UTS Akhlak-Tasawuf

Bu Aminah, seorang guru kelas 3 MI, mendapati seorang siswanya, Roni, berbohong kepada temannya mengenai nilai ulangannya. Jika Bu Aminah hanya berfokus pada aturan sekolah yang melarang berbohong (moral) dan norma kesopanan (etika), pendekatan manakah yang paling mungkin mencerminkan pemahaman akhlaq dalam menangani situasi ini?

• Menghukum Roni sesuai peraturan sekolah agar siswa lain tidak mencontoh.

• Menasihati Roni tentang pentingnya kejujuran sesuai dengan norma masyarakat.

• Mengajak Roni merenungkan perbuatannya dari sudut pandang nilai-nilai agama tentang kejujuran di hadapan Allah dan sesama, serta dampaknya bagi dirinya dan orang lain.

• Memanggil orang tua Roni untuk memberitahukan perilaku anaknya.

Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam berbagai mata pelajaran. Seorang guru berencana mengajarkan konsep berbagi dalam mata pelajaran Matematika melalui soal cerita tentang pembagian makanan kepada teman. Tindakan guru ini secara paling tepat menggambarkan implementasi ruang lingkup akhlak dalam dimensi:

• Hubungan manusia dengan Allah SWT melalui rasa syukur atas rezeki.

• Hubungan manusia dengan diri sendiri dalam melatih sifat dermawan.

• Hubungan manusia dengan sesama melalui praktik saling membantu dan peduli.

• Hubungan manusia dengan alam semesta dengan mengajarkan pengelolaan sumber daya.

Tujuan mempelajari akhlak dalam Islam tidak hanya membentuk individu yang saleh secara ritual, tetapi juga memiliki kontribusi positif bagi masyarakat. Bayangkan seorang lulusan PGMI yang menjadi guru di daerah terpencil dengan tingkat kepedulian sosial yang rendah. Bagaimana pemahaman mendalam tentang tujuan mempelajari akhlak dapat paling efektif membantunya dalam mengubah kondisi sosial tersebut melalui perannya sebagai pendidik?

• Fokus mengajarkan materi agama secara ketat agar siswa menjadi taat beribadah.

• Memberikan contoh perilaku terpuji dan menasihati masyarakat tentang pentingnya gotong royong.

• Mengintegrasikan nilai-nilai kepedulian sosial dalam pembelajaran dan menginisiasi kegiatan sosial yang melibatkan siswa dan masyarakat.

• Melaporkan kondisi sosial yang buruk kepada pihak berwenang agar mendapatkan bantuan.

Seorang mahasiswa PGMI berpendapat bahwa manfaat utama mempelajari akhlak adalah untuk mendapatkan pahala di akhirat. Meskipun pandangan ini benar, manfaat mempelajari akhlak bagi seorang calon guru MI dalam konteks tugasnya sehari-hari yang paling signifikan adalah:

• Meningkatkan pemahaman tentang hukum-hukum agama yang berkaitan dengan perilaku.

• Membekali diri dengan pedoman moral yang kuat dalam menghadapi dilema pendidikan.

• Memudahkan dalam menyampaikan materi pelajaran agama kepada siswa.

• Mendapatkan pengakuan dan pujian dari rekan kerja dan atasan.

Di era digital ini, siswa MI terpapar pada berbagai informasi dan nilai dari berbagai sumber, termasuk media sosial. Seorang guru PGMI menyadari bahwa beberapa konten yang diakses siswa tidak sesuai dengan nilai-nilai akhlak Islami. Strategi pengajaran manakah yang paling efektif untuk membekali siswa dengan kemampuan menyaring informasi dan menginternalisasi nilai-nilai akhlak di tengah tantangan ini?

• Melarang siswa menggunakan gawai di sekolah dan di rumah.

• Memberikan daftar situs web dan aplikasi yang dianggap aman dan sesuai dengan nilai Islam.

• Mengajarkan siswa untuk berpikir kritis, menganalisis dampak dari berbagai informasi berdasarkan prinsip-prinsip akhlak, dan mengembangkan kesadaran diri dalam memilih konten.

Sikap Farhan ini secara primer mencerminkan implementasi dari akhlak terpuji berupa:

• Syaja'ah (keberanian) dalam menyampaikan kebenaran.

• Hikmah (kebijaksanaan) dalam berpendapat.

• Tawadhu' (kerendahan hati) dalam menerima perbedaan.

• Husnuzhan (berprasangka baik) terhadap orang lain.

Tindakan guru ini menunjukkan upaya menghindari akhlak tercela berupa:

• Ghadhab (marah) yang tidak terkontrol.

• Hasad (dengki) terhadap keberhasilan siswa lain.

• Gibah (menggunjing) siswa di belakangnya.

• Takabbur (sombong) dengan merasa paling benar.

Sikap siswa ini secara jelas menunjukkan manifestasi dari akhlak tercela berupa:

• Kizb (berbohong) tentang kemampuannya.

• Ujub (kagum pada diri sendiri secara berlebihan) yang berujung pada merendahkan orang lain.

• Namimah (adu domba) antar teman.

• Bakhil (kikir) dalam berbagi ilmu.

Tindakan siswa ini merupakan contoh konkret dari akhlak terpuji:

• Istiqamah (konsisten) dalam beribadah.

• Ikhlas (melakukan sesuatu semata-mata karena Allah).

• Ta'awun (tolong-menolong) dalam kebaikan.

• Qana'ah (merasa cukup dengan apa yang dimiliki).

Tindakan reflektif yang paling tepat adalah:

• Berusaha lebih keras belajar agar nilainya juga meningkat.

• Mencari tahu kekurangan teman-temannya agar merasa lebih baik.

• Mengingatkan diri bahwa setiap orang memiliki rezeki dan kemampuan yang berbeda dari Allah SWT (qana'ah).

• Berprasangka buruk (su'uzhan) bahwa teman-temannya pasti melakukan kecurangan.