UTS FILSAFAT ILMU

Dalam sebuah kegiatan pembelajaran tematik di kelas rendah MI, guru menyajikan cerita fabel tentang persahabatan semut dan belalang. Setelah bercerita, guru meminta siswa untuk mengidentifikasi pesan moral yang terkandung dalam cerita tersebut dan mengaitkannya dengan perilaku sehari-hari di lingkungan sekolah. Manakah pilihan jawaban yang paling tepat menggambarkan kemampuan HOTS yang diukur dalam kegiatan ini?

• Kemampuan mengingat detail cerita dan tokoh-tokoh nya.

• Kemampuan memahami urutan peristiwa dalam cerita.

• Kemampuan menganalisis pesan moral cerita dan mengaplikasikannya dalam konteks yang berbeda.

• Kemampuan mengevaluasi kualitas bahasa yang digunakan dalam cerita.

Seorang mahasiswa PGMI mengamati dua metode pembelajaran membaca permulaan yang diterapkan oleh guru di dua sekolah yang berbeda. Sekolah A menggunakan metode sintetik (per suku kata), sementara Sekolah B menggunakan metode analitik (per kata). Setelah melakukan observasi dan kajian literatur, mahasiswa tersebut diminta untuk merumuskan argumen yang mendukung efektivitas salah satu metode berdasarkan karakteristik siswa kelas rendah dan prinsip-prinsip perkembangan bahasa. Argumen manakah yang menunjukkan kemampuan berpikir HOTS?

• Menyebutkan langkah-langkah pelaksanaan kedua metode pembelajaran.

• Membandingkan jumlah siswa yang lancar membaca di kedua sekolah.

• Menganalisis kelebihan dan kekurangan masing-masing metode serta menyintesiskannya dengan teori perkembangan bahasa untuk memberikan rekomendasi metode yang lebih efektif.

• Menyimpulkan bahwa metode yang digunakan oleh guru senior pasti lebih efektif.

Dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam, mahasiswa PGMI mempelajari tentang konsep toleransi dalam Islam. Diberikan sebuah studi kasus tentang perbedaan pendapat antar siswa dalam kelompok diskusi mengenai interpretasi suatu ayat Al-Qur'an. Sebagai calon guru, tindakan manakah yang paling tepat mencerminkan kemampuan HOTS dalam memfasilitasi diskusi yang konstruktif dan menanamkan nilai toleransi?

• Membiarkan siswa berdebat tanpa memberikan arahan agar mereka belajar mandiri.

• Menyatakan bahwa salah satu interpretasi pasti benar dan yang lain salah.

• Mendorong siswa untuk mengemukakan argumen berdasarkan dalil dan logika, menghargai perbedaan pendapat, serta mencari titik temu yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam yang rahmatan lil alamin.

• Menghentikan diskusi jika terjadi perbedaan pendapat yang tajam untuk menghindari konflik.

Seorang guru MI kelas IV memberikan tugas proyek kepada siswa untuk membuat model sederhana sistem pernapasan manusia. Dua kelompok siswa membuat model yang berbeda. Kelompok pertama menggunakan balon sebagai paru-paru dan sedotan sebagai trakea, sementara kelompok kedua menggunakan botol plastik yang dimodifikasi dengan balon dan karet sebagai representasi diafragma. Sebagai mahasiswa PGMI yang sedang melakukan praktik mengajar, bagaimana Anda mengevaluasi kedua model tersebut berdasarkan kriteria representasi konsep ilmiah dan kreativitas?

• Memberikan nilai yang sama karena kedua kelompok berhasil membuat model.

• Memberikan nilai lebih tinggi kepada kelompok yang menggunakan bahan lebih mahal.

• Menganalisis kelebihan dan kekurangan masing-masing model dalam merepresentasikan fungsi organ pernapasan dan menilai tingkat kreativitas dalam pemanfaatan bahan serta mekanisme kerjanya.

• Menyalahkan salah satu model karena dianggap tidak sesuai dengan buku pelajaran.

Contoh kegiatan manakah yang paling menunjukkan kemampuan guru dalam merancang pembelajaran HOTS yang kontekstual?

• Memberikan tugas siswa untuk menghafal nama-nama ikan dan tumbuhan laut.

• Meminta siswa untuk membuat poster tentang bahaya sampah plastik di laut.

• Mengajak siswa melakukan observasi langsung ke pantai untuk mengidentifikasi masalah pencemaran, berdiskusi tentang dampaknya terhadap ekosistem, dan merancang solusi sederhana yang dapat mereka lakukan di lingkungan sekitar.

• Menayangkan video dokumenter tentang kehidupan bawah laut.

Faktor utama yang mendorong pergeseran ini adalah...

• Penemuan teknologi baru yang mempermudah observasi alam.

• Kebutuhan praktis masyarakat untuk memecahkan masalah sehari-hari.

• Munculnya individu-individu dengan kemampuan berpikir kritis dan keingintahuan intelektual yang tinggi.

• Adanya dukungan penuh dari penguasa terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

Kontribusi terbesar Aristoteles terhadap perkembangan filsafat ilmu terletak pada...

• Konsep atom sebagai penyusun utama materi.

• Pengembangan metode dialektika untuk mencapai kebenaran.

• Sistem klasifikasi pengetahuan yang komprehensif dan peletakan dasar logika formal.

• Pandangan geosentris yang mendominasi pemikiran ilmiah selama berabad-abad.

Mengapa periode Abad Pertengahan di Eropa seringkali dianggap sebagai "masa kegelapan" dalam konteks perkembangan ilmu pengetahuan, meskipun terdapat juga kontribusi dari para cendekiawan Muslim?

• Karena tidak ada satupun penemuan ilmiah yang signifikan pada periode tersebut.

• Karena dominasi gereja membatasi penyelidikan rasional dan kebebasan berpikir, meskipun di dunia Islam ilmu pengetahuan berkembang pesat.

• Karena bangsa Eropa terlalu fokus pada peperangan dan politik internal.

• Karena seluruh naskah-naskah ilmu pengetahuan Yunani Kuno hilang dan tidak dapat diakses.

Renaisans dan Revolusi Ilmiah menjadi titik balik penting dalam sejarah filsafat ilmu karena...

• Keduanya terjadi secara bersamaan dan dipicu oleh penemuan mesin cetak.

• Renaisans membangkitkan kembali minat pada pemikiran klasik Yunani dan Romawi, sementara Revolusi Ilmiah mengembangkan metode ilmiah yang sistematis berdasarkan observasi dan eksperimen.

• Keduanya berhasil menghapus seluruh pengaruh agama dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

• Renaisans fokus pada seni dan budaya, sementara Revolusi Ilmiah sepenuhnya membahas tentang perubahan politik.

Perbedaan mendasar antara positivisme logis dan falsifikasionisme terletak pada...

• Pandangan tentang pentingnya observasi dalam pengujian teori ilmiah.

• Kriteria verifikasi (pembuktian) versus falsifikasi (penyalahan) sebagai cara untuk membedakan antara ilmu dan bukan ilmu.

• Keyakinan terhadap objektivitas mutlak dalam penelitian ilmiah.

• Penggunaan logika matematika dalam perumusan teori ilmiah.