AKM 2024

AKM 2024

8th Grade

10 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

tempo lambat dan tempo cepat

tempo lambat dan tempo cepat

1st - 12th Grade

10 Qs

Bahasa Melayu Tahun 6 Kata Nama Am dan Khas

Bahasa Melayu Tahun 6 Kata Nama Am dan Khas

5th - 9th Grade

15 Qs

anbk mts tarbiyah

anbk mts tarbiyah

8th Grade

12 Qs

Latihan Soal ANBK 1

Latihan Soal ANBK 1

6th - 8th Grade

10 Qs

ANBK 2024

ANBK 2024

8th Grade

15 Qs

LITERASI 2024

LITERASI 2024

8th Grade

15 Qs

Kolaborasi Proyek

Kolaborasi Proyek

7th - 10th Grade

10 Qs

Soal AKM Literasi SMP

Soal AKM Literasi SMP

6th - 8th Grade

10 Qs

AKM 2024

AKM 2024

Assessment

Quiz

Other

8th Grade

Hard

Created by

HAFIDZ PRIAMBODO

Used 4+ times

FREE Resource

10 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Media Image

Kamukah Pelaku Perundungan?

Umur W 13 tahun ketika ia pergi berkemah bersama teman-temanya. Suatu ketika sebagian peserta kemah pergi trekking ke hutan, termasuk J. J diam-diam membawa perangkat video game yang sebenarnya dilarang. Saat J pergi, anak-anak lain yang tinggal di kemah bergantian memainkan video game itu. Perangkat itu akhirnya disita oleh pemimpin perkemahan. Saat J pulang, M, salah seorang teman W, menuding W sebagai orang yang memainkan video game J sehingga disita, padahal itu adalah kesalahan bersama semua anak yang ikut bermain. Anak-anak lain ikut-ikutan mengejek W. Teman-teman akrab W pun menjauhinya karena mereka takut akan menjadi target olok-olok juga. Salah seorang kakak pembina yang mengetahui hal ini bersikap sangat manis pada W, tetapi ia tak pernah menegur M karena menganggap masalah itu tidak serius. Sementara itu, kakak pembina lainnya mengetahui kejadian tersebut, tetapi sama sekali tidak berbuat apa pun dan berpura-pura sibuk dengan aktivitasnya. Setelah kejadian tersebut W berubah menjadi penyendiri dan pemurung.

Cerita perundungan di atas sering terjadi tanpa kita sadari. Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat grafik angka perundungan yang terus meningkat setiap tahun di Indonesia.

Angka ini memprihatinkan karena penelitian di Jurnal Psychiatry Molecular

menemukan bahwa aksi perundungan selain mengganggu perkembangan psikologis juga menyebabkan perubahan fisik di otak dan meningkatkan kemungkinan penyakit mental, seperti gangguan kecemasan.Yang menyedihkan, banyak anak tidak menyadari bahwa mereka turut berperan dalam perundungan. Lingkaran perundungan di bawah ini menunjukkan berbagai macam cara anak bisa terlibat atau bereaksi terhadap situasi perundungan. Setelah memahami lingkaran ini, diharapkan kita semua bisa berperan dalam mencegah perundungan.

Dalam informasi tersebut dijelaskan bahwa tidak ada satu pun yang berusaha menolong korban perundungan. Bahkan seorang kakak pembina yang lain mengetahui hal tersebut, tetapi tidak melakukan hal apa pun dan justru berpura-pura sibuk dengan aktivitasnya. Jika dikaitkan dengan infografis lingkaran perundungan, kakak pembina yang dimaksud dikategorikan ke dalam …

pengamat yang tidak peduli karena tidak merasa melakukan perundungan kepada korban.

perundung ragu-ragu karena merasa menjadi bagian pelaku perundungan tetapi tidak melakukan perundungan secara langsung.

perundung pasif karena kemungkinan juga melakukan perundungan secara tidak langsung.

pembela pasif karena meski tidak menyukai perundungan akan tetapi tidak berusaha untuk menindak tegas perundungan.

2.

MULTIPLE SELECT QUESTION

45 sec • 1 pt

Media Image

Kamukah Pelaku Perundungan?

Umur W 13 tahun ketika ia pergi berkemah bersama teman-temanya. Suatu ketika sebagian peserta kemah pergi trekking ke hutan, termasuk J. J diam-diam membawa perangkat video game yang sebenarnya dilarang. Saat J pergi, anak-anak lain yang tinggal di kemah bergantian memainkan video game itu. Perangkat itu akhirnya disita oleh pemimpin perkemahan. Saat J pulang, M, salah seorang teman W, menuding W sebagai orang yang memainkan video game J sehingga disita, padahal itu adalah kesalahan bersama semua anak yang ikut bermain. Anak-anak lain ikut-ikutan mengejek W. Teman-teman akrab W pun menjauhinya karena mereka takut akan menjadi target olok-olok juga. Salah seorang kakak pembina yang mengetahui hal ini bersikap sangat manis pada W, tetapi ia tak pernah menegur M karena menganggap masalah itu tidak serius. Sementara itu, kakak pembina lainnya mengetahui kejadian tersebut, tetapi sama sekali tidak berbuat apa pun dan berpura-pura sibuk dengan aktivitasnya. Setelah kejadian tersebut W berubah menjadi penyendiri dan pemurung.

Cerita perundungan di atas sering terjadi tanpa kita sadari. Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat grafik angka perundungan yang terus meningkat setiap tahun di Indonesia.

Angka ini memprihatinkan karena penelitian di Jurnal Psychiatry Molecular

menemukan bahwa aksi perundungan selain mengganggu perkembangan psikologis juga menyebabkan perubahan fisik di otak dan meningkatkan kemungkinan penyakit mental, seperti gangguan kecemasan.Yang menyedihkan, banyak anak tidak menyadari bahwa mereka turut berperan dalam perundungan. Lingkaran perundungan di bawah ini menunjukkan berbagai macam cara anak bisa terlibat atau bereaksi terhadap situasi perundungan. Setelah memahami lingkaran ini, diharapkan kita semua bisa berperan dalam mencegah perundungan.

Korban perundungan akan mengalami masalah psikis. Pernyataan mana saja yang sesuai dengan kalimat tersebut?

Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda centang (√)!

Jawaban benar lebih dari satu.

Korban tidak dapat mengatasi kesulitan dalam belajar di sekolah.

Korban perundungan cenderung menjadi rendah diri.

Terganggunya pertumbuhan fisik pada korban perundungan.

Korban mengalami perasaan was-was dan khawatir yang berlebihan.

3.

MATCH QUESTION

1 min • 1 pt

Media Image

Kamukah Pelaku Perundungan?

Umur W 13 tahun ketika ia pergi berkemah bersama teman-temanya. Suatu ketika sebagian peserta kemah pergi trekking ke hutan, termasuk J. J diam-diam membawa perangkat video game yang sebenarnya dilarang. Saat J pergi, anak-anak lain yang tinggal di kemah bergantian memainkan video game itu. Perangkat itu akhirnya disita oleh pemimpin perkemahan. Saat J pulang, M, salah seorang teman W, menuding W sebagai orang yang memainkan video game J sehingga disita, padahal itu adalah kesalahan bersama semua anak yang ikut bermain. Anak-anak lain ikut-ikutan mengejek W. Teman-teman akrab W pun menjauhinya karena mereka takut akan menjadi target olok-olok juga. Salah seorang kakak pembina yang mengetahui hal ini bersikap sangat manis pada W, tetapi ia tak pernah menegur M karena menganggap masalah itu tidak serius. Sementara itu, kakak pembina lainnya mengetahui kejadian tersebut, tetapi sama sekali tidak berbuat apa pun dan berpura-pura sibuk dengan aktivitasnya. Setelah kejadian tersebut W berubah menjadi penyendiri dan pemurung.

Cerita perundungan di atas sering terjadi tanpa kita sadari. Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat grafik angka perundungan yang terus meningkat setiap tahun di Indonesia.

Angka ini memprihatinkan karena penelitian di Jurnal Psychiatry Molecular

menemukan bahwa aksi perundungan selain mengganggu perkembangan psikologis juga menyebabkan perubahan fisik di otak dan meningkatkan kemungkinan penyakit mental, seperti gangguan kecemasan.Yang menyedihkan, banyak anak tidak menyadari bahwa mereka turut berperan dalam perundungan. Lingkaran perundungan di bawah ini menunjukkan berbagai macam cara anak bisa terlibat atau bereaksi terhadap situasi perundungan. Setelah memahami lingkaran ini, diharapkan kita semua bisa berperan dalam mencegah perundungan.

Bagaimana perkembangan angka perundungan yang ada di Indonesia?

Klik pilihan Benar atau Salah untuk setiap pernyataan sesuai isi teks!

Tidak Setuju

Korban perundungan tahun 2013 lebih sedikit daripada korban perundungan tahun 2016.

Setuju

Tahun 2012 korban perundungan lebih sedikit dibandingkan dengan korban perundungan tahun 2014.

Setuju

Pelaku perundungan tahun 2015 lebih banyak jika dibandingkan dengan pelaku perundungan tahun 2014.

Answer explanation

4.

OPEN ENDED QUESTION

3 mins • 1 pt

Media Image

Kamukah Pelaku Perundungan?

Umur W 13 tahun ketika ia pergi berkemah bersama teman-temanya. Suatu ketika sebagian peserta kemah pergi trekking ke hutan, termasuk J. J diam-diam membawa perangkat video game yang sebenarnya dilarang. Saat J pergi, anak-anak lain yang tinggal di kemah bergantian memainkan video game itu. Perangkat itu akhirnya disita oleh pemimpin perkemahan. Saat J pulang, M, salah seorang teman W, menuding W sebagai orang yang memainkan video game J sehingga disita, padahal itu adalah kesalahan bersama semua anak yang ikut bermain. Anak-anak lain ikut-ikutan mengejek W. Teman-teman akrab W pun menjauhinya karena mereka takut akan menjadi target olok-olok juga. Salah seorang kakak pembina yang mengetahui hal ini bersikap sangat manis pada W, tetapi ia tak pernah menegur M karena menganggap masalah itu tidak serius. Sementara itu, kakak pembina lainnya mengetahui kejadian tersebut, tetapi sama sekali tidak berbuat apa pun dan berpura-pura sibuk dengan aktivitasnya. Setelah kejadian tersebut W berubah menjadi penyendiri dan pemurung.

Cerita perundungan di atas sering terjadi tanpa kita sadari. Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat grafik angka perundungan yang terus meningkat setiap tahun di Indonesia.

Angka ini memprihatinkan karena penelitian di Jurnal Psychiatry Molecular

menemukan bahwa aksi perundungan selain mengganggu perkembangan psikologis juga menyebabkan perubahan fisik di otak dan meningkatkan kemungkinan penyakit mental, seperti gangguan kecemasan.Yang menyedihkan, banyak anak tidak menyadari bahwa mereka turut berperan dalam perundungan. Lingkaran perundungan di bawah ini menunjukkan berbagai macam cara anak bisa terlibat atau bereaksi terhadap situasi perundungan. Setelah memahami lingkaran ini, diharapkan kita semua bisa berperan dalam mencegah perundungan.

Mengapa penulis memberikan contoh peristiwa yang dialami oleh seseorang pada awal teks tersebut?

Evaluate responses using AI:

OFF

Answer explanation

penting untuk menjelaskan maksud judul (perundungan)

menjelaskan istilah perundungan bagi pembaca

pembaca mengetahui tentang masalah perundungan

dampak perundungan bagi korban

untuk memberikan gambaran tentang perundungan

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 1 pt

Media Image

Sistem Kebut Semalam, No Way!

Sepulang sekolah, Dinda berjalan ke luar kelas dengan langkah lunglai. Ia kembali teringat pengumuman yang diberikan oleh Pak Adi dalam kelas tadi, “Dua minggu lagi, kalian akan menghadapi ujian akhir semester. Persiapkan diri kalian dengan sebaiknya-baiknya. Belajar sedini mungkin, tidak perlu menunggu sampai sehari sebelum ujian untuk mempelajari materi yang ada. Sistem kebut semalam, no way!”

Dinda merasa tertohok mendengar kata-kata itu. Sistem kebut semalam. Itu yang selalu ia lakukan selama ini. Belajar kebut semalam berarti belajar hanya dalam waktu semalam dan berusaha menguasai semua materi yang akan diujikan esok harinya. Dinda sering melakukan ini karena ia menunda-nunda untuk belajar sejak jauh-jauh hari sebelumnya. Contohnya untuk ujian IPA hari ini, walaupun sudah tahu jadwalnya sejak dua minggu lalu, Dinda memilih untuk menonton TV daripada belajar. Maka tadi malam Dinda mempelajari semua materi hingga pukul 1 dini hari.

Setelah ujian, Dinda sadar bahwa cara belajar kebut semalam tidak berhasil untuknya. “Aku malah mengantuk di sekolah dan tidak bisa fokus mengingat materi yang sudah aku pelajari tadi malam. Aduh, hasil ujianku pasti jelek sekali,” sesalnya dalam hati.

Ketika baru melewati gerbang sekolah, terdengar suara seseorang memanggil namanya. “Dinda! Dinda!” Dinda pun menoleh. Ternyata Nana, teman sekelasnya. Ia berlari kecil untuk menyusul Dinda. Mereka berjalan pulang bersama, Dinda dan Nana memang bertetangga.

“Bagaimana menurutmu tentang ujian IPA tadi? Sulit, ya! Sepertinya jawabanku ada satu atau dua yang salah,” ujar Nana membuka percakapan.

Dinda terdiam sejenak sebelum menjawab dengan lirih, “Kalau jawabanku, sepertinya hanya satu atau dua yang benar.”

Nana terkejut mendengar pengakuan Dinda. “Ah, masa? Yah, sayang sekali, Dinda. Ujian IPA tadi akan mempengaruhi nilai akhir pelajaran IPA di rapor. Memangnya, kamu belum belajar sama sekali?” tanya Nana prihatin.

Mereka melewati warung Mbok Darmi ketika Dinda mulai bercerita, “Aku menunda-nunda belajar, Na. Walaupun kita punya waktu dua minggu untuk mengulang pelajaran, baru tadi malam aku belajar untuk ujian ini. Aku berusaha mempelajari materi dari tiga bab materi ujian dalam beberapa jam saja, sehingga hasilnya tidak maksimal. Tadi pagi ketika ujian, aku tidak bisa fokus sama sekali. Aku lupa apa yang aku pelajari tadi malam, dan aku pun mengantuk karena kurang tidur.”

Nana menggeleng-gelengkan kepalanya, “Dinda, menurutku kamu jangan mengulangi perilaku tersebut. Itu tidak baik untuk kesehatanmu. Aku biasa belajar 30 menit setiap sore, walaupun tidak ada PR atau ujian. Aku mengulang pelajaran dan membaca buku catatanku. Aku juga belajar di kamar tanpa ada TV, supaya aku nyaman dan bisa fokus dalam belajar. Lain kali, kita belajar bersama, yuk! Kamu boleh datang ke rumahku, kita janjian, ya!”

Tiba saatnya untuk berpisah karena mereka sudah sampai di depan rumah Nana; oleh karena itu, Dinda mengucapkan terima kasih kepada Nana sebelum melanjutkan perjalanan pulangnya. Dinda merasa bersemangat untuk belajar bersama Nana jika ada ujian berikutnya. Untuk ujian tadi pagi, nasi sudah menjadi bubur. Tidak ada lagi yang dapat Dinda lakukan untuk memperbaiki nilainya. Dinda akan menceritakan segalanya pada Ibu, dan berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mengulang cara belajar dengan sistem kebut semalam.

Siapa yang memberikan pengumuman mengenai ujian akhir semester?

Ibu

Nana

Dinda

Pak Adi

6.

OPEN ENDED QUESTION

3 mins • 1 pt

Media Image

Sistem Kebut Semalam, No Way!

Sepulang sekolah, Dinda berjalan ke luar kelas dengan langkah lunglai. Ia kembali teringat pengumuman yang diberikan oleh Pak Adi dalam kelas tadi, “Dua minggu lagi, kalian akan menghadapi ujian akhir semester. Persiapkan diri kalian dengan sebaiknya-baiknya. Belajar sedini mungkin, tidak perlu menunggu sampai sehari sebelum ujian untuk mempelajari materi yang ada. Sistem kebut semalam, no way!”

Dinda merasa tertohok mendengar kata-kata itu. Sistem kebut semalam. Itu yang selalu ia lakukan selama ini. Belajar kebut semalam berarti belajar hanya dalam waktu semalam dan berusaha menguasai semua materi yang akan diujikan esok harinya. Dinda sering melakukan ini karena ia menunda-nunda untuk belajar sejak jauh-jauh hari sebelumnya. Contohnya untuk ujian IPA hari ini, walaupun sudah tahu jadwalnya sejak dua minggu lalu, Dinda memilih untuk menonton TV daripada belajar. Maka tadi malam Dinda mempelajari semua materi hingga pukul 1 dini hari.

Setelah ujian, Dinda sadar bahwa cara belajar kebut semalam tidak berhasil untuknya. “Aku malah mengantuk di sekolah dan tidak bisa fokus mengingat materi yang sudah aku pelajari tadi malam. Aduh, hasil ujianku pasti jelek sekali,” sesalnya dalam hati.

Ketika baru melewati gerbang sekolah, terdengar suara seseorang memanggil namanya. “Dinda! Dinda!” Dinda pun menoleh. Ternyata Nana, teman sekelasnya. Ia berlari kecil untuk menyusul Dinda. Mereka berjalan pulang bersama, Dinda dan Nana memang bertetangga.

“Bagaimana menurutmu tentang ujian IPA tadi? Sulit, ya! Sepertinya jawabanku ada satu atau dua yang salah,” ujar Nana membuka percakapan.

Dinda terdiam sejenak sebelum menjawab dengan lirih, “Kalau jawabanku, sepertinya hanya satu atau dua yang benar.”

Nana terkejut mendengar pengakuan Dinda. “Ah, masa? Yah, sayang sekali, Dinda. Ujian IPA tadi akan mempengaruhi nilai akhir pelajaran IPA di rapor. Memangnya, kamu belum belajar sama sekali?” tanya Nana prihatin.

Mereka melewati warung Mbok Darmi ketika Dinda mulai bercerita, “Aku menunda-nunda belajar, Na. Walaupun kita punya waktu dua minggu untuk mengulang pelajaran, baru tadi malam aku belajar untuk ujian ini. Aku berusaha mempelajari materi dari tiga bab materi ujian dalam beberapa jam saja, sehingga hasilnya tidak maksimal. Tadi pagi ketika ujian, aku tidak bisa fokus sama sekali. Aku lupa apa yang aku pelajari tadi malam, dan aku pun mengantuk karena kurang tidur.”

Nana menggeleng-gelengkan kepalanya, “Dinda, menurutku kamu jangan mengulangi perilaku tersebut. Itu tidak baik untuk kesehatanmu. Aku biasa belajar 30 menit setiap sore, walaupun tidak ada PR atau ujian. Aku mengulang pelajaran dan membaca buku catatanku. Aku juga belajar di kamar tanpa ada TV, supaya aku nyaman dan bisa fokus dalam belajar. Lain kali, kita belajar bersama, yuk! Kamu boleh datang ke rumahku, kita janjian, ya!”

Tiba saatnya untuk berpisah karena mereka sudah sampai di depan rumah Nana; oleh karena itu, Dinda mengucapkan terima kasih kepada Nana sebelum melanjutkan perjalanan pulangnya. Dinda merasa bersemangat untuk belajar bersama Nana jika ada ujian berikutnya. Untuk ujian tadi pagi, nasi sudah menjadi bubur. Tidak ada lagi yang dapat Dinda lakukan untuk memperbaiki nilainya. Dinda akan menceritakan segalanya pada Ibu, dan berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mengulang cara belajar dengan sistem kebut semalam.

Salah satu sahabatmu sering menerapkan sistem belajar kebut semalam seperti Dinda. Sebagai sahabat, cara belajar seperti apa yang sebaiknya kamu sarankan padanya?

Evaluate responses using AI:

OFF

Answer explanation

- belajar dengan rutin selama 30 menit setiap harinya.

- mengulang pelajaran dan membaca buku catatan setiap hari.

- belajar di kamar tanpa ada tv, supaya nyaman dan bisa fokus dalam belajar.

7.

FILL IN THE BLANK QUESTION

1 min • 1 pt

Media Image

Aku Bangga menjadi Suku Batak

Sore itu, hujan turun rintik-rintik. Ucok berlari-lari kecil saat pulang ke rumah. Ia melindungi kepalanya dengan tas sekolahnya. Dari kejauhan, ia melihat banyak warga berkumpul di teras rumahnya. Ucok bingung, ia sampai sulit berjalan untuk masuk ke rumahnya sendiri. “Permisi, permisi, saya mau lewat, Bu,” ujarnya ketika melewati beberapa wanita paruh baya.

Tak lama, terdengar suara Mama memanggil Ucok dari dalam rumah. Rupanya Mama sedang memasak di dapur. “Cok, sini nak, jangan lewat pintu depan, lewat pintu belakang saja masuk ke rumah.” Ucok menuruti perkataan mamanya dan masuk ke rumah dari pintu belakang yang langsung menuju dapur.

“Ma, sedang apa orang-orang itu di rumah kita? Rumah kita jadi penuh sekali dan sempit, aku sampai tidak bisa lewat.” Ucok bertanya kepada mamanya dengan nada sedikit kesal. “Oh, kakakmu kan mau menikah minggu depan, jadi sekarang tetangga-tetangga kita mau musyawarah dulu,” jawab Mama.

“Untuk apa, Ma? Kan kita yang akan pesta, kenapa mereka yang musyawarah?” Ucok semakin penasaran.

“Itulah manfaat ikut perserikatan di wilayah kita ini. Perserikatan itu adalah perkumpulan orang-orang satu lingkungan tempat tinggal yang akan saling membantu dalam suka dan duka. Mereka itu sekarang mau musyawarah untuk menentukan pembagian tugas nanti di pesta kakakmu,” Mama menjelaskan.

“Pembagian tugas bagaimana maksudnya, Ma? Mama bayar mereka semua untuk membantu kita?” Ucok tak mengerti.

“Oh tidak, Cok. Itu sudah menjadi bagian dari hak dan kewajiban setiap anggota perserikatan. Setiap orang memiliki tugas masing-masing. Para bapak biasanya bertugas memasang tenda, menyusun kursi, atau memotong hewan ternak yang akan dimasak. Para ibu akan mempersiapkan bumbu, memasak makanan, dan menyiapkan minuman untuk disajikan ketika acara. Mamapun akan ikut membantu kalau ada salah satu anggota serikat yang mengadakan acara, baik acara sukacita seperti pernikahan kakakmu ini, atau acara kedukaan seperti waktu ompungmu meninggal dulu. Tradisi ini disebut marsiadapari atau gotong-royong dalam adat suku Batak, dan hal ini sudah berlangsung lama, loh! Bahkan sejak masa kakek dan neneknya ompungmu dulu,” Mama bercerita panjang lebar.

“Wah, bagus banget ya, Ma! Kita tidak perlu repot memesan katering, membayar ini itu untuk menyelenggarakan acara, karena setiap tetangga kita para anggota serikat ini siap membantu,” ujar Ucok kagum.

“Betul. Ya sudah, sekarang mandi dan ganti bajumu dulu. Nanti kalau sudah mandi, bergabunglah dengan Papa, mendengarkan diskusi bapak-bapak di teras,” Mama mengingatkan.

“Siap, Ma!” Ucok segera bersiap untuk mandi. Ia tidak sabar untuk bergabung dengan Papa dan mencari tahu lebih banyak tentang pembagian tugas untuk pesta nanti. Ucok senang, ia semakin bangga menjadi bagian dari suku Batak yang selalu saling membantu.

Di mana Ucok melihat warga berkumpul?

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?