X-7 Mengidentifikasi Nilai-nilai dalam Hikayat

Cermati kutipan hikayat berikut!

Istri sang raja sudah meninggal ketika melahirkan anaknya yang bungsu sehingga anak sang raja diasuh oleh inang pengasuh. Putri-putri raja menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain di danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka.

Ada dua nilai yang terkandung dalam kutipan tersebut, yaitu nilai ....

• sosial dan moral

• religi dan moral

• pendidikan dan sosial

• religi dan sosial

• pendidikan dan moral

Bacalah kutipan hikayat berikut!

Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang membaca doa qunut dan sedekah kepada fakir miskin.

Nilai yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah ....

• nilai moral

• nilai pendidikan

• nilai religi

• nilai budaya

• nilai sosial

Dari beberapa kutipan hikayat berikut, manakah yang mengandung nilai budaya di dalamnya?

• Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Suian.

• Si Kembar menolak dengan mengatakan bahwa ia adalah hamba yang hina Tetapi, tuan puteri menerimanya dengan senang hati.

• Saat itu, sembilan anak raja datang. Mendengan pengumuan itu, akhirnya mereka memilih untuk pergi. Mereka malu kalau sampai niat buruknya berbohong diketahui raja dan rakyatnya.

• Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barangsiapa yang dapat membunuh Buraksa akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu.

• Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang membaca doa qunut dan sedekah kepada fakir dan miskin.

Pasangkan kutipan-kutipan hikayat berikut dengan nilai-nilai yang tepat!

• Nilai pendidikan

• Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Suian.

• Nilai sosial

• Si Kembar menolak dengan mengatakan bahwa dia adalah hamba yang hina. Tetapi, tuan puteri menerimanya dengan senang hati.

• Nilai religi

• Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang membaca doa qunut dan sedekah kepada fakir dan miskin.

• Nilai moral

• Saat itu sembilan anak raja datang. Mendengar pengumuman itu akhirnya mereka memilih untuk pergi. Mereka malu kalau sampai niat buruknya berbohong diketahui raja dan rakyatnya.

• Nilai budaya

• Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barangsiapa yang dapat membunuh Buraksa akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu.

Cermatilah kutipan hikayat berikut!

Beberapa tahun kemudian, Si Miskin dan Istri diberikan momongan seorang anak laki – laki yang bernama Marakarma yang artinya anak dalam kesukaran. Dia adalah anak semata wayang si miskin dan istri sehingga dirawat dengan penuh kasih sayang. Suatu hari, si miskin menggali tanah dan menemukan tanjau yang berisi emas yang bisa digunakan hingga ke anak cucunya. Dengan kuasa Allah, pada tempat tersebut berdiri sebuah kerajaan lengkap yang diberi nama Puspa Sari.

Manakah bukti yang menunjukkan bahwa kutipan tersebut mengandung nilai religi di dalamnya?

• Ketika si Miskin menggali tanah dan menemukan emas.

• Adanya kuasa Allah yang memberikan keajaiban kepada si Miskin, berupa berdirinya sebuah kerajaan.

• Si Miskin diberi seorang anak laki-laki yang bernama Marakarma.

• Si Miskin dan istrinya merawat anak mereka dengan penuh kasih sayang.

• Tidak ada jawaban yang benar.

Maka Sang Prabu pun sangat murka mendengar perkataan putrinya itu. Tetapi baginda dapat menahan amarahnya. Baginda berpikir, “Anakku ini masih muda, belum mengerti tentang baik dan buruk.” Maka sabdalah baginda, “Nak, janganlah kamu berkata demikian. Sebagai seorang putri, kamu harus menjaga nama baik keluarga.”

Nilai moral yang paling menonjol dalam kutipan hikayat di atas adalah....

• Kejujuran

• Keadilan

• Ketaatan

• Kesabaran

• Kasih sayang

Cocokkanlah kutipan-kutipan hikayat berikut dengan nilai-nilai moral yang paling menonjol dan tepat!

• Keadilan

• Sang pemuda itu hidup sederhana meski berasal dari keluarga kaya raya. Ia lebih suka membantu orang-orang miskin daripada menikmati harta kekayaannya.

• Ketaatan

• Si anak kecil itu selalu membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah tangga dengan hati yang tulus.

• Kesabaran

• Sang raja tidak pilih kasih dalam memimpin rakyatnya. Ia tidak membeda-bedakan kaya dan miskin dalam memberikan hukuman.

• Kesederhanaan

• Si Miskin tetap berusaha mencari mempelam meskipun sebelumnya mempelam yang ia dapatkan ditolak oleh istrinya.

• Kejujuran

• Meskipun meengetahui teman-temannya menyontek ketika ujian, dia tetap percaya pada kemampuannya untuk mengerjakan ujian tanpa menyontek.

Setelah mendapat makanan secukupnya, Awang pun berhenti makan, tetapi dua sahabatnya itu masih melanjutkan makan. Kendi dan Buyung akhirnya berhenti karena merasa kekenyangan karena tidak sanggup menghabiskan makanan yang mereka minta. Akhirnya nasi yang tidak termakan itu marah lalu menggigit tubuh Kendi.

Nilai pendidikan apa yang dapat kita ambil dari kutipan hikayat di atas.

• Makanlah sebanyak-banyaknya sampai kamu merasa puas dan kenyang.

• Makanlah bersama teman-teman agar tidak kekenyangan.

• Serakah dan tamak hanya akan membawa pada kerugian.

• Habiskan makananmu agar tidak digigit oleh nasi.

• Janganlah makan nasi agar tidak digigit.

Syahdan, maka adalah raja di dalam neheri itu telah kembali ke rahamatullah. Maka ia pun tiada beranak seorang jua pun. Maka segala menteri dan hulubalangnya dan orang-orang besar dan orang-orang membicarakan, siapa juga yang patut dijadikan raja menggantikan raja yang telah kembali ke rahmatullah itu. Maka di dalam antara menteri yang banyak itu ada seorang menteri yan tua daripada tuan hamba sekalian itu. Maka ia pun berkata, katanya: "Adapun hamba ini tua daripada tuan hamba sekalian itu. Jikalau ada gerangan bicara, mengapa segala saudaraku ini tiada hendak berkata?"

Nilai sosial yang terdapat pada kutipan tersebut adalah....

• Setiap negara memiliki seorang pemimpin yang dipilih rakyat.

• Memberi kesempatan berbicara kepada semua yang hadir dalam musyawarah.

• Kepemimpinan yang dialihkan kepada perdana menteri oleh raja yang berkuasa.

• Orang tua lebih berpengalaman daripada orang muda dalam berbagai hal.

• Bermusyawarah untuk memberi kesempatan berbicara kepada yang berwenang.

Maka di dalam antara mereka yang banyak itu ada seorang menteri yang tua daripada menteri yang banyak itu. Maka ia pun berkata, Maka segala menteri dan hulubalang itu pun tersenyum sambil berkata, "Jika sungguh tuan amba bersaudarakan hamba sekalian ini, dengan tulus dan ikhlas, hendaklah tuan hamba katakan, jika apa sekalipun." Setelah itu, maka menteri tua itu pun berkatalah, katanya, bahwasanya hamba ini mendengar, tatkala hamba kecil lagi dahulu, perkataan mahrum yang tua itu; maka sabdanya, mahrum itu, "Adapun akan negeriku ini, jikalau tiada lagi rajanya, maka hendaklah dilepaskan gajah kesaktian itu, barang siapa yang berkenan kepadanya, ia itulah raja olehmu, supaya sentosa di dalam negeri ini." Setelah didengar oleh sekalian menteri dan hulubalang itu akan kata menteri itu, maka sekaliannya pun berkenanlah di dalam hatinya kata itu.

Nilai budaya yang terkandung dalam kutipan sastra Melayu klasik tersebut adalah....

• Seorang menteri dan hulubalang raja tidak boleh menentang raja.

• Menurunkan tahta kerajaan kepada generasi garis keturunan raja.

• Kebiasaan Tuan Putri tidak boleh berbicara bila berhadapan dengan seorang raja.

• Anggapan bahwa seorang raja harus dihormati dan didengar perintahnya.

• Melakukan pemilihan raja berdasarkan adat kebiasaan zaman pendahulunya.