah pohon rindang, terpaksa berteduh. Hujan semakin deras, dan Pak Karto merasa kedinginan. Ia hanya mengenakan baju tipis yang sudah usang. Di tengah guyuran hujan, seorang pemuda berjas mahal lewat di depannya. Pemuda itu terlihat bergegas menuju mobil mewahnya yang terparkir di pinggir jalan. Tanpa sepatah kata pun, pemuda itu melemparkan selembar uang seratus ribu rupiah ke arah Pak Karto, lalu masuk ke dalam mobilnya dan melaju pergi.

Pak Karto tertegun. Ia menatap uang itu dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, ia bersyukur atas pemberian pemuda itu. Di sisi lain, ia merasa iba pada pemuda tersebut. Betapa sibuknya hidup pemuda itu hingga tak sempat menyapa atau menunjukkan sedikit rasa kemanusiaan. Pak Karto kemudian berdoa untuk pemuda tersebut, agar hidupnya selalu diberi kelancaran dan kebahagiaan.

Setelah hujan reda, Pak Karto kembali mengayuh becaknya. Ia masih berharap mendapatkan penumpang agar bisa membelikan Rina buku tulis dan pensil untuk sekolah. Meskipun lelah dan tubuhnya terasa sakit, semangatnya tetap menyala. Ia percaya bahwa rezeki akan selalu ada untuk mereka yang mau berusaha.

Pertanyaan: Apa tema utama dari cerita di atas?

• Kehidupan seorang pemuda kaya raya

• Kegigihan seorang tukang becak tua dalam mencari nafkah

• Perbedaan sosial ekonomi di tengah masyarakat

• Kejamnya hidup di kota besar

• Kedermawanan seorang pemuda

Di pelosok desa di Jawa Barat, tepatnya di Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya, terdapat sebuah komunitas yang masih memegang teguh tradisi dan budaya Sunda. Kampung Naga dikenal dengan sistem sosial yang unik dan kearifan lokalnya yang luar biasa. Rumah-rumah di Kampung Naga dibangun dengan arsitektur tradisional, sederhana, namun kokoh. Bahan bangunannya pun berasal dari alam sekitar, seperti bambu, kayu, dan ijuk. Mereka memiliki sistem pertanian yang berkelanjutan, memanfaatkan sumber daya alam secara bijak tanpa merusak lingkungan. Sistem irigasi tradisional mereka yang rumit dan efektif telah bertahan selama berabad-abad. Selain itu, mereka juga memiliki sistem pemerintahan adat yang masih berjalan hingga saat ini, dipimpin oleh seorang kepala adat yang disegani dan dihormati oleh seluruh warga. Kehidupan sosial masyarakat Kampung Naga sangat erat dan gotong royong menjadi nilai utama. Mereka memiliki upacara adat yang masih dilestarikan, seperti upacara Seren Taun, yang merupakan bentuk syukur atas hasil panen. Meskipun perkembangan zaman telah membawa pengaruh modernisasi, Kampung Naga tetap mampu mempertahankan keaslian budayanya. Mereka menerima perubahan, namun tetap berpegang teguh pada nilai-nilai luhur leluhur.

Pertanyaan: Berdasarkan wacana di atas, manakah pernyataan yang menjadi inti dari keunikan Kampung Naga?

• Keberhasilan mempertahankan tradisi dan kearifan lokal di tengah modernisasi.

• Sistem irigasi tradisional yang efektif.

• Upacara Seren Taun sebagai bentuk syukur.

• Arsitektur rumah tradisional yang sederhana namun kokoh.

• Sistem pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan.

Pada abad ke-8 Masehi, kekhalifahan Abbasiyah mencapai puncak kejayaannya di bawah kepemimpinan Harun ar-Rasyid. Kemajuan pesat terlihat dalam berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan, seni, dan budaya. Baitul Hikmah, pusat penerjemahan dan penelitian, didirikan di Baghdad, menarik para ilmuwan dari berbagai penjuru dunia. Mereka menerjemahkan karya-karya Yunani Kuno, Persia, dan India ke dalam bahasa Arab, memicu perkembangan ilmu kedokteran, matematika, astronomi, dan filsafat. Namun, kejayaan ini tak berlangsung lama. Perselisihan internal dan tekanan dari luar menyebabkan melemahnya kekuasaan Abbasiyah. Munculnya dinasti-dinasti baru, seperti Fatimiyah dan Turki Seljuk, menandai berakhirnya era keemasan Abbasiyah.

Pertanyaan: Manakah pernyataan berikut yang merupakan kesimpulan yang paling tepat berdasarkan wacana di atas?

• Kekhalifahan Abbasiyah runtuh karena serangan bangsa Mongol.

• Baitul Hikmah berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam.

• Harun ar-Rasyid adalah khalifah yang paling lemah dalam sejarah Islam.

• Kemajuan ilmu pengetahuan di masa Abbasiyah hanya terbatas pada bidang kedokteran.

• Dinasti Fatimiyah dan Turki Seljuk merupakan sekutu utama Kekhalifahan Abbasiyah.

Seekor ayam bernama Jago yang sangat percaya diri, suatu hari berencana untuk terbang ke bulan. Ia beralasan, "Ayam juga bisa terbang kok! Hanya saja, belum ada yang mencoba dengan serius." Ia pun mulai mempersiapkan perjalanannya. Ia mengumpulkan biji-bijian sebagai bekal, membuat topi dari daun pisang sebagai pelindung kepala dari sinar matahari (yang katanya sangat terik), dan melatih kepakan sayapnya setiap hari. Tetangganya, seekor bebek bernama Bebek Betina, hanya bisa menggeleng-geleng kepala melihat persiapan Jago. "Jago, kau tahu kan ayam tidak bisa terbang sejauh itu?" kata Bebek Betina. Jago menjawab dengan percaya diri, "Ah, itu hanya masalah kemauan! Aku akan membuktikannya!" Pada hari keberangkatan, Jago berlari sekencang-kencangnya, mengepakkan sayapnya dengan sekuat tenaga. Ia berhasil terbang... sekitar 2 meter, sebelum jatuh terduduk di tanah. Bebek Betina hanya bisa tertawa terbahak-bahak. Jago yang sedikit kesal, lalu mengambil biji-bijiannya dan memakannya. "Yah, setidaknya aku punya bekal", katanya sambil mengunyah biji-bijian.

Pertanyaan: Berdasarkan wacana di atas, apa yang dapat kita simpulkan tentang karakter Jago?

• Jago adalah ayam yang mengumpulkan biji-bijian dan berusaha terbang.

• Jago adalah ayam yang pekerja keras dan mempertimbangkan risiko.

• Jago adalah ayam yang ambisius dan percaya diri.

• Jago adalah ayam yang percaya diri dan mengumpulkan biji-bijian.

• Jago adalah ayam yang teliti dan penuh persiapan.