
B. Indo Tk. Lanjut XI 1

Quiz
•
World Languages
•
2nd Grade
•
Hard
Novita Rahmawati
Used 1+ times
FREE Resource
20 questions
Show all answers
1.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
5 sec • 5 pts
Cermatilah puisi berikut
Ibunda
Engkau adalah bumi, Mama
aku adalah angin yang kembara.
Engkau adalah kesuburan
atau restu atau kerbau bantaian.
Kuciumi wajahmu wangi kopi
dan juga kuinjaki sambil pergi
karena wajah bunda adalah bumi.
Cinta dan korban tak bisa dibagi
Rendra
Amanat yang terdapat pada puisi adalah ...
Janganlah membagi -bagikan cinta karena cinta hanya untuk ibu.
Marilah kita lestarikan bumi karena bumi telah memberikan,sesuatu pada kita.
Hendaknya kita selalu menghormati ibu dan membalas cintanya.
Kita wujudkan cinta kepada ibu dengan melestarikan bumi.
Ciumlah wanginya kopi dan jangan menginjaknya sambil pergi.
2.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
5 sec • 5 pts
Cermati kutipan teks drama berikut!
(Sementara itu R.A. Kartina bangkit dari duduknya mendapatkan kedua pemuda itu)
Karnasih : ”Eeh Ibu di sini, sejak tadi kami mencari Ibu.”
R.A. Kartinah : ”Sudah lama aku duduk dekat lentera di bawah pohon kayu itu.”
Karnasih : ”Memang ada kulihat dari tadi orang duduk di sana, tetapi kukira agen polisi yang menjaga di sini.”
R.A. Kartinah : ”Aku bersyukur kepada Tuhan, kamu berdua telah saling mendapati hati masing-masing.”
Karnasih : ”Ah, Ibu mendengar rupanya.”
R.A. Kartinah : ”Dengan tiada perantaraan orang lain, hanya karena hati bertemu hati semata- mata. Sejak tadi, ibu dengar, tiap orang lalu hanya bertengkaran dan berbantah saja, seolah-olah tempat bencana ini masih saja hendak merasakan pengaruhnya memecah belah manusia.”
Irwan : (mengulang dengan tak insaf) ”Pengaruh memecah belah.”
R.A. Kartinah : ”Ibu duduk di bekas rumah kita ini merenungkan kehidupan ibu dengan Raden Hendrapati selama dua puluh tujuh tahun ini. Sekarang ia tidak ada lagi di sini, matanya sudah berhenti menatap membelenggu ibu, dapatlah ibu berpikir kembali tenang dan merdeka!”
Karnasih : ”Tidakkah baik ibu beristirahat dulu?”
R.A. Kartinah : ”Biarlah, Nak, ibu girang engkau berdua telah dapat mengatasi segala pengaruh bencana ini dengan kekuatan jiwa sendiri. tiadalah ini selain dari tuntutan Tuhan semata-mata, suatu tanda Mahaadil Dia!
Karnasih : ”Aku sudah takut Ibu takkan sanggup menahan kehilangan ini.”
R.A. Kartinah : ”Besar kasihku pada ayahmu hanyalah Tuhan yang tahu. Benar juga dugaanmu, kehilangan ini hampir tak tertanggung olehku. Tetapi akan menyesalkah aku, jika kehilangan ini dapat membawa bahagia pada anakku dan kepada orang lain juga. Tuhan mengampuni ayahmu yang selama ini hidupnya tak lain kerjanya hanyalah memecah dan mencerai beraikan orang saja dan dengan demikian selalu berusaha menambah dan menguatkan kekuasaan dan kejayaan diri sendiri. Hampir semua orang yang bergaul dengan dia pernah jadi korbannya. Tidak, aku takkan menyesal. Aku yang paling dekat padanya akulah pula yang terbanyak mengetahui buruk baiknya.”
(Masuk seorang polisi yang berpakaian preman tadi bersama-sama dengan agen polisi)
(Api, Usmar Ismail)
Tema drama tersebut adalah ... .
Kebahagiaan di balik kenangan buruk yang amat membekas di hati seorang ibu.
Untuk mencapai kejayaan, seseorang dapat berbuat yang merugikan orang lain.
Kesetiaan seorang istri dalam mendampingi suami, dalam keadaan apa pun.
Baik buruknya suami, sebagai seorang istri haruslah dapat mengetahuinya.
Perasaan kehilangan terhadap orang terdekat sangatlah sulit dihilangkan.
3.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
5 sec • 5 pts
Bacalah kutipan drama Ayahku pulang karya Usmar Ismail berikut ini.
Gunarto : “Ibu masih berfikir lagi…”
I b u : “Malam Hari Raya Narto. Dengarlah suara bedug itu bersahut Sahutan.” “Pada malam hari raya seperti inilah Ayahmu pergi dengan tidak meninggalkan sepatah katapun.”
Gunarto : “Ayah…”
I b u : “Keesokan harinya Hari Raya, selesai shollat ku ampun dosanya…”
Gunarto : “Kenapa masih Ibu ingat lagi masa lampau itu? Mengingat orang yang sudah tidak ingat lagi kepada kita?”
I b u : (Memandang Gunarto) “Aku merasa bahwa ia masih ingat kepada kita.”
Gunarto : (Bergerak Ke Meja Makan) “Mintarsih kemana, Bu?”
I b u : “Mintarsih keluar tadi mengantarkan jahitan, Narto.”
Gunarto : (Heran) “Mintarsih masih juga mengambil upah jahitan, Bu?” “Bukankah seharusnya ia tidak usah lagi membanting tulang sekarang?”
I b u : “Biarlah Narto. Karena kalau ia sudah kawin nanti, kepandaiannya itu tidak sia-sia nanti.”
Gunarto : (Bergerak Mendekati Ibu, Lalu Bicara Dengan Lembut) “Sebenarnya Ibu mau mengatakan kalau penghasilanku tidak cukup untuk membiayai makan kita sekeluarga kan, Bu?” (Diam Sejenak. Pause) “Bagaimana dengan lamaran itu, Bu?”
I b u : “Mintarsih nampaknya belum mau bersuami, Narto.. Tapi dari pihak orang tua anak lelaki itu terus mendesak Ibu saja..”
Gunarto : “Apa salahnya, Bu? Mereka uangnya banyak!”
I b u : “Ah… uang, Narto?”
Kalimat tanggapan yang tepat untuk menggambarkan kutipan dialog adalah…
Cerita drama Ayahku Pulang diawali dengan kerinduan seorang ibu bernama Tina yang rindu akan suaminya yang telah lama pergi di hari lebaran seperti hari lebaran sekarang ini tanpa meninggalkan sepatah kata pun. Namun kondisi ibu untuk mengingat suaminya mendapat tantangan keras dari anak laki-lakinya Gunarto yang merasakan sejak kecil menderita karena ditinggalkannya.
Perdebatan semakin seru mengawali cerita dalam drama Ayahku Pulang ini. Perdebatan itu antara Ibu dan Gunarto tentang adiknya yang masih mencari tambahan penghasilan dengan menerima jahitan.
Tema yang ingin diungkapkan dalam drama Ayahku Pulang adalah tema sosial sepeti realita yang ada dalam masyarakat yang tergiur oleh keindahan hidup yang disuguhkan dengan harta yang melimpah. Drama ini memberi pelajaran bahwa dengan harta yang banyak tidak mesti bahagia terus.
Drama Ayahku Pulang ini memberikan pesan kepada kita yang ingin mengenal makna hidup dapat mengambil pelajaran bahwa hidup tak selamanya mujur. Seperti roda berputar kadang jaya kadang terpuruk.
Drama Ayahku Pulang ini menonjolkan perwatakan ibu dengan ketabahannya dalam menhadapi cobaan dalam rumah tangga, mencoba untuk menerima kenyatataan hidup yang sekian lama ditinggalkan suaminya untuk membesarkan anak-anaknya.
4.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
5 sec • 5 pts
Cermati kutipan cerpen berikut!
Ketika Ki Dalang sendiri pada gilirannya harus menyelenggarakan upacara pernikahan putrinya, beliau sendiri terlalu repot mengurus segala macam sehingga tidak bisa manggung. Salah seorang muridnya yang paling pintar diberi tugas untuk memainkan lakon yang tersohor tersebut. Di luar dugaan semua orang, bintang baru telah lahir. Ki Dalang Muda memainkan cerita dengan lihai dan sempurna. Hanya pada bagian terakhir lakon, semuanya menahan napas, karena Ki Dalang Muda rupa-rupanya telah memutuskan membuat kejutan sekaligus penerapan ajaran gurunya, yakni membiarkan Arjuna kalah, sementara Niwatakawaca terus terbahak-bahak mengepit Dewi Supraba sambil mematahkan panah yang menancap di mulutnya, terus melesat ke udara.
Ki Dalang Tua ikut tersentak di kursinya, lalu buru-buru mengirim perintah kilat lewat belakang.
”Cepat bunuh Niwatakawaca! Jangan macem-macem!”
(Lima Belas, Putu Wijaya)
Tahapan alur pada kutipan cerpen tersebut adalah ... .
perkenalan
pertentangan
penanjakan konflik
penyelesaian
akhir cerita
5.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
5 sec • 5 pts
Cermatilah kutipan teks drama berikut ini!
Adegan Sarjono dan Maria dengan menggendong bakul dan mengenakan topi caping.
Maria : "Sar... Sarjono!"
Sarjono : "Ada apa?"
Maria : "Aku melihat sepintas,bayangan orang di sanal"
Sarjono : "Tenang saja!"
Maria : "Tenang . . . tenang! Tenang bagaimana? Kalau musuh?"
Sarjono : "Musuh? Maria, kita ini jualan buah dan tidak punya musuh. Kita harus yakin agar tidak mencurigakan, yang berani bergerak di malam hari hanya TNI. Ayo jalan!"
Maria : "Tapi, bulu kudukku berdiri."
Sarjono : "Maka jangan di sini, ayo terus jalan!"
Keduanya berjalan dengan sesekali menoleh ke belakang. Topi caping di tangan kiri. Tangan kanan di balik seakan memegang seniata.
Isi penggalan teks drama tersebut adalah ..,
Ketakutan Maria melihat bayangan musuh
Keberanian Maria berjalan di malam hari.
Maria berjualan buah-buahan.
Keberanian Sarjono menyamar.
Penyamaran Maria dan Sarjono dalam perjuangan
6.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
5 sec • 5 pts
. Cermatilah kutipan teks drama berikut ini!
Adegan Sarjono dan Maria dengan menggendong bakul dan mengenakan topi caping.
Maria : "Sar... Sarjono!"
Sarjono : "Ada apa?"
Maria : "Aku melihat sepintas,bayangan orang di sanal"
Sarjono : "Tenang saja!"
Maria : "Tenang . . . tenang! Tenang bagaimana? Kalau musuh?"
Sarjono : "Musuh? Maria, kita ini jualan buah dan tidak punya musuh. Kita harus yakin, yang berani bergerak di malam hari hanya TNI. Ayo jalan!"
Maria : "Tapi, bulu kudukku berdiri."
Sarjono : "Maka jangan di sini, ayo terus jalan!"
Keduanya berjalan dengan sesekali menoleh ke belakang. Topi caping di tangan kiri. Tangan kanan di balik seakan memegang seniata.
. Watak tokoh "Sarjono" dalam dialog tersebut adalah ..,.
mudah tersinggung
bijaksana
penghianat
pemaaf
pemberani
7.
MULTIPLE CHOICE QUESTION
5 sec • 5 pts
Bacalah dengan cermat!
Lama aku merasa kehilangan, karena setiap aku tidur, aku selalu minta didongengi. Mungkin inilah awal mula mengapa aku begitu mudah memindahkan dongeng-dongeng itu ke atas kertas, dan kemudian ada penerbit yang tahu cara mencari uang dengan sejumlah dongeng. Aku bersyukur kepada Allah, sebab dengan kematian nenek, aku mampu berpikir sendiri, dan setelah aku meningkat remaja dan dewasa, aku bisa meringankan beban orangtua dengan hasil buku-buku dongeng yang dipesan dalam jumlah ratusan ribu eksemplar untuk proyek inpres.
"Dari titik inilah aku mengenal hidup." Dongeng-dongeng itulah yang akhirnya membuat aku mampu lulus perguruan tinggi. Meskipun ibu masih juga mengirimkan uang untuk kontrakan kamar dan biaya makanku sehari-hari, akan tetapi, uang itu dengan caraku sendiri kumasukkan ke dalam bank, dan ketika aku akan diwisuda, kukirim tiket untuk kedua orangtuaku menghadiri suatu peristiwa bersejarah dalam hidupku itu.
Intu Lingau: Korrie Lavun R
Nilai budaya pada penggalan tersebut yang masih dijumpai pada kehidupan sekarang adalah ...
Merantau ke luar kota untuk berdagang dan belajar.
Upacara Wisuda dihadiri oleh kedua orang tua.
Menjual cerita dongeng kepada penerbit.
Meringankan beban orang tua dengan jual buku.
Mendongengi anak sebelum tidur malam.
Create a free account and access millions of resources
Similar Resources on Wayground
17 questions
Kuis Pertanyaan Sehari-hari

Quiz
•
1st Grade - University
19 questions
Bahasa Indonesia - Kata Tanya dan Menyusun Kalimat Tanya

Quiz
•
2nd Grade
20 questions
BI TEMA 6 DAN 7 KELAS 2 SD

Quiz
•
2nd Grade
20 questions
Bahasa Melayu Tingkatan 2

Quiz
•
1st - 2nd Grade
20 questions
Quiz PPKN

Quiz
•
1st Grade - University
16 questions
Tentang Pria yang Menerjemahkan Cinta Untukku

Quiz
•
1st - 3rd Grade
15 questions
CERPEN KELAS XI

Quiz
•
1st - 3rd Grade
20 questions
Bahasa Indonesia Kelas 2 Tema 7

Quiz
•
2nd Grade
Popular Resources on Wayground
11 questions
Hallway & Bathroom Expectations

Quiz
•
6th - 8th Grade
20 questions
PBIS-HGMS

Quiz
•
6th - 8th Grade
10 questions
"LAST STOP ON MARKET STREET" Vocabulary Quiz

Quiz
•
3rd Grade
19 questions
Fractions to Decimals and Decimals to Fractions

Quiz
•
6th Grade
16 questions
Logic and Venn Diagrams

Quiz
•
12th Grade
15 questions
Compare and Order Decimals

Quiz
•
4th - 5th Grade
20 questions
Simplifying Fractions

Quiz
•
6th Grade
20 questions
Multiplication facts 1-12

Quiz
•
2nd - 3rd Grade