SOAL KELAS VA (EKSPERIMEN)

SOAL KELAS VA (EKSPERIMEN)

5th Grade

20 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

teks narasi sejarah

teks narasi sejarah

5th Grade

20 Qs

Independence Fun Day

Independence Fun Day

KG - Professional Development

15 Qs

History Of Indonesia

History Of Indonesia

5th Grade - University

15 Qs

Kuis 17an 2021 Kelas 4-6

Kuis 17an 2021 Kelas 4-6

4th - 6th Grade

20 Qs

Kamis, 4 Februari 2021

Kamis, 4 Februari 2021

5th Grade

20 Qs

pahlawan ku

pahlawan ku

2nd - 5th Grade

15 Qs

Latihan PKn Kelas V ( Bab 4 Negaraku Indonesia)

Latihan PKn Kelas V ( Bab 4 Negaraku Indonesia)

5th Grade

20 Qs

CERITA RAKYAT

CERITA RAKYAT

5th Grade

15 Qs

SOAL KELAS VA (EKSPERIMEN)

SOAL KELAS VA (EKSPERIMEN)

Assessment

Quiz

Other

5th Grade

Medium

Created by

2B_Wildan Alamsyah

Used 3+ times

FREE Resource

20 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 5 pts

Sejarah Pertempuran Ambarawa

PARAGRAF 1

Peristiwa Pertempuran Ambarawa dimulai saat terjadi insiden di Magelang.  Pada 20 Oktober 1945, Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 atau militer Inggris mendarat di Semarang yang dipimpin oleh Brigadir Bethell.  Oleh pihak Republik Indonesia, Bethell diperkenankan untuk mengurus pelucutan pasukan Jepang. Ia juga diperbolehkan untuk melakukan evakuasi 19.000 interniran Sekutu (APW) yang berada di Kamp Banyu Biru Ambarawa dan Magelang.  Tetapi, ternyata mereka diboncengi oleh orang-orang NICA (Netherland Indies Civil Administration) atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda.  Mereka kemudian mempersenjatai para tawanan Jepang.  Pada 26 Oktober 1945, insiden ini pecah di Magelang. Pertempuran pun berlanjut antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan tentara Inggris.  Pertempuran sempat berhenti setelah kedatangan Presiden Soekarno dan Brigadir Bethell di Magelang pada 2 November 1945.  Mereka pun mengadakan perundingan untuk melakukan gencatan senjata. 

PARAGRAF 2

Pada 20 November 1945, di Ambarawa pecah pertempuran antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto dan pasukan Inggris.  Pada 21 November 1945, pasukan Inggris yang berada di Magelang ditarik ke Ambarawa dan dilindungi oleh pesawat-pesawat udara. Pertempuran mulai berkobar pada 22 November 1945, saat pasukan Inggris melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung di sekitar Ambarawa.  Pasukan TKR bersama pasukan pemuda lain yang berasal dari Boyolali, Salatiga, dan Kartasura membentuk garis pertahanan sepanjang rel kereta api dan membelah Kota Ambarawa. Dari arah Magelang, pasukan TKR dari Divisi V/Purwokerto di bawah pimpinan Imam Adrongi melakukan serangan fajar.  Serangan ini bertujuan untuk memukul pasukan Inggris yang berkedudukan di Desa Pingit. Kota Ambarawa dihujani dengan tembakan meriam.  Untuk mencegah jatuhnya korban, TKR diperintahkan untuk mundur ke Bedono oleh masing-masing komandannya.  Bala bantuan dari Resimen 2 dipimpin M. Sarbini dan Batalion Polisi Istimewa dipimpin Onie Sastoatmodjo serta Batalion dari Yogyakarta berhasil menahan gerakan musuh di Desa Jambu. Di Desa Jambu terjadi rapat koordinasi dipimpin oleh Kolonel Holand Iskandar.  Rapat ini menghasilkan terbentuknya suatu komando yang disebut Markas Pimpinan Pertempuran bertempat di Magelang.

PARAGRAF 3

Pada 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman mengadakan perundingan dengan mengumpulkan para komandan sektor.  Berdasarkan dari laporan para komandan sektor, Kolonel Soedirman menyimpulkan bahwa posisi musuh sudah terjepit. Maka perlu segera dilancarkan serangan terakhir, yaitu: Serangan pendadakan dilakukan serentak dari semua sektor. Tiap-tiap komandan sektor memimpin serangan. Para pasukan badan-badan perjuangan (laskar) disiapkan sebagai tenaga cadangan. Serangan akan dimulai pada 12 Desember pukul 04.30. Pada 12 Desember 1945, pasukan TKR bergerak menuju target masing-masing.  Dalam kurun waktu 1,5 jam, mereka sudah berhasil mengepung kedudukan musuh dalam kota. Kota Ambarawa dikepung selama empat hari empat malam. Pasukan Inggris yang sudah merasa terdesak berusaha untuk memutus pertempuran.  Pada 15 Desember 1945, pasukan Inggris meninggalkan Kota Ambarawa dan mundur ke Semarang. 

Sumber: www.kompas.com

  1. 1. Informasi yang dapat diketahui dari paragraf kedua teks tersebut adalah....

a. pada 20 November 1945, di Ambarawa pecah pertempuran antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto dan pasukan Inggris

b. pihak Inggris akan tetap menempatkan pasukannya di Magelang untuk melakukan kewajibannya melindungi dan mengurus evakuasi APW

c. Kolonel Soedirman mengadakan perundingan dengan mengumpulkan para Komandan Sektor

d. para pasukan badan-badan perjuangan (laskar) disiapkan sebagai tenaga cadangan

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 5 pts

Sejarah Pertempuran Ambarawa

PARAGRAF 1

Peristiwa Pertempuran Ambarawa dimulai saat terjadi insiden di Magelang.  Pada 20 Oktober 1945, Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 atau militer Inggris mendarat di Semarang yang dipimpin oleh Brigadir Bethell.  Oleh pihak Republik Indonesia, Bethell diperkenankan untuk mengurus pelucutan pasukan Jepang. Ia juga diperbolehkan untuk melakukan evakuasi 19.000 interniran Sekutu (APW) yang berada di Kamp Banyu Biru Ambarawa dan Magelang.  Tetapi, ternyata mereka diboncengi oleh orang-orang NICA (Netherland Indies Civil Administration) atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda.  Mereka kemudian mempersenjatai para tawanan Jepang.  Pada 26 Oktober 1945, insiden ini pecah di Magelang. Pertempuran pun berlanjut antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan tentara Inggris.  Pertempuran sempat berhenti setelah kedatangan Presiden Soekarno dan Brigadir Bethell di Magelang pada 2 November 1945.  Mereka pun mengadakan perundingan untuk melakukan gencatan senjata. 

PARAGRAF 2

Pada 20 November 1945, di Ambarawa pecah pertempuran antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto dan pasukan Inggris.  Pada 21 November 1945, pasukan Inggris yang berada di Magelang ditarik ke Ambarawa dan dilindungi oleh pesawat-pesawat udara. Pertempuran mulai berkobar pada 22 November 1945, saat pasukan Inggris melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung di sekitar Ambarawa.  Pasukan TKR bersama pasukan pemuda lain yang berasal dari Boyolali, Salatiga, dan Kartasura membentuk garis pertahanan sepanjang rel kereta api dan membelah Kota Ambarawa. Dari arah Magelang, pasukan TKR dari Divisi V/Purwokerto di bawah pimpinan Imam Adrongi melakukan serangan fajar.  Serangan ini bertujuan untuk memukul pasukan Inggris yang berkedudukan di Desa Pingit. Kota Ambarawa dihujani dengan tembakan meriam.  Untuk mencegah jatuhnya korban, TKR diperintahkan untuk mundur ke Bedono oleh masing-masing komandannya.  Bala bantuan dari Resimen 2 dipimpin M. Sarbini dan Batalion Polisi Istimewa dipimpin Onie Sastoatmodjo serta Batalion dari Yogyakarta berhasil menahan gerakan musuh di Desa Jambu. Di Desa Jambu terjadi rapat koordinasi dipimpin oleh Kolonel Holand Iskandar.  Rapat ini menghasilkan terbentuknya suatu komando yang disebut Markas Pimpinan Pertempuran bertempat di Magelang.

PARAGRAF 3

Pada 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman mengadakan perundingan dengan mengumpulkan para komandan sektor.  Berdasarkan dari laporan para komandan sektor, Kolonel Soedirman menyimpulkan bahwa posisi musuh sudah terjepit. Maka perlu segera dilancarkan serangan terakhir, yaitu: Serangan pendadakan dilakukan serentak dari semua sektor. Tiap-tiap komandan sektor memimpin serangan. Para pasukan badan-badan perjuangan (laskar) disiapkan sebagai tenaga cadangan. Serangan akan dimulai pada 12 Desember pukul 04.30. Pada 12 Desember 1945, pasukan TKR bergerak menuju target masing-masing.  Dalam kurun waktu 1,5 jam, mereka sudah berhasil mengepung kedudukan musuh dalam kota. Kota Ambarawa dikepung selama empat hari empat malam. Pasukan Inggris yang sudah merasa terdesak berusaha untuk memutus pertempuran.  Pada 15 Desember 1945, pasukan Inggris meninggalkan Kota Ambarawa dan mundur ke Semarang. 

Sumber: www.kompas.com

  1. 2. Berdasarkan teks tersebut, strategi yang digunakan oleh Kolonel Sudirman untuk mengusir sekutu adalah....

a. menyerang dadakan

c. mengepung daerah lawan

d. berkompromi terlebih dahulu

d. memusatkan pada persenjataan

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 5 pts

Sejarah Pertempuran Ambarawa

PARAGRAF 1

Peristiwa Pertempuran Ambarawa dimulai saat terjadi insiden di Magelang.  Pada 20 Oktober 1945, Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 atau militer Inggris mendarat di Semarang yang dipimpin oleh Brigadir Bethell.  Oleh pihak Republik Indonesia, Bethell diperkenankan untuk mengurus pelucutan pasukan Jepang. Ia juga diperbolehkan untuk melakukan evakuasi 19.000 interniran Sekutu (APW) yang berada di Kamp Banyu Biru Ambarawa dan Magelang.  Tetapi, ternyata mereka diboncengi oleh orang-orang NICA (Netherland Indies Civil Administration) atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda.  Mereka kemudian mempersenjatai para tawanan Jepang.  Pada 26 Oktober 1945, insiden ini pecah di Magelang. Pertempuran pun berlanjut antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan tentara Inggris.  Pertempuran sempat berhenti setelah kedatangan Presiden Soekarno dan Brigadir Bethell di Magelang pada 2 November 1945.  Mereka pun mengadakan perundingan untuk melakukan gencatan senjata. 

PARAGRAF 2

Pada 20 November 1945, di Ambarawa pecah pertempuran antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto dan pasukan Inggris.  Pada 21 November 1945, pasukan Inggris yang berada di Magelang ditarik ke Ambarawa dan dilindungi oleh pesawat-pesawat udara. Pertempuran mulai berkobar pada 22 November 1945, saat pasukan Inggris melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung di sekitar Ambarawa.  Pasukan TKR bersama pasukan pemuda lain yang berasal dari Boyolali, Salatiga, dan Kartasura membentuk garis pertahanan sepanjang rel kereta api dan membelah Kota Ambarawa. Dari arah Magelang, pasukan TKR dari Divisi V/Purwokerto di bawah pimpinan Imam Adrongi melakukan serangan fajar.  Serangan ini bertujuan untuk memukul pasukan Inggris yang berkedudukan di Desa Pingit. Kota Ambarawa dihujani dengan tembakan meriam.  Untuk mencegah jatuhnya korban, TKR diperintahkan untuk mundur ke Bedono oleh masing-masing komandannya.  Bala bantuan dari Resimen 2 dipimpin M. Sarbini dan Batalion Polisi Istimewa dipimpin Onie Sastoatmodjo serta Batalion dari Yogyakarta berhasil menahan gerakan musuh di Desa Jambu. Di Desa Jambu terjadi rapat koordinasi dipimpin oleh Kolonel Holand Iskandar.  Rapat ini menghasilkan terbentuknya suatu komando yang disebut Markas Pimpinan Pertempuran bertempat di Magelang.

PARAGRAF 3

Pada 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman mengadakan perundingan dengan mengumpulkan para komandan sektor.  Berdasarkan dari laporan para komandan sektor, Kolonel Soedirman menyimpulkan bahwa posisi musuh sudah terjepit. Maka perlu segera dilancarkan serangan terakhir, yaitu: Serangan pendadakan dilakukan serentak dari semua sektor. Tiap-tiap komandan sektor memimpin serangan. Para pasukan badan-badan perjuangan (laskar) disiapkan sebagai tenaga cadangan. Serangan akan dimulai pada 12 Desember pukul 04.30. Pada 12 Desember 1945, pasukan TKR bergerak menuju target masing-masing.  Dalam kurun waktu 1,5 jam, mereka sudah berhasil mengepung kedudukan musuh dalam kota. Kota Ambarawa dikepung selama empat hari empat malam. Pasukan Inggris yang sudah merasa terdesak berusaha untuk memutus pertempuran.  Pada 15 Desember 1945, pasukan Inggris meninggalkan Kota Ambarawa dan mundur ke Semarang. 

Sumber: www.kompas.com

  1. 3. Kalimat tanya yang sesuai untuk informasi paragraf ketiga pada teks tersebut adalah....

a. Bagaimana rencana serangan akhir yang dilakukan oleh tentara dibawah pimpinan Kolonel Sudirman?

b. Apa saja yang disiapkan sekutu untuk menyerang Indonesia?

c. Kapan Letnan Kolonel Isdiman gugur di medan perang?

d. Siapa pimpinan sekutu dalam pertempuran Abarawa?

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 5 pts

Sejarah Pertempuran Ambarawa

PARAGRAF 1

Peristiwa Pertempuran Ambarawa dimulai saat terjadi insiden di Magelang.  Pada 20 Oktober 1945, Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 atau militer Inggris mendarat di Semarang yang dipimpin oleh Brigadir Bethell.  Oleh pihak Republik Indonesia, Bethell diperkenankan untuk mengurus pelucutan pasukan Jepang. Ia juga diperbolehkan untuk melakukan evakuasi 19.000 interniran Sekutu (APW) yang berada di Kamp Banyu Biru Ambarawa dan Magelang.  Tetapi, ternyata mereka diboncengi oleh orang-orang NICA (Netherland Indies Civil Administration) atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda.  Mereka kemudian mempersenjatai para tawanan Jepang.  Pada 26 Oktober 1945, insiden ini pecah di Magelang. Pertempuran pun berlanjut antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan tentara Inggris.  Pertempuran sempat berhenti setelah kedatangan Presiden Soekarno dan Brigadir Bethell di Magelang pada 2 November 1945.  Mereka pun mengadakan perundingan untuk melakukan gencatan senjata. 

PARAGRAF 2

Pada 20 November 1945, di Ambarawa pecah pertempuran antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto dan pasukan Inggris.  Pada 21 November 1945, pasukan Inggris yang berada di Magelang ditarik ke Ambarawa dan dilindungi oleh pesawat-pesawat udara. Pertempuran mulai berkobar pada 22 November 1945, saat pasukan Inggris melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung di sekitar Ambarawa.  Pasukan TKR bersama pasukan pemuda lain yang berasal dari Boyolali, Salatiga, dan Kartasura membentuk garis pertahanan sepanjang rel kereta api dan membelah Kota Ambarawa. Dari arah Magelang, pasukan TKR dari Divisi V/Purwokerto di bawah pimpinan Imam Adrongi melakukan serangan fajar.  Serangan ini bertujuan untuk memukul pasukan Inggris yang berkedudukan di Desa Pingit. Kota Ambarawa dihujani dengan tembakan meriam.  Untuk mencegah jatuhnya korban, TKR diperintahkan untuk mundur ke Bedono oleh masing-masing komandannya.  Bala bantuan dari Resimen 2 dipimpin M. Sarbini dan Batalion Polisi Istimewa dipimpin Onie Sastoatmodjo serta Batalion dari Yogyakarta berhasil menahan gerakan musuh di Desa Jambu. Di Desa Jambu terjadi rapat koordinasi dipimpin oleh Kolonel Holand Iskandar.  Rapat ini menghasilkan terbentuknya suatu komando yang disebut Markas Pimpinan Pertempuran bertempat di Magelang.

PARAGRAF 3

Pada 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman mengadakan perundingan dengan mengumpulkan para komandan sektor.  Berdasarkan dari laporan para komandan sektor, Kolonel Soedirman menyimpulkan bahwa posisi musuh sudah terjepit. Maka perlu segera dilancarkan serangan terakhir, yaitu: Serangan pendadakan dilakukan serentak dari semua sektor. Tiap-tiap komandan sektor memimpin serangan. Para pasukan badan-badan perjuangan (laskar) disiapkan sebagai tenaga cadangan. Serangan akan dimulai pada 12 Desember pukul 04.30. Pada 12 Desember 1945, pasukan TKR bergerak menuju target masing-masing.  Dalam kurun waktu 1,5 jam, mereka sudah berhasil mengepung kedudukan musuh dalam kota. Kota Ambarawa dikepung selama empat hari empat malam. Pasukan Inggris yang sudah merasa terdesak berusaha untuk memutus pertempuran.  Pada 15 Desember 1945, pasukan Inggris meninggalkan Kota Ambarawa dan mundur ke Semarang. 

Sumber: www.kompas.com

  1. 4. Berapa lamakah pertempuran Ambarawa terjadi?

a. Satu hari

b. dua hari

c. tiga hari

d. empat hari

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 5 pts

PERANG DIPONEGORO

Paragraf 1

Perang Diponegoro berlangsung selama lima tahun yaitu dari tahun 1825 hingga tahun 1830. Penyebab utama pecahnya Perang Diponegoro adalah kemarahan Pangeran Diponegoro ketika Belanda dengan sengaja menanam patok-patok untuk membuat jalan di atas makam leluhur Pangeran Diponegor Hal ini bermula dari peristiwa pada 20 Juli 1825, di mana pihak istana mengutus dua bupati keraton senior yang memimpin pasukan Jawa-Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi di Tegalrejo. Saat itu Pangeran Diponegoro yang memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo dan sebagian besar pengikutnya berhasil lolos, namun kediamannya di Tegalrejo habis dibakar. Pangeran Diponegoro bergerak ke barat hingga ke Gua Selarong di Dusun Kentolan Lor, Guwosari, Pajangan, Bantul sebagai markas besarnya. Perang Diponegoro melibatkan berbagai kalangan, mulai dari kaum petani hingga golongan priyayi yang menyumbangkan uang dan barang-barang berharga lainnya sebagai dana perang. Kaum pribumi terlibat dengan berbekal semangat “Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati” yang berarti "sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati”.

Paragraf 2

Dalam perjuangan ini, Pangeran Diponegoro tidak sendiri, namun dibantu Kyai Mojo yang juga menjadi pemimpin spiritual pemberontakan. Pangeran Diponegoro juga berkoordinasi dengan I.S.K.S. Pakubuwono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan. Hanya dalam waktu tiga minggu setelah penyerbuan Tegalrejo, pasukan Diponegoro sudah bisa melakukan penyerangan dan berhasil menduduki keraton Yogyakarta. Keberhasilan ini disusul dengan kemenangan di beberapa daerah pada tahun-tahun awal berkobarnya Perang Diponegoro. Pergerakan pun meluas ke daerah Banyumas, Kedu, Pekalongan, Semarang, dan Rembang. Kemudian ke arah timur mencapai Madiun, Magetan, Kediri, dan sekitarnya. Bahkan pada 21 September 1829, Belanda sempat membuat sayembara dengan hadiah hadiah sebesar 50.000 Gulden, beserta tanah dan penghormatan bagi siapa saja yang dapat menangkap Pangeran Diponegoro hidup atau mati. Pada 16 Februari 1830, memperhatikan posisinya yang lemah akhirnya Pangeran Diponegoro setuju untuk bertemu dengan utusan Jenderal De Kock, yakni Kolonel Jan Baptist Cleerens. Pada 20 Februari 1830, pertemuan antara kedua belah pihak tidak menghasilkan kesepakatan dan Pangeran Diponegoro menyatakan ingin bertemu langsung dengan Jenderal De Kock. Pada akhirnya, setelah pengkhianatan tersebut Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa pengikutnya dilepaskan. Penyerahan diri Pangeran Diponegoro pun menandai berakhirnya Perang Diponegoro atau perang Jawa pada tahun 1830.

Paragraf 4

Setelah ditangkap di Magelang, Pangeran Diponegoro sempat diasingkan di Gedung Karesidenan Semarang yang berada di Ungaran, sebelum dibawa ke Batavia pada 5 April 1830 dengan menggunakan kapal Pollux. Pangeran Diponegoro tiba di Batavia pada 11 April 1830 dan ditawan di stadhuis (Gedung Museum Fatahillah). Dari Batavia, Pangeran Diponegoro kemudian dipindahkan ke Manado pada 30 April 1830 dan tiba pada 3 Mei 1830 untuk kemudian ditawan di Benteng Nieuw Amsterdam. Pada 1834, Pangeran Diponegoro dipindahkan ke Makassar dan terus diasingkan hingga wafat di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

Sumber: www.kompas.com

  1. 5. Ide pokok yang dapat diketahui dari paragraf pertama pada teks tersebut adalah....

a. Pangeran Diponegoro marah

b. perang Diponegoro berlangsung selama lima tahun yaitu dari tahun 1825 hingga tahun 1830

c. Pangeran Diponegoro menjadi semakin tidak nyaman dan membulatkan tekad untuk melakukan perlawanan

d. Sultan Hamengkubuwaono III yang pada awalnya tidak terlaku tertarik dengan urusan keraton

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 5 pts

PERANG DIPONEGORO

Paragraf 1

Perang Diponegoro berlangsung selama lima tahun yaitu dari tahun 1825 hingga tahun 1830. Penyebab utama pecahnya Perang Diponegoro adalah kemarahan Pangeran Diponegoro ketika Belanda dengan sengaja menanam patok-patok untuk membuat jalan di atas makam leluhur Pangeran Diponegor Hal ini bermula dari peristiwa pada 20 Juli 1825, di mana pihak istana mengutus dua bupati keraton senior yang memimpin pasukan Jawa-Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi di Tegalrejo. Saat itu Pangeran Diponegoro yang memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo dan sebagian besar pengikutnya berhasil lolos, namun kediamannya di Tegalrejo habis dibakar. Pangeran Diponegoro bergerak ke barat hingga ke Gua Selarong di Dusun Kentolan Lor, Guwosari, Pajangan, Bantul sebagai markas besarnya. Perang Diponegoro melibatkan berbagai kalangan, mulai dari kaum petani hingga golongan priyayi yang menyumbangkan uang dan barang-barang berharga lainnya sebagai dana perang. Kaum pribumi terlibat dengan berbekal semangat “Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati” yang berarti "sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati”.

Paragraf 2

Dalam perjuangan ini, Pangeran Diponegoro tidak sendiri, namun dibantu Kyai Mojo yang juga menjadi pemimpin spiritual pemberontakan. Pangeran Diponegoro juga berkoordinasi dengan I.S.K.S. Pakubuwono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan. Hanya dalam waktu tiga minggu setelah penyerbuan Tegalrejo, pasukan Diponegoro sudah bisa melakukan penyerangan dan berhasil menduduki keraton Yogyakarta. Keberhasilan ini disusul dengan kemenangan di beberapa daerah pada tahun-tahun awal berkobarnya Perang Diponegoro. Pergerakan pun meluas ke daerah Banyumas, Kedu, Pekalongan, Semarang, dan Rembang. Kemudian ke arah timur mencapai Madiun, Magetan, Kediri, dan sekitarnya. Bahkan pada 21 September 1829, Belanda sempat membuat sayembara dengan hadiah hadiah sebesar 50.000 Gulden, beserta tanah dan penghormatan bagi siapa saja yang dapat menangkap Pangeran Diponegoro hidup atau mati. Pada 16 Februari 1830, memperhatikan posisinya yang lemah akhirnya Pangeran Diponegoro setuju untuk bertemu dengan utusan Jenderal De Kock, yakni Kolonel Jan Baptist Cleerens. Pada 20 Februari 1830, pertemuan antara kedua belah pihak tidak menghasilkan kesepakatan dan Pangeran Diponegoro menyatakan ingin bertemu langsung dengan Jenderal De Kock. Pada akhirnya, setelah pengkhianatan tersebut Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa pengikutnya dilepaskan. Penyerahan diri Pangeran Diponegoro pun menandai berakhirnya Perang Diponegoro atau perang Jawa pada tahun 1830.

Paragraf 3

Setelah ditangkap di Magelang, Pangeran Diponegoro sempat diasingkan di Gedung Karesidenan Semarang yang berada di Ungaran, sebelum dibawa ke Batavia pada 5 April 1830 dengan menggunakan kapal Pollux. Pangeran Diponegoro tiba di Batavia pada 11 April 1830 dan ditawan di stadhuis (Gedung Museum Fatahillah). Dari Batavia, Pangeran Diponegoro kemudian dipindahkan ke Manado pada 30 April 1830 dan tiba pada 3 Mei 1830 untuk kemudian ditawan di Benteng Nieuw Amsterdam. Pada 1834, Pangeran Diponegoro dipindahkan ke Makassar dan terus diasingkan hingga wafat di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

Sumber: www.kompas.com

  1. 6. Apa penyebab terjadinya Perang Diponegoro?

a. Belanda dengan sengaja menanam patok-patok untuk membuat jalan di atas makam leluhur Pangeran Diponegoro

b. Belanda melanggar perjanjian

c. Belanda membuat ultimatum untuk memindahkan keraton

Adanya konflik internal di dalam keraton

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

30 sec • 5 pts

PERANG DIPONEGORO

Paragraf 1

Perang Diponegoro berlangsung selama lima tahun yaitu dari tahun 1825 hingga tahun 1830. Penyebab utama pecahnya Perang Diponegoro adalah kemarahan Pangeran Diponegoro ketika Belanda dengan sengaja menanam patok-patok untuk membuat jalan di atas makam leluhur Pangeran Diponegor Hal ini bermula dari peristiwa pada 20 Juli 1825, di mana pihak istana mengutus dua bupati keraton senior yang memimpin pasukan Jawa-Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi di Tegalrejo. Saat itu Pangeran Diponegoro yang memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo dan sebagian besar pengikutnya berhasil lolos, namun kediamannya di Tegalrejo habis dibakar. Pangeran Diponegoro bergerak ke barat hingga ke Gua Selarong di Dusun Kentolan Lor, Guwosari, Pajangan, Bantul sebagai markas besarnya. Perang Diponegoro melibatkan berbagai kalangan, mulai dari kaum petani hingga golongan priyayi yang menyumbangkan uang dan barang-barang berharga lainnya sebagai dana perang. Kaum pribumi terlibat dengan berbekal semangat “Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati” yang berarti "sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati”.

Paragraf 2

Dalam perjuangan ini, Pangeran Diponegoro tidak sendiri, namun dibantu Kyai Mojo yang juga menjadi pemimpin spiritual pemberontakan. Pangeran Diponegoro juga berkoordinasi dengan I.S.K.S. Pakubuwono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan. Hanya dalam waktu tiga minggu setelah penyerbuan Tegalrejo, pasukan Diponegoro sudah bisa melakukan penyerangan dan berhasil menduduki keraton Yogyakarta. Keberhasilan ini disusul dengan kemenangan di beberapa daerah pada tahun-tahun awal berkobarnya Perang Diponegoro. Pergerakan pun meluas ke daerah Banyumas, Kedu, Pekalongan, Semarang, dan Rembang. Kemudian ke arah timur mencapai Madiun, Magetan, Kediri, dan sekitarnya. Bahkan pada 21 September 1829, Belanda sempat membuat sayembara dengan hadiah hadiah sebesar 50.000 Gulden, beserta tanah dan penghormatan bagi siapa saja yang dapat menangkap Pangeran Diponegoro hidup atau mati. Pada 16 Februari 1830, memperhatikan posisinya yang lemah akhirnya Pangeran Diponegoro setuju untuk bertemu dengan utusan Jenderal De Kock, yakni Kolonel Jan Baptist Cleerens. Pada 20 Februari 1830, pertemuan antara kedua belah pihak tidak menghasilkan kesepakatan dan Pangeran Diponegoro menyatakan ingin bertemu langsung dengan Jenderal De Kock. Pada akhirnya, setelah pengkhianatan tersebut Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa pengikutnya dilepaskan. Penyerahan diri Pangeran Diponegoro pun menandai berakhirnya Perang Diponegoro atau perang Jawa pada tahun 1830.

Paragraf 3

Setelah ditangkap di Magelang, Pangeran Diponegoro sempat diasingkan di Gedung Karesidenan Semarang yang berada di Ungaran, sebelum dibawa ke Batavia pada 5 April 1830 dengan menggunakan kapal Pollux. Pangeran Diponegoro tiba di Batavia pada 11 April 1830 dan ditawan di stadhuis (Gedung Museum Fatahillah). Dari Batavia, Pangeran Diponegoro kemudian dipindahkan ke Manado pada 30 April 1830 dan tiba pada 3 Mei 1830 untuk kemudian ditawan di Benteng Nieuw Amsterdam. Pada 1834, Pangeran Diponegoro dipindahkan ke Makassar dan terus diasingkan hingga wafat di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

Sumber: www.kompas.com

  1. 7. Nama asli Pangeran Diponegoro adalah....

a, Raden Mas Sudjono

b. Raden Mas Rangsang

c. Raden Tumenggung Surakso

d. Raden Mas Ontowiryo

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?