Kesabaran dalam Menghadapi Ujian

Kesabaran dalam Menghadapi Ujian

12th Grade

9 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Bab III Menghidupkan Nurani dengan  Berpikir Kritis

Bab III Menghidupkan Nurani dengan Berpikir Kritis

KG - Professional Development

10 Qs

QS Ali Imran 159

QS Ali Imran 159

12th Grade

10 Qs

SOAL QS. ALI IMRAN AYAT 190-191

SOAL QS. ALI IMRAN AYAT 190-191

12th Grade - University

10 Qs

Iman Kepada Kitab-kitab Allah

Iman Kepada Kitab-kitab Allah

5th - 12th Grade

10 Qs

Bab III Mempertahankan Kejujuran sebagai Cermin Kepribadian

Bab III Mempertahankan Kejujuran sebagai Cermin Kepribadian

1st Grade - Professional Development

10 Qs

Iman Kepada Malaikat

Iman Kepada Malaikat

12th Grade - Professional Development

8 Qs

Evaluasi Berfikir Kritis

Evaluasi Berfikir Kritis

12th Grade

10 Qs

Ihsan

Ihsan

12th Grade

10 Qs

Kesabaran dalam Menghadapi Ujian

Kesabaran dalam Menghadapi Ujian

Assessment

Quiz

Religious Studies

12th Grade

Easy

Created by

Nofri zaldi

Used 4+ times

FREE Resource

9 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Allah SWT berfirman dalam QS. Ali 'Imran [3]: 186:

وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَمِنَ ٱلَّذِينَ أَشْرَكُوٓا۟ أَذًۭى كَثِيرًۭا

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa dalam hidup, seorang muslim pasti akan menghadapi gangguan, ejekan, dan fitnah dari orang-orang yang tidak menyukai Islam. Namun, Allah menegaskan bahwa kesabaran dan ketakwaan akan membawa kemenangan sejati.

Ilustrasi:
Rania adalah seorang mahasiswi berhijab yang aktif dalam kegiatan sosial. Di kampusnya, beberapa teman non-muslim sering kali mengolok-oloknya karena penampilannya. Rania merasa terganggu, tetapi ia tetap berbuat baik kepada mereka dan tidak membalas dengan kebencian.

�� Soal:
Apa hikmah yang bisa diambil dari sikap Rania dalam menghadapi ujian sebagaimana disebutkan dalam QS. Ali 'Imran [3]: 186?

Sabar dan bertakwa adalah kunci utama dalam menghadapi penghinaan dan gangguan dari orang lain.

Lebih baik menghindari interaksi dengan mereka dan menjauh agar tidak semakin tersakiti.

Melawan dengan kata-kata yang lebih tajam agar mereka merasakan perlakuan yang sama.

Berhenti mengenakan hijab dan menyesuaikan diri dengan lingkungan agar tidak terus menjadi bahan ejekan.

Mencari kelompok yang lebih mendukung dan menyerang balik dengan dalil-dalil agama.

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Allah SWT berfirman dalam QS. Ali 'Imran [3]: 186:

وَإِن تَصْبِرُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ

Menurut tafsir Ibnu Katsir, Allah SWT menegaskan bahwa kesabaran dan ketakwaan dalam menghadapi cobaan adalah keputusan terbaik yang menunjukkan kemuliaan seseorang di sisi Allah.

Ilustrasi:
Seorang pemimpin komunitas Islam, Ustaz Malik, sering difitnah oleh kelompok yang tidak menyukainya. Namun, ia tetap bersikap baik, tidak membalas dengan kebencian, dan terus menyebarkan ilmu dengan hikmah.

�� Soal:
Berdasarkan ayat di atas, apa yang membuktikan bahwa bersabar dalam ujian adalah tanda kemuliaan seseorang?

Sabar dan takwa adalah keputusan terbaik yang menunjukkan keteguhan dan kemuliaan seseorang di sisi Allah.

Orang yang bersabar pasti akan mendapatkan kemenangan duniawi sebagai balasan dari Allah.

Seseorang yang bersabar dalam menghadapi ujian akan terbebas dari cobaan berikutnya karena Allah tidak menguji lebih dari satu kali.

Bersabar dalam ujian berarti menahan diri sepenuhnya tanpa melakukan usaha apa pun untuk memperbaiki keadaan.

Kesabaran adalah pilihan terakhir jika tidak ada jalan lain, karena dalam Islam seseorang harus membela diri terlebih dahulu.

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Allah SWT berfirman dalam QS. Ali 'Imran [3]: 186:

لَتُبْلَوُنَّ فِىٓ أَمْوَٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَمِنَ ٱلَّذِينَ أَشْرَكُوٓا۟ أَذًۭى كَثِيرًۭا ۚ وَإِن تَصْبِرُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ

Ibnu Katsir menafsirkan bahwa manusia pasti diuji dalam hal harta, jiwa, dan gangguan dari orang-orang yang membenci Islam. Ketakwaan dan kesabaran adalah cara terbaik untuk menghadapi cobaan tersebut.

Ilustrasi:

Azzam adalah seorang pengusaha yang selalu membayar zakat dan membantu fakir miskin. Namun, bisnisnya mengalami kemunduran karena fitnah yang disebarkan pesaingnya. Tidak hanya itu, keluarganya juga mengalami tekanan akibat masalah ini.

Dari ilustrasi di atas, manakah sikap yang paling mencerminkan implementasi QS. Ali 'Imran [3]: 186?

Tetap bersabar dan bertakwa sambil terus berusaha memperbaiki keadaan tanpa dendam kepada orang yang menzaliminya.

Menerima semua yang terjadi sebagai ujian dari Allah dan berhenti berusaha karena rezeki sudah ditentukan.

Mengubah prinsip bisnisnya agar lebih kompetitif, meskipun harus mengorbankan nilai-nilai kejujuran agar tidak dirugikan lagi.

Membalas fitnah yang diterima dengan mengungkap keburukan pesaingnya agar mendapatkan keadilan.

Menutup bisnisnya dan fokus pada ibadah saja agar tidak lagi menghadapi cobaan dalam dunia usaha.

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Allah SWT berfirman dalam QS. Ali 'Imran [3]: 186:

وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَمِنَ ٱلَّذِينَ أَشْرَكُوٓا۟ أَذًۭى كَثِيرًۭا

Menurut tafsir Ibnu Katsir, ayat ini menunjukkan bahwa seorang Muslim pasti akan mendengar berbagai gangguan dari orang-orang yang membenci Islam. Namun, Allah menekankan pentingnya kesabaran dan ketakwaan dalam menghadapi hal tersebut.

Ilustrasi:

Naila adalah seorang mahasiswa yang mengenakan hijab syar’i. Beberapa teman sekelasnya sering mengolok-oloknya dengan menyebutnya "terlalu kolot" dan "tidak gaul." Meskipun merasa sedih, Naila tetap mempertahankan hijabnya dan berusaha bersikap baik kepada mereka.

�� Soal:

Dari ilustrasi tersebut, sikap manakah yang paling sesuai dengan implementasi QS. Ali 'Imran [3]: 186?

Tetap berbuat baik kepada mereka dan menunjukkan akhlak yang mulia sebagai bentuk kesabaran dan ketakwaan.

Menghindari mereka sepenuhnya agar tidak lagi merasa sakit hati dengan perkataan mereka.

Menjawab olok-olokan mereka dengan dalil-dalil agama agar mereka paham bahwa hijab adalah kewajiban.

Mengubah cara berpakaian agar tetap sesuai syariat tetapi tidak terlalu mencolok agar tidak menjadi bahan olokan.

Membalas hinaan mereka dengan mengkritik balik gaya hidup mereka yang tidak sesuai dengan nilai Islam.

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-A’raf [7]: 56:

وَلَا تُفْسِدُوا فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا وَٱدْعُوهُ خَوْفًۭا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌۭ مِّنَ ٱلْمُحْسِنِينَ

Dalam tafsir Ibnu Katsir, ayat ini menegaskan larangan merusak alam setelah Allah memperbaikinya. Kerusakan yang dilakukan manusia dapat berupa eksploitasi sumber daya alam, pencemaran lingkungan, dan tindakan yang menghilangkan keseimbangan ekosistem.

Ilustrasi:

Di sebuah daerah yang dulunya tandus, pemerintah menjalankan program penghijauan yang sukses mengubah wilayah itu menjadi subur. Namun, setelah beberapa tahun, beberapa pihak mulai menebang pohon secara liar untuk membuka lahan bisnis dan membangun infrastruktur tanpa memperhitungkan dampaknya. Akibatnya, daerah tersebut kembali mengalami kekeringan dan tanah longsor.

�� Soal:

Dari ilustrasi tersebut, perilaku manakah yang paling bertentangan dengan pesan QS. Al-A’raf [7]: 56?

Menebang pohon secara terkendali dengan memastikan adanya program reboisasi yang berkelanjutan.

Menggunakan lahan hutan untuk pembangunan ekonomi, dengan kompensasi penghijauan di daerah lain.

Menyesuaikan eksploitasi alam dengan kebutuhan manusia agar pembangunan tetap berjalan.

Membuka lahan baru untuk permukiman karena wilayah tersebut semakin berkembang.

Mengubah hutan menjadi area produktif dengan tetap menjaga keseimbangan ekosistem semaksimal mungkin.

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-A’raf [7]: 57:

وَهُوَ ٱلَّذِى يُرْسِلُ ٱلرِّيَاحَ بُشْرًۭا بَيْنَ يَدَىْ رَحْمَتِهِۦ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَقَلَّتْ سَحَابًۭا ثِقَالًۭا سُقْنَٰهُ لِبَلَدٍۢ مَّيِّتٍۢ فَأَنزَلْنَا بِهِ ٱلْمَآءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِۦ مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ ۚ كَذَٰلِكَ نُخْرِجُ ٱلْمَوْتَىٰ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Dalam tafsir Ibnu Katsir, ayat ini menjelaskan bahwa hujan adalah rahmat dari Allah yang menghidupkan tanah yang mati. Namun, jika manusia tidak menjaga keseimbangan alam, hujan yang seharusnya membawa berkah dapat berubah menjadi bencana seperti banjir dan tanah longsor akibat tindakan manusia sendiri.

Ilustrasi:

Sebuah kota mengalami peningkatan suhu yang signifikan dan sering dilanda banjir bandang. Penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim ini disebabkan oleh penggundulan hutan besar-besaran dan peningkatan emisi karbon dari industri yang tidak terkendali.

�� Soal:

Berdasarkan ilustrasi tersebut, tindakan manakah yang paling sesuai dengan pesan QS. Al-A’raf [7]: 57?

Mengurangi emisi karbon dan menanam pohon kembali sebagai upaya menjaga keseimbangan alam.

Membuat kanal dan bendungan untuk mengalihkan banjir tanpa mengubah kebiasaan industri yang mencemari lingkungan.

Memperbanyak fasilitas pendingin ruangan agar masyarakat tetap nyaman meskipun suhu meningkat.

Membangun rumah tahan banjir dan menaikkan permukaan jalan agar dampak banjir bisa dikendalikan.

Menyediakan lebih banyak tempat penampungan banjir daripada menanggulangi penyebabnya.

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-A’raf [7]: 58:

وَٱلْبَلَدُ ٱلطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُۥ بِإِذْنِ رَبِّهِۦ ۖ وَٱلَّذِى خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًۭا ۚ كَذَٰلِكَ نُصَرِّفُ ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍۢ يَشْكُرُونَ

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini adalah perumpamaan antara tanah yang baik dan tanah yang buruk. Tanah yang subur menghasilkan tanaman yang baik, sedangkan tanah yang rusak akibat ulah manusia hanya menghasilkan tanaman yang sedikit atau tidak tumbuh sama sekali.

Ilustrasi:

Seorang petani menggunakan pupuk kimia dan pestisida dalam jumlah besar untuk meningkatkan hasil pertaniannya. Awalnya, hasil panennya melimpah, tetapi setelah beberapa tahun, tanahnya menjadi keras, tidak subur, dan tanaman tidak bisa tumbuh dengan baik.

�� Soal:

Berdasarkan ilustrasi tersebut, manakah tindakan yang paling mencerminkan implementasi QS. Al-A’raf [7]: 58?

Menggunakan metode pertanian organik untuk menjaga kesuburan tanah secara alami.

Meningkatkan penggunaan pupuk buatan agar tetap bisa mendapatkan hasil panen yang tinggi.

Mengganti lahan yang sudah rusak dengan membuka lahan baru agar tetap bisa bertani.

Menyesuaikan pola tanam dengan siklus penggunaan pupuk agar tidak langsung merusak tanah.

Mencari cara lain untuk memproduksi hasil pertanian secara lebih cepat tanpa memperhatikan dampak jangka panjang.

8.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Furqan [25]: 45-46:

أَلَمْ تَرَ إِلَىٰ رَبِّكَ كَيْفَ مَدَّ ٱلظِّلَّ وَلَوْ شَآءَ لَجَعَلَهُۥ سَاكِنًۭا ثُمَّ جَعَلْنَا ٱلشَّمْسَ عَلَيْهِ دَلِيلًۭا ۝ ثُمَّ قَبَضْنَٰهُ إِلَيْنَا قَبْضًۭا يَسِيرًۭا

"Apakah kamu tidak memperhatikan (perbuatan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan bayangan? Dan jika Dia menghendaki, niscaya Dia menjadikannya tetap. Kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atasnya, lalu Kami menariknya kepada Kami dengan tarikan yang perlahan-lahan."

Menurut tafsir Ibnu Katsir, ayat ini menunjukkan kebijaksanaan Allah dalam mengatur keteraturan alam melalui mekanisme pergerakan bayangan yang dikendalikan oleh posisi matahari dan rotasi bumi.

Ilustrasi:

Seorang astronom mengamati perubahan panjang bayangan benda di berbagai waktu dalam sehari dan menemukan bahwa pola ini selalu berulang setiap hari. Ia lalu membandingkan hasil pengamatannya dengan konsep rotasi bumi dan orbit matahari. Dari analisisnya, ia menemukan bahwa panjang bayangan suatu benda dapat menjadi indikator waktu dan posisi geografis suatu wilayah.

�� Soal:

Berdasarkan ilustrasi di atas, bagaimana seseorang dapat merespons fenomena perubahan bayangan sesuai dengan QS. Al-Furqan [25]: 45-46 dengan pendekatan ilmiah?

Meneliti keterkaitan antara pergerakan bayangan, rotasi bumi, dan sudut cahaya matahari untuk memahami sistem waktu dan kalender alami.

Menggunakan bayangan sebagai penentu waktu shalat tanpa perlu mempelajari aspek ilmiahnya lebih lanjut.

Mengabaikan fenomena perubahan bayangan karena ia terjadi secara otomatis dan tidak berpengaruh pada kehidupan manusia.

Mengaitkan pergerakan bayangan dengan tanda-tanda ghaib dan peristiwa supranatural tanpa mengaitkannya dengan hukum alam.

Meyakini bahwa perbedaan panjang bayangan adalah bentuk ujian dari Allah tanpa perlu mencari tahu alasan ilmiahnya.

9.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Furqan [25]: 48-50:

وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَرْسَلَ ٱلرِّيَٰحَ بُشْرًۭا بَيْنَ يَدَىْ رَحْمَتِهِۦ ۚ وَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۭ طَهُورًۭا ۝ لِّنُحْـِۧىَ بِهِۦ بَلْدَةًۭ مَّيْتًۭا وَنُسْقِيَهُۥ مِمَّا خَلَقْنَا أَنْعَٰمًۭا وَأَنَاسِىَّ كَثِيرًۭا ۝ وَلَقَدْ صَرَّفْنَٰهُ بَيْنَهُمْ لِيَذَّكَّرُوا۟ فَأَبَىٰ أَكْثَرُ ٱلنَّاسِ إِلَّا كُفُورًۭا

"Dan Dialah yang mengirimkan angin sebagai pembawa kabar gembira sebelum rahmat-Nya (turun), dan Kami turunkan dari langit air yang sangat bersih. Agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri yang mati dan memberi minum sebagian dari ciptaan Kami, hewan ternak dan banyak manusia. Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu di antara manusia agar mereka mengambil pelajaran, tetapi kebanyakan manusia tidak mau kecuali mengingkari (nikmat-Nya)."

Menurut tafsir Ibnu Katsir, ayat ini menggambarkan bagaimana siklus air adalah bagian dari rahmat Allah yang harus disyukuri dan dikelola dengan baik agar bermanfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk lainnya.

Ilustrasi:

Seorang peneliti lingkungan mengamati bahwa daerah yang sebelumnya hijau dan subur kini mengalami kekeringan akibat deforestasi besar-besaran. Ia menemukan bahwa kurangnya pepohonan telah mengurangi daya serap air tanah, menyebabkan berkurangnya curah hujan dan sumber air bersih. Ia kemudian mengusulkan program penghijauan kembali sebagai solusi untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem.

�� Soal:

Dari ilustrasi tersebut, bagaimana seseorang dapat merespons fenomena siklus air sesuai dengan QS. Al-Furqan [25]: 48-50 dengan budaya berpikir ilmiah?

Mengembangkan metode konservasi air dan penghijauan kembali untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem.

Menggunakan air sebanyak mungkin saat musim hujan karena air adalah rezeki yang harus dimanfaatkan secepatnya.

Menunggu solusi datang dari pemerintah tanpa melakukan tindakan nyata untuk melestarikan air.

Menganggap bahwa perubahan cuaca dan kekeringan adalah takdir yang tidak bisa diatasi oleh manusia.

Menghubungkan perubahan pola hujan dengan hal-hal mistis tanpa mempertimbangkan faktor ilmiah.