TRIAL ANBK UTAMA PART 1

TRIAL ANBK UTAMA PART 1

11th Grade

75 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Olimpiade Bhs Indonesia

Olimpiade Bhs Indonesia

9th Grade - University

75 Qs

SIAP US IPS 2023

SIAP US IPS 2023

9th - 12th Grade

70 Qs

Evaluasi Pembelajaran Elemen Pancasila dan UUD

Evaluasi Pembelajaran Elemen Pancasila dan UUD

11th Grade

75 Qs

UH2 PBO Sem 2 2021/2022 SMKN9 Medan

UH2 PBO Sem 2 2021/2022 SMKN9 Medan

11th Grade - University

75 Qs

BAHASA MELAYU PT3

BAHASA MELAYU PT3

7th - 12th Grade

80 Qs

SBdP KELAS 3 SEM GANJIL

SBdP KELAS 3 SEM GANJIL

11th Grade

80 Qs

Asesmen Awal Pembelajaran Informatika TM

Asesmen Awal Pembelajaran Informatika TM

9th - 12th Grade

79 Qs

TRIAL ANBK UTAMA PART 1

TRIAL ANBK UTAMA PART 1

Assessment

Quiz

Education

11th Grade

Medium

Created by

Imam Rofi'i

Used 1+ times

FREE Resource

75 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 3 pts

Media Image

Perhatikan ilustrasi puisi berikut !

Pada bulan Desember, tepatnya saat perayaan Hari Ibu, Albert ingin mengikuti lomba membaca puisi antarkelas yang bertemakan tentang keistimewaan seorang Ibu. Albert mencari puisi tersebut di perpustakaan. Albert menemukan buku kumpulan puisi karya Emha Ainun Najib. Setelah membacanya, ia jadi merasa menyukai puisi-puisi karya Emha Ainun Najib karena pemilihan kata yang sangat indah. Selain itu, ia juga menemukan sebuah puisi tentang ibu yang membuat Albert merasa bahwa puisi tersebut cocok dia bacakan pada saat lomba baca puisi. Berikut puisi yang ditemukan oleh Albert.

Apa alasan yang sesuai jika Albert memilih puisi “Bunda Air Mata” sebagai puisi yang ingin dibacakan pada saat lomba baca puisi?

  1. Puisi tersebut berkaitan dengan peristiwa yang sedang dialami oleh Albert dengan ibunya.

  1. Isi dari puisi tersebut menggambarkan sikap khusus dari seorang ibu yang perlu diketahui. 

  1. Tema yang terdapat dalam puisi tersebut menggambarkan kehidupan seorang ibu. 

  1. Albert sudah tertarik sejak lama dengan karya-karya dari Emha Ainun Najib. 

  1. Kata-kata dalam puisi Emha Ainun Najib sangatlah indah sehingga sesuai dengan syarat lomba baca puisi.

2.

FILL IN THE BLANK QUESTION

1 min • 2 pts

Media Image

Siapakah ia yang di maksud dalam cerita tersebut ! (jawaban dalam saduran bahasa inggris)

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 3 pts

Media Image

Melihat hasil seminar yang diikuti Ayah Alya tentang serdawa, Ibu Alya ingin melakukan sesuatu agar Alya tidak lagi sering serdawa. Ibu Alya mulai khawatir dengan faktor-faktor penyebab terjadinya serdawa, terutama faktor penyakit pencernaan. Ibu Alya mencari sumber informasi mengenai cara mencegah bahaya serdawa melalui artikel.

Dari pernyataan tersebut apakah dengan mengurangi makanan manis dapat mengatasi serdawa?

benar

salah

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 4 pts

Media Image

Melihat hasil seminar yang diikuti Ayah Alya tentang serdawa, Ibu Alya ingin melakukan sesuatu agar Alya tidak lagi sering serdawa. Ibu Alya mulai khawatir dengan faktor-faktor penyebab terjadinya serdawa, terutama faktor penyakit pencernaan. Ibu Alya mencari sumber informasi mengenai cara mencegah bahaya serdawa melalui artikel.

Berikut ini adalah penyataan yang sesuai dengan text di atas :

  1. 1. Meminimalkan udara yang tertelan saat mengunyah atau berbicara dengan penggunaan gigi palsu yang diperiksakan secara rutin

  2. 2. Hindari berjalan kaki atau melakukan olahraga ringan sebelum makan

  3. 3. Usahakan untuk tidak mengonsumsi keju, yoghurt, dan es krim

  4. 4. Mengonsumsi vitamin yang membantu pencernaan

Salah, Salah, Benar, Benar

Salah, Salah, Salah, Benar

Benar, Salah Salah, Benar

Salah, Benar, Salah, Salah

5.

OPEN ENDED QUESTION

1 min • 4 pts

Pagi setelah sarapan, Ibu Alya mulai berolahraga ringan. Ia mulai membiasakan diri mengikuti cara-cara yang ia ketahui dari artikel untuk mengatasi serdawa. Selesai berolahraga, ia beristirahat sambil mendengarkan radio. Dalam radio, penyiar kedatangan seorang dokter yang membahas tentang serdawa. Ibu Alya fokus mendengarkan radio. Berikut adalah wawancara penyiar radio dengan dokter.

Penyiar: “Selamat pagi, sahabat Healthtop! Kembali lagi dengan saya, Gema. Oke, pagi ini, kita kedatangan seorang narasumber yang sangat terkenal. Mari kita sambut, Dokter Amanda Susilo Sp.PD-KGEH., MMB. Halo, dokter, bagaimana kabarnya?”

Dokter: “Halo, selamat pagi, Kak Gema! Salam sehat yaa untuk semua pendengar Healthtop di mana pun kamu berada. Alhamdulillah kabar saya baik. Bagaimana kabar, Kak Gema?”

Penyiar: “Puji Tuhan, saya juga baik, Dok. Oke, Dok, kita langsung saja ya ke topik pembicaraan kita hari ini. Kira-kira hari ini mau bahas apa nih, Dok?”

Dokter: “Oke. Kali ini kita akan membahas tentang serdawa dan buang angin. Sepertinya hal remeh, ya, tetapi tidak boleh diremehkan karena hal itu bisa menjadi tanda bahwa tubuh kita kekurangan enzim.”

Penyiar: “Waduh, kebetulan saya sering serdawa dan buang angin, Dok. Bagaimana penjelasannya tuh, Dok?”

Dokter: “Jika kamu sering serdawa, buang angin, atau kembung, itu bisa jadi salah satu tanda bahwa kamu kekurangan enzim pencernaan. Tanpa enzim yang cukup dalam pencernaan, makanan tidak bisa diserap oleh usus sehingga proses metabolisme akan terganggu.”

Penyiar: “Oohh seperti itu. Penyebab gangguan enzim apa saja tuh, Dok?”  

Dokter: “Penyebab gangguan enzim ini bisa beragam, mulai dari faktor usia yang menyebabkan produksi enzim tubuh menjadi semakin menurun, gangguan pankreas, hingga faktor genetika, seperti kekurangan enzim laktase yang biasanya dialami oleh kebanyakan orang Indonesia. Menurut sebuah data penelitian di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada 2002, gangguan enzim ini merupakan penyebab utama diare kronik non-infeksi, yakni persentasenya mencapai 62,6 persen.”

Penyiar: “Wah, sebahaya itu ya, Dok? Berarti kita tidak boleh meremehkan gangguan enzim, nih, karena bisa bahaya banget akibatnya. Dok, apa saja tips atau cara-cara untuk mengatasi gangguan enzim supaya sahabat Healthtop bisa tetap hidup sehat?”

Dokter: “Hal-hal yang bisa dilakukan adalah dengan cara suplementasi enzim dan menerapkan diet atau pola makan yang tepat, seperti mengurangi konsumsi makanan berlemak (daging, cokelat, keju, dan lain sebagainya).

Penyiar: “Oke, itulah penjelasan dari dokter Amanda. Nah, sahabat Healthtop, mulai dari sekarang, kita semua harus sadar akan bahaya dari sesuatu yang selama ini kita anggap remeh, nih. Baik, terima kasih, Dok, hari ini sudah banyak berbagi ilmu dan tips yang bermanfaat untuk kita semua. Jangan lupa untuk selalu minum vitamin dan olahraga secara teratur ya, sahabat Healthtop. Sampai jumpa minggu depan! Salam sehat!”

Jika kamu menjadi Alya yang masih mengalami serdawa, hal-hal apa saja yang akan kamu lakukan berdasarkan ketiga informasi di atas? Sertakan alasan yang logis!

Evaluate responses using AI:

OFF

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 2 pts

Perhatikan bacaan berikut! 

TRADISI UNIK WANITA SUKU KAREN

Saat berkunjung ke bagian utara Thailand, salah satu tempat yang tak boleh dilewatkan adalah desa tempat tinggal suku Karen. Di Thailand, ada beberapa desa wisata yang dapat dikunjungi untuk bertemu dan berinteraksi dengan suku Karen, salah satunya di Baan Tong Luang di Chiang Mai, Thailand.  Meskipun terkenal di Thailand, suku Karen sebenarnya bukan penduduk asli Thailand. Suku Karen merupakan suku yang mengungsi dari negara Myanmar, mereka mengungsi ke Thailand karena penindasan yang dilakukan rezim militer yang berkuasa di Myanmar. Tentara-tentara pemerintah Myanmar menangkap orang-orang suku Karen, menembak mati sebagian dari mereka, membumihanguskan rumah-rumah mereka, dan memaksa mereka untuk menjadi pekerja. Hal-hal itulah yang menyebabkan lebih dari 2.000 suku Karen meninggalkan desa asal mereka dan mengungsi ke negara terdekat, yaitu Thailand.

Karen menjadi salah satu suku yang diincar para wisatawan karena tradisi uniknya. Para wanita suku Karen diwajibkan memanjangkan leher menggunakan gelang logam berwarna keemasan yang terbuat dari kuningan. Selain dikenakan di leher, gelang tersebut juga dikenakan di kaki dan pergelangan tangan. Gelang-gelang ini berfungsi untuk membentuk leher, kaki, dan pergelangan tangan mereka agar terlihat lebih panjang seperti burung phoenix. Hal itu didasari oleh kebudayaan turun-temurun serta kepercayaan bahwa wanita suku Karen berasal dari seekor burung phoenix yang berpasangan dengan naga (nenek moyang para pria suku Karen). Anggapan-anggapan inilah yang membuat suku Karen yakin bahwa wanita akan semakin cantik jika memiliki leher yang semakin panjang.

Selain karena adat dan tradisi, fungsi lain gelang-gelang itu adalah sebagai pelindung karena dahulu mereka tinggal di pegunungan dan sering terlibat kontak dengan binatang buas, seperti harimau dan beruang. Pada umumnya, binatang buas tersebut menyerang manusia pada bagian leher dan tenggorokan. Oleh karena itu, kaum hawa suku Karen mengenakan gelang-gelang tersebut pada leher mereka.

Gelang tersebut mulai dipakaikan pada perempuan suku Karen sejak mereka berusia 5 tahun. Awalnya, hanya 2-3 tumpuk gelang, kemudian setiap 2-3 tahun sekali tumpukan gelang akan ditambah sampai mereka mencapai usia 19 tahun. Setelah itu, gelang-gelang tadi digantikan dengan gelang logam yang terbuat dari 1 besi lonjor panjang yang dibentuk melingkar atau dililitkan ke leher mereka. Berat gelang logam di leher wanita dewasa mencapai 5 kg dan gelang kaki di bawah lutut beratnya masing-masing 1 kg. Berarti, setiap hari mereka membawa beban 7 kg. Gelang itu dapat dilepas, tetapi proses pelepasannya tidak mudah dan hanya dilakukan pada saat menikah, melahirkan, dan meninggal dunia. Kebanyakan wanita suku Karen meninggal pada usia 40-50 tahun. Hal itu diduga karena besi-besi yang membebani tulang leher merusak susunan tulang pada organ tubuh lainnya. Meskipun demikian, wanita suku Karen tetap mempertahankan kebiasaan memakai gelang karena sudah menjadi adat istiadat dan kepercayaan yang turun-temurun.  

Dari teks di atas, berapa beban maksimal yang di pakai oleh wanita suku Karen di leher mereka ?

6 kg

7 kg

8 kg

11 kg

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

1 min • 4 pts

Perhatikan bacaan berikut! 

TRADISI UNIK WANITA SUKU KAREN

Saat berkunjung ke bagian utara Thailand, salah satu tempat yang tak boleh dilewatkan adalah desa tempat tinggal suku Karen. Di Thailand, ada beberapa desa wisata yang dapat dikunjungi untuk bertemu dan berinteraksi dengan suku Karen, salah satunya di Baan Tong Luang di Chiang Mai, Thailand.  Meskipun terkenal di Thailand, suku Karen sebenarnya bukan penduduk asli Thailand. Suku Karen merupakan suku yang mengungsi dari negara Myanmar, mereka mengungsi ke Thailand karena penindasan yang dilakukan rezim militer yang berkuasa di Myanmar. Tentara-tentara pemerintah Myanmar menangkap orang-orang suku Karen, menembak mati sebagian dari mereka, membumihanguskan rumah-rumah mereka, dan memaksa mereka untuk menjadi pekerja. Hal-hal itulah yang menyebabkan lebih dari 2.000 suku Karen meninggalkan desa asal mereka dan mengungsi ke negara terdekat, yaitu Thailand.

Karen menjadi salah satu suku yang diincar para wisatawan karena tradisi uniknya. Para wanita suku Karen diwajibkan memanjangkan leher menggunakan gelang logam berwarna keemasan yang terbuat dari kuningan. Selain dikenakan di leher, gelang tersebut juga dikenakan di kaki dan pergelangan tangan. Gelang-gelang ini berfungsi untuk membentuk leher, kaki, dan pergelangan tangan mereka agar terlihat lebih panjang seperti burung phoenix. Hal itu didasari oleh kebudayaan turun-temurun serta kepercayaan bahwa wanita suku Karen berasal dari seekor burung phoenix yang berpasangan dengan naga (nenek moyang para pria suku Karen). Anggapan-anggapan inilah yang membuat suku Karen yakin bahwa wanita akan semakin cantik jika memiliki leher yang semakin panjang.

Selain karena adat dan tradisi, fungsi lain gelang-gelang itu adalah sebagai pelindung karena dahulu mereka tinggal di pegunungan dan sering terlibat kontak dengan binatang buas, seperti harimau dan beruang. Pada umumnya, binatang buas tersebut menyerang manusia pada bagian leher dan tenggorokan. Oleh karena itu, kaum hawa suku Karen mengenakan gelang-gelang tersebut pada leher mereka.

Gelang tersebut mulai dipakaikan pada perempuan suku Karen sejak mereka berusia 5 tahun. Awalnya, hanya 2-3 tumpuk gelang, kemudian setiap 2-3 tahun sekali tumpukan gelang akan ditambah sampai mereka mencapai usia 19 tahun. Setelah itu, gelang-gelang tadi digantikan dengan gelang logam yang terbuat dari 1 besi lonjor panjang yang dibentuk melingkar atau dililitkan ke leher mereka. Berat gelang logam di leher wanita dewasa mencapai 5 kg dan gelang kaki di bawah lutut beratnya masing-masing 1 kg. Berarti, setiap hari mereka membawa beban 7 kg. Gelang itu dapat dilepas, tetapi proses pelepasannya tidak mudah dan hanya dilakukan pada saat menikah, melahirkan, dan meninggal dunia. Kebanyakan wanita suku Karen meninggal pada usia 40-50 tahun. Hal itu diduga karena besi-besi yang membebani tulang leher merusak susunan tulang pada organ tubuh lainnya. Meskipun demikian, wanita suku Karen tetap mempertahankan kebiasaan memakai gelang karena sudah menjadi adat istiadat dan kepercayaan yang turun-temurun.  

Pada usia .... wanita suku Karen mulai menggunakan tumpukan gelang di leher mereka.

2 - 3 tahun

5 tahun

9 tahun

19 tahun

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?