
NOVEL - MENAFSIR PANDANGAN PENGARANG TERHADAP KEHIDUPAN

Quiz
•
Education
•
12th Grade
•
Hard
siti aisyah
Used 1+ times
FREE Resource
20 questions
Show all answers
1.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
1 min • 5 pts
“Jimbron adalah seorang yang membuat kami takjub dengan tiga macam keheranan. Pertama, kami heran karena kalau mengaji, ia selalu diantar seorang pendeta. Sebetulnya beliau adalah seorang pastor karena beliau seorang Katolik, tapi kami memanggilnya Pendeta Geovany. Rupanya setelah sebatang kara seperti Arai ia menjadi anak asuh sang pendeta. Namun, pendeta berdarah Itali itu tak sedikit pun bermaksud mengonversi keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid” (SP, 61)
Interpretasi pandangan pengarang pada novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata tersebut adalah ...
Sangat setuju dengan pandangan pengarang, melalui tokoh Jimbron pengarang memberikan gambaran kehidupan religius walaupun hidup berbeda agama dan pengarang juga memberikan gambaran cerminan toleransi dan jiwa sosial melalui tokoh JImbron.
Pengarang menghadirkan tokoh Jimbron dalam novel Sang Pemimpi mencerminkan tokoh yang taat beragama dengan mengaji setiap harinya, walaupun dia hidup di lingkungan agama yang berbeda, yaitu agama Katolik. Kemudian pengarang juga menghadirkan cerminan toleransi dan jiwa sosial melalui tokoh pendeta.
Setuju dengan pandangan pengarang, sebab pengarang menciptakan tokoh Jimbron dan pendeta agar novel Sang Pemimpi menarik untuk dibaca.
Tidak setuju dengan pandangan pengarang, melalui tokoh pendeta pengarang memberikan gambaran kehidupan yang religius walaupun hidup berbeda agama.
Pengarang memunculkan tokoh pendeta dalam novel tersebut guna menunjukkan religiuitas tokoh.
2.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
1 min • 5 pts
"Dua penumpang laki-laki, saat melihat Lail dan ibunya masuk, berdiri memberikan tempat duduk, "Terima kasih". Lail dan ibunya segera duduk" (Tere Liye, Hujan)
Penggambaran nilai sosial yang terdapat dalam kutipan novel tersebut di atas adalah ...
Nilai sosial tersebut digambarkan dengan dua orang laki-laki yang memberikan tempat duduknya untuk Lail dan ibunya.
Nilai sosial tersebut dijelaskan dengan dua orang laki-laki langsung berdiri begitu melihat Lail dan ibunya.
Nilai sosial tersebut digambarkan dengan perilaku sopan santun dua penumpang laki-laki yang memberikan tempat duduknya kepada Lail dan ibunya yang baru masuk. Kemudian Lail dan ibunya mengucapkan terima kasih, yang menggambarkan bahwa Lail dan ibunya menghargai sopan santun kedua laki-laki itu.
Nilai sosial dalam novel tersebut dibuktikan dengan Lail dan ibunya mengucapkan terima kasih.
Nilai sosial dalam novel tersebut yaitu penumpang laki-laki yang baik karena memberikan tempat duduknya kepada Lail dan ibunya.
3.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
1 min • 5 pts
Tetapi tiba-tiba ia mengangkat kepala dan menatapku, “Mengapa?” ia bertanya “Anda menolak kunjungan saya?” Aku menjawab bahwa aku tidak percaya kepada Tuhan. Ia ingin tahu apakah aku yakin benar akan hal itu. Dan aku berkata bahwa aku merasa tidak perlu mempertanyakannya: kurasa itu soal yang sama tidak penting. Ia lalu melemparkan tubuhnya ke belakang pada dinding, tangannya telungkup di paha. Dengan sikap yang seakan-akan hampir tidak berbicara kepadaku, ia mengatakan bahwa kadang-kadang orang merasa yakin, tetapi pada kenyataannya tidak. Aku tidak mengatakan apa-apa. Ia memandang aku dan bertanya, “Bagaimana pendapat Anda mengenai hal itu?” Aku menjawab bahwa hal itu mungkin. Bagaimanapun juga, mungkin aku tidak merasa yakin mengenai hal yang sungguh-sungguh kuminati, tetapi aku benar-benar merasa pasti akan hal yang tidak kuminati. Dan justru yang dibicarakannya, tidak menarik perhatianku. Ia memalingkan pandangannya, tetap tanpa mengubah duduknya, bertanya kepadaku apakah aku berkata demikian karena aku merasa sangat putus asa. Aku menerangkan bahwa aku tidak berputus asa. Aku hanya mersa takut, itu wajar. “Kalau begitu, Tuhan akan membantu Anda.” Ia menerangkan, “Semua orang yang saya kenal yang berada dalam keadaan seperti Anda berpaling kepada-Nya.” Aku mengakui bahwa itu hak mereka. Itu juga membuktikan bahwa mereka mempunyai waktu. Sedangkan aku, aku tidak mau dibantu dan justru aku tidak mempunyai banyak waktu untuk tertarik pada yang tidak menarik hatiku (Orang Asing: 117-118).
Interpretasi yang sesuai terhadap kutipan novel Orang Asing karya Albert Camus adalah ...
Sepakat bahwa dalam bagian akhir (Resolusi) dari kutipan di atas, bahwa jelas menunjukan gagasan Camus tentang absurditas, mengapa? Karena dalam resolusi tersebut Camus tidak memberikan titik terang atau jawaban atas konflik yang dibangunnnya. Sedangkan, biasanya dalam resolusi, para penulis umumnya—terutama penulis aliran naturalis dan romantis—selalu memberikan pemecahan masalah dari semua peristiwa yang terjadi.
Albert Camus mungkin hanya salah satu dari sejumlah pengarang kaliber dunia yang namanya sering disebut-sebut, tetapi tidak terlalu dikenal. Mungkin lebih jauh dan lebih samar-samar dari pada Shakespeare, Hemingway, atau Franz Kafka. Namun, Albert Camus selalu mempunyai daya tariknya tersendiri bagi dunia kesusastraan.
Yang apabila kita telesuri dalam pengertian tersebut, bahwa perkembangan aliran “absurd” masih satu kutub dengan aliran eksistensialisme, yang telah memiliki sejarah yang cukup panjang, bahkan sebelum Perang Dunia I. Tokoh eksistensialis yang juga menjadi peletak dasar eksistensialisme, Kierkegaard telah menulis karya-karyanya sebelum Perang Dunia I. Para eksponennya, seperti Heidegger, Karl Jaspers, dan Sartre telah menulis juga sebelum Perang Dunia II.
Terbitnya novel pendek yang berjudul Orang asing (1942), serta kumpulan esainya Mite Sisifus— sebuah esei filosofis—Albert Camus tampil secara lebih utuh dalam kesusastraan dunia, dalam kerangka pemikirannya tentang absurd. Gagasannya tersebut, serta gaya kepenulisannya yang berbeda dari khalayak kesusastraan Prancis saat itu, mendapatkan reaksi yang cukup besar dari beberapa penulis terkemuka seperti Jean-Paul Sartre, Roland Barthes, dan Pierre Georgs Castex.
Albert Camus adalah tokoh eksistensialisme, tapi Camus tak pernah berkata bahwa “neraka adalah orang lain” seperti Jean-Paul Sartre. Camus bukanlah seorang filsuf yang gagasannya cenderung ketat dan bersistem. Kerangka pikirannya tentang “absurditas” yang menjadi paradigma Camus yang (banyak) dikatakan sebagai sebuah
4.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
1 min • 5 pts
“Jimbron adalah seorang yang membuat kami takjub dengan tiga macam keheranan. Pertama, kami heran karena kalau mengaji, ia selalu diantar seorang pendeta. Sebetulnya beliau adalah seorang pastor karena beliau seorang Katolik, tapi kami memanggilnya Pendeta Geovany. Rupanya setelah sebatang kara seperti Arai ia menjadi anak asuh sang pendeta. Namun, pendeta berdarah Itali itu tak sedikit pun bermaksud mengonversi keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid” (SP, 61)
Nilai yang terkandung dalam kutipan novel tersebut adalah ...
Nilai budaya dan sosial
Nilai moral dan sosial
Nilai agama dan budaya
Nilai budaya dan moral
Nilai agama dan sosial
5.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
1 min • 5 pts
(1) “Siapa yang terbunuh di Bale Gringsing?”
(2) “Lurah prajurit Ajar Langse,” jawab Bhayangkara Macan Liwung.
(3) Gajah Mada menarik nafas lega setelah mengetahui bukan Gajah Enggon. (4) Enggon yang terbunuh di Bale Gringsing. Akan tetapi, bahwa pembunuhan itu terjadi ditempat itu membuat Gajah Mada penasaran. (5) Apalagi yang terbunuh adalah Ajar Langse yang belum lama berpapasan dengannya.
Kata yang penulisannya tidak sesuai dengan ejaan ditunjukkan kalimat nomor….
(1) dan (4)
(2) dan (5)
(4) dan (5)
(1) dan (5)
(3) dan (4)
6.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
1 min • 5 pts
Cermati kutipan novel berikut!
Kamu harus menuruti etika keluarga. Jangan jatuh cinta pada sepupumu, Warno. Banyak wanita lain yang jatuh cinta kepadamu. Anak pak RT itu, berkali-kali menanyakan nasibmu.
Nilai yang terkandung dalam penggalan novel di atas adalah ...
Budaya
Ekonomi
Nasionalisme
Sosial
Pendidikan
7.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
1 min • 5 pts
Kala itu tahun 1309, Segenap rakyat berkumpul di alun-alun Kerajaan Majapahit. Semua berdoa, apapun warna agamanya, apakah Siwa, Buddha, maupun Hindu. Semua arah perhatian ditujukan dalam satu pandang, ke Purawaktra yang tidak dijaga terlampau ketat.
Kutipan tersebut termasuk mengandung nilai...
pendidikan
sosial
budaya moral
agama
estetis
Create a free account and access millions of resources
Similar Resources on Wayground
20 questions
Tebak Tebakan

Quiz
•
12th Grade
20 questions
Majas

Quiz
•
10th - 12th Grade
20 questions
Bahasa Indonesia

Quiz
•
12th Grade
20 questions
UH KRITIK DAN ESAI XII MIPA 1--ada yg salah, blm diedit

Quiz
•
12th Grade
15 questions
KRITIK DAN ESAI SASTRA

Quiz
•
KG - Professional Dev...
20 questions
Ulangan Harian Bahasa Indonesia

Quiz
•
12th Grade
20 questions
Teks Narasi Imajinasi Kelas 7

Quiz
•
12th Grade
19 questions
Unsur Intrinsik dan Kebahasaan Novel

Quiz
•
12th Grade
Popular Resources on Wayground
11 questions
Hallway & Bathroom Expectations

Quiz
•
6th - 8th Grade
20 questions
PBIS-HGMS

Quiz
•
6th - 8th Grade
10 questions
"LAST STOP ON MARKET STREET" Vocabulary Quiz

Quiz
•
3rd Grade
19 questions
Fractions to Decimals and Decimals to Fractions

Quiz
•
6th Grade
16 questions
Logic and Venn Diagrams

Quiz
•
12th Grade
15 questions
Compare and Order Decimals

Quiz
•
4th - 5th Grade
20 questions
Simplifying Fractions

Quiz
•
6th Grade
20 questions
Multiplication facts 1-12

Quiz
•
2nd - 3rd Grade