UH Prosa--Bahasa Indonesia TL-XI 1

UH Prosa--Bahasa Indonesia TL-XI 1

11th Grade

33 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

LATIHAN PAS BAHASA INDONESIA KELAS XI 19/20

LATIHAN PAS BAHASA INDONESIA KELAS XI 19/20

11th Grade

30 Qs

Persiapan UJian XI

Persiapan UJian XI

9th - 12th Grade

35 Qs

bahasa indonesia kelas XI revisi

bahasa indonesia kelas XI revisi

11th Grade

35 Qs

Kuisi Bahasa Indonesia KLS XI Kumer

Kuisi Bahasa Indonesia KLS XI Kumer

11th Grade

35 Qs

Quiz Untuk Kelas XI

Quiz Untuk Kelas XI

2nd Grade - University

35 Qs

Latihan Teks Cerpen Kelas XI TPTU 2

Latihan Teks Cerpen Kelas XI TPTU 2

11th Grade

36 Qs

CERPEN 1

CERPEN 1

11th Grade

30 Qs

Teks Cerpen

Teks Cerpen

11th Grade

35 Qs

UH Prosa--Bahasa Indonesia TL-XI 1

UH Prosa--Bahasa Indonesia TL-XI 1

Assessment

Quiz

World Languages

11th Grade

Hard

Created by

Hasri Peni

Used 2+ times

FREE Resource

33 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 3 pts

Kalau begitu mengapa Syarifudin meninggal pada hari kedua, setelah dia disunat? Darah tak banyak keluar dari lukanya. Syarifudin kan juga penurut. Pendiam. Setengah bulan, hampir, ia mengurung diri karena kau mengatakan kelakuan abangnya sehari sebelum disunat itu.

Pendeskripsian watak tokoh Syarifudin diungkapkan melalui….

jalan pikiran tokoh

secara langsung

lingkungan tokoh

langsung/analitik

tata bahasa tokoh

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

5 mins • 3 pts

Bacalah penggalan cerpen berikut!

            (1) “Apa kau bilang? Jodoh? Saya tidak rela kau berjodoh dengan Azrial. Akan saya carikan kau jodoh yang lebih bermartabat!”

            (2) “Apa dia salah kalau ayahnya hanya juru masak?”

            (3) “Jatuh martabat keluarga kita bila laki-laki itu jadi suamimu. Paham kau?”

            (4) “Derajat keluarga Azrial memang seumpama lurah tak berbatu, seperti sawah tak berpematang, tak ada yang bisa diandalkan.” (5)  Tetapi, tidak patut rasanya, Mangkudun memandang Azrial dengan sebelah mata. (6) Maka, dengan berat hati Azrial melupakan Renggogeni. (7) Ia hengkang dari kampung, pergi membawa luka hati.

Kalimat yang menunjukkan watak tokoh Mangkudun yang sombong terdapat pada nomor….

(1) dan (2)

(1) dan (3)

(2) dan (4)

(5) dan (6)

(6) dan (7)

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 3 pts

“Andaikan langit tiba-tiba runtuh, apakah kamu masih setia, Dae Rim?” Aku masih ingat kata-kata itu. Kata-kata itu pula yang mengantarkanku kembali ke Korea setelah hampir 5 tahun aku tinggalkan tanah air dan bekerja di pedalaman Kalimantan. Aku sangat mencintai hutan dan satwa di dalamnya. Hanya manusia yang bisa melindungi hewan dari kekejaman manusia. Ah, ‘andaikan langit runtuh’, kata-kata itu diucapkan Young-Park  saat mengunjungi Namsan pada tahun kedua pacaran kami.

Cerpen Gembok Cinta, Tengsoe Tjahjono

Latar tempat dari potongan cerpen di atas adalah….

Kota di Korea

Hutan Kalimantan

Namsan, Korea

Kota Jakarta

Langit malam

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 3 pts

Alangkah tercengangnya Haji Saleh, karena di neraka itu banyak temannya di dunia terpanggang panas, merintih kesakitan. Dan ia tambah tak mengerti lagi dengan keadaan dirinya, karena semua orang yang dilihatnya di neraka tak kurang ibadatnya dari dia sendiri. Bahkan, ada salah seorang yang telah sampai empat belas kali ke Mekah dan bergelar Syeh pula. Lalu Haji Saleh mendekati mereka, lalu bertanya kenapa mereka di neraka semuanya. Tetapi sebagaimana Haji Saleh, orang-orang itu pun tak mengerti juga.

Latar suasana dari potongan cerpen di atas adalah….

mencekam

menyenangkan

menyedihkan

menderita

syahdu

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

5 mins • 3 pts

Lelaki itu lagi. Kami saling tersenyum. Tanpa menunggu dia memesan apa, aku siapkan kebiasaannya. Dia hanya mengangguk, membayar, kemudian duduk di tempat biasanya. Kali ini ada yang ganjil. Dia tidak langsung pulang tetapi menghampiriku. “Kenalkan, namaku Taewon,” sambil memberikan buku gambar padaku. Dengan isyarat tangannya dia berharap aku membukanya. Dengan diliputi oleh aneka pertanyaan, pelan-pelan kubuka. Astaga. Sketsa wajahku dalam beberapa pose. “Itu ada 99 sketsa tentang kamu. Maaf, aku menyukaimu. Akan kugenapi 100 jika kamu menerima cintaku. Akan kubakar, jika kamu menolaknya. Kemudian lelaki itu pergi, sebelum aku sempat menjawab.

Cerpen Sketsa, Tengsoe Tjahjono

Watak tokoh Taewon dari kutipan cerpen di atas adalah….

suka memaksakan kehendak

berterus terang mengakui perasaan

pasrah tidak mau berupaya

takut mencintai seseorang

ramah dan suka tersenyum

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

3 mins • 3 pts

Cermati kutipan cerpen berikut!

        Teman-teman Fajar tiba-tiba bersorak gembira. Namun, tidak jauh dari mereka terlihat Daffa yang terkulai lemas karena layang-layangnya putus. Padahal, Daffa sudah menggunakan berbagai strategi untuk memenangkan permainan layang-layangnya melawan Fajar, tetapi kali ini ia tidak berhasil. Tidak lama senja pun tiba. Ketika terdengar adzan, anak-anak membubarkan diri untuk pergi ke masjid. Berita kemenangan Fajar atas Daffa semakin menambah keyakinan anak-anak desa itu bahwa layang-layang milik Fajar memang sakti.

Konflik pada kutipan tersebut adalah….

Fajar kaget mendengar teman-temannya bersorak gembira.

Daffa tidak berhasil mengalahkan Fajar dalam bermain layangan.

Daffa menggunkan strategi untuk mengalahkan Fajar.

Anak-anak membubarkan diri karena mendengar adzan.

Anak-anak semakin yakin akan kesaktian layang-layang fajar.

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

5 mins • 3 pts

Bacalah kutipan cerpen berikut!

           “Oo, kau marah, Pak Tua? Ah, sudah tua suka marah-marah!”

           “Huss! Apakah kau anggap aku ini pak tuamu?”

           “Trus Kangmas mengapa marah-marah?

           “Aku bukan kangmasmu!” bentak kakek-kakek itu lagi.

           “Oo, iya! Tentunya aku harus memanggilmu mbah, ya! Aku lupa, sungguh. Tapi sebetulnya awal tadi telah aku ingatkan jika aku bersalah. Siapa bersalah wajib mengingatkan. Jika tidak demikian? Coba gambarkan, betapa banyak kesalahan yang akan kuperbuat selanjutnya.”

            Kakek itu tertunduk. Wajahnya berubah terang. Lalu bicaramu? Aku sudah tampak sangat tua?”

           “Mengapa?”

           “Pantas kau panggil mbah?”

           “Hi-hi-hi! Pertanyaanmu itu! Kau sekarang kentara sekali merasa sedih! Mengapa? Apakah karena umurmu yang lanjut, apa karena tidak tahu bahwa kau sudah tua?”

           “Jangan bersenda gurau, Kenes, aku betul-betul bertanya!

Tikungan di Dekat Bendungan oleh St. Ismariasita

Konflik yang tergambar dalam kutipan cerpen tersebut tentang….

kecemasan tokoh kakek akan ketuaan usainya

ketidakcocokan penggunaan kata sapaan dengan realitas

tokoh Kenes menentukan usia seseorang, sudah tua ataukah masih muda

kakek dan Kenes memerebutkan sapaan mbah dan mas

panggilan yang disampaikan kepada kakek dengan kata mbah atau mas

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?