Soal Pilihan Ganda Kerajaan Pajang

Perhatikan teks berikut untuk menjawab soal 1 dan 2.

Setelah Sultan Trenggana meninggal, Kesultanan Demak dan kerajaan-kerajaan Islam di pesisir utara Jawa mengalami kemerosotan. Pada tahun 1549, Arya Penangsang, yang menjabat sebagai bupati Jipang, mencoba merebut takhta dan menyebabkan kematian Sunan Prawoto, penerus Kesultanan Demak. Arya Penangsang juga berupaya untuk membunuh Hadiwijaya, namun upayanya gagal. Dengan bantuan dari bupati Jepara, Ratu Kalinyamat, Hadiwijaya berhasil mengalahkan pasukan Arya Penangsang. Hadiwijaya kemudian menjadi pewaris takhta Kesultanan Demak dan memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang. Sebagai hasilnya, Kerajaan Pajang secara resmi didirikan pada tahun 1568.

     Alasan logis Sultan Hadiwijaya merubah nama dan pusat Kerajaan Demak ke Pajang adalah….

• agar menghindari konflik antara keturunan Arya Penangsang dengan Sultan Hadiwijaya

• menghindari bencana alam seperti banjir, gempa dan abrasi di sekitar Pantai Utara Jawa

• Sultan Hadiwijaya adalah adipati pajang dan ingin mengabungkan antara kekuatan maritim dan agraris

• Sultan Hadiwijaya berambisi melakukan ekspansi ke daerah Jawa Timur

• Keturunan Kerajaan Demak ingin menjadikan Demak sebagai pusat perdagangan bukan pusat pemerintahan

Setelah Sultan Trenggana meninggal, Kesultanan Demak dan kerajaan-kerajaan Islam di pesisir utara Jawa mengalami kemerosotan. Pada tahun 1549, Arya Penangsang, yang menjabat sebagai bupati Jipang, mencoba merebut takhta dan menyebabkan kematian Sunan Prawoto, penerus Kesultanan Demak. Arya Penangsang juga berupaya untuk membunuh Hadiwijaya, namun upayanya gagal. Dengan bantuan dari bupati Jepara, Ratu Kalinyamat, Hadiwijaya berhasil mengalahkan pasukan Arya Penangsang. Hadiwijaya kemudian menjadi pewaris takhta Kesultanan Demak dan memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang. Sebagai hasilnya, Kerajaan Pajang secara resmi didirikan pada tahun 1568.

Alasan logis Sultan Hadiwijaya merubah nama dan pusat Kerajaan Demak ke Pajang adalah….

• agar menghindari konflik antara keturunan Arya Penangsang dengan Sultan Hadiwijaya

• menghindari bencana alam seperti banjir, gempa dan abrasi di sekitar Pantai Utara Jawa

• Sultan Hadiwijaya adalah adipati pajang dan ingin mengabungkan antara kekuatan maritim dan agraris

• Sultan Hadiwijaya berambisi melakukan ekspansi ke daerah Jawa Timur

• keturunan Kerajaan Demak ingin menjadikan Demak sebagai pusat perdagangan bukan pusat pemerintahan

Perhatikan gambar peta dibawah sebagai berikut untuk menjawab soal 3-4!

Sultan Hadiwijaya dikenal sebagai salah satu raja sekaligus pendiri Kerajaan Panjang yang sukses mencapai puncak kejayaan pada 1586 M. Namun daerah Jawa Timur pada masa tersebut belum mengakui kekuasaan Sultan Hadiwijya. Barulah pada saat di adakan pertemuan di Giri Kedathon oleh Sunan Prapen kemudian para adipati di Jawa Timur mengakui kedaulatan Kerajaan Pajang atas kadipaten yang ada di Jawa Timur.

Berdasarkan informasi diatas daerah mana saja yang bukan wilayah kekuasaan Kerajaan Pajang pada masa Sultan Hadiwijaya sebelum pertemuan Giri Kedhaton….

• Yogyakarta (Kesultanan Mataram Islam), Surakarta (Solo), Demak, Jipang dan Semarang

• Daerah Cirebon, Tegal dan sekitarnya

• Pati, Jepara, Rembang dan Kudus

• Magelang, Sleman dan Yogyakarta

• sebagian wilayah Jawa Timur seperti Tuban dan Surabaya

Sultan Hadiwijaya dikenal sebagai salah satu raja sekaligus pendiri Kerajaan Panjang yang sukses mencapai puncak kejayaan pada 1586 M. Namun daerah Jawa Timur pada masa tersebut belum mengakui kekuasaan Sultan Hadiwijya. Barulah pada saat di adakan pertemuan di Giri Kedathon oleh Sunan Prapen kemudian para adipati di Jawa Timur mengakui kedaulatan Kerajaan Pajang atas kadipaten yang ada di Jawa Timur.

Pernyataan teks diatas dapat disimpulkan bahwa….

• kekuasaan Pajang tidak luas seperti kerajaan-kerajaan pendahulunya

• Jawa Timur tidak mengakui kekuasaan Sultan Hadiwijaya dan Kerajaan Pajang sebelum adanya pertemuan Giri Kedhaton

• Sultan Hadiwijaya tidak berkompeten dalam memimpin Kerajaan Pajang

• adanya intervensi yang dilakukan Sunan Prapen yang membawa kepentingan untuk golongannya

• proses negosiasi berjalan mulus ketika Sunan Prapen membantu Sultan Hadiwijaya

Perhatikan teks berikut untuk menjawab soal 5.

Pada tahun 1582 M, pecah pertempuran antara Kerajaan Pajang dan Kerajaan Mataram Islam. Setelah kembali dari medan perang, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Ia dikenang dengan dimakamkan di Desa Butuh, tempat kelahiran ibunya. Kematian Sultan Hadiwijaya memicu persaingan untuk menguasai takhta di Kerajaan Pajang. Putranya, Pangeran Benawa, dan menantunya yang bernama Arya Pangiri, mulai bersaing untuk mendapatkan gelar raja.

Bedasarkan teks tersebut, alasan logis pemicu perang antara Kerajaan Pajang dan Kerajaan Mataram adalah….

• Sutawijaya tidak sowan pada Hadiwijaya dan Raden Pabelan dihukum mati

• adanya pertempuran antara Arya Pangiri dan Pangeran Benawa

• Protugis menyerang dan beraliansi dengan Kerajaan Matram Islam

• konflik internal Kerajaan Demak

• Sutawijaya beraliansi dengan VOC untuk memeperkuat angkatan militer

Perhatikan data berikut.

1)  Memindahkan Kerajaan Demak ke daerah pedalaman

2)  Membentuk pemerintahan bercorak maritim

3)  Membunuh Arya Penangsang

4) Memberikan daerah kekuasaan kepada Ki Pamanahan dan Ki Penjawi

5) Melakukan ekspedisi ke Malaka

Diantara data tersebut, yang bukan ciri kekuasaan dari Sultan Hadiwijaya untuk Kerajaan Pajang ditujunkan nomor….

• 1) dan 2)

• 1) dan 3)

• 2) dan 4)

• 2) dan 5)

• 3) dan 4)

Berdasarkan tabel diatas raja-raja Kesultanan Pajang ditunjukan pada angka….

• X1, X2 dan Y2

• X1, X3 dan Y3

• X2, Y2 dan Y3

• X3, Y3 dan Y1

• X2, X3 dan Y2

Bacalah teks berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 8 dan 9.

Masjid Laweyan, situs bersejarah di Kota Solo, didirikan sekitar tahun 1546 saat pemerintahan Kerajaan Pajang dan dikenal juga sebagai Masjid Ki Ageng Henis. Awalnya, Ki Beluk, seorang pemuka agama Hindu, mendirikan pura di tepi Sungai Kabanaran, namun kemudian ia dan murid-muridnya tertarik pada Islam melalui dakwah Ki Ageng Henis. Setelah memeluk Islam, Ki Beluk menyumbangkan tempat tersebut untuk dibangun masjid. Dengan arsitektur mirip pura dan dua belas pilar utama dari kayu jati kuno, masjid ini menjadi daya tarik dengan makam Ki Ageng Henis dan kerabat kerajaan yang terletak di sekitarnya. Dengan luas tanah sekitar 162 meter persegi, Masjid Laweyan masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah yang dijaga dengan baik dan penuh kesakralan.

Berdasarkan teks tersebut, alasan logis ki ageng hanis yang melatarbelakangi dibangunya masjid laweyan adalah….

• menyadari pentingnya memperluas pengaruh agama Islam di wilayah tersebut sebagai sarana untuk memperkokoh kekuasaan politik dan sosial

• sebagai simbol kekuatan dan keberhasilan Kerajaan Islam Pajang dalam menyebarkan Islam di Jawa pada abad ke-15

• memperkuat pengaruh agama Islam di wilayah tersebut sebagai bagian dari upaya Sultan Agung

• sebagai bukti proses penyebaran Islam di Tanah Jawa, yang merupakan penggabungan antara Budaya Hindu dan Budaya Islam

• masjid ini sendiri didirikan oleh beberapa saudagar asal Yaman yang kala itu bermukim di Kota Semarang

Bacalah teks berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 8 dan 9.

Masjid Laweyan, situs bersejarah di Kota Solo, didirikan sekitar tahun 1546 saat pemerintahan Kerajaan Pajang dan dikenal juga sebagai Masjid Ki Ageng Henis. Awalnya, Ki Beluk, seorang pemuka agama Hindu, mendirikan pura di tepi Sungai Kabanaran, namun kemudian ia dan murid-muridnya tertarik pada Islam melalui dakwah Ki Ageng Henis. Setelah memeluk Islam, Ki Beluk menyumbangkan tempat tersebut untuk dibangun masjid. Dengan arsitektur mirip pura dan dua belas pilar utama dari kayu jati kuno, masjid ini menjadi daya tarik dengan makam Ki Ageng Henis dan kerabat kerajaan yang terletak di sekitarnya. Dengan luas tanah sekitar 162 meter persegi, Masjid Laweyan masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah yang dijaga dengan baik dan penuh kesakralan.

Bedasarkan teks tersebut, ciri khas dari Masjid Laweyan adalah….

• dibangun dengan gaya khas Majapahit, yang membawa corak kebudayaan Bali

• bangunan ini memiliki menara yang serupa dengan bangunan candi

• perpaduan Islam dan Jawa yang masih memiliki pengaruh Hindu

• gaya bangunannya yang kental unsur Jawa, terutama pada bagian atapnya

• adanya ukiran bermotif bunga bersepuh wama keemasan menghiasi mimbar, mihrab, dan maksuroh masjid terbesar di kota Solo ini

Pernyataan di bawah ini bukan mengenai pengaruh Islam terhadap kehidupan Kerajaan Pajang adalah….

• 
• 
• 
• 
•