UHB 4 Bahasa Indonesia kelas XI

UHB 4 Bahasa Indonesia kelas XI

11th Grade

20 Qs

quiz-placeholder

Similar activities

Pretest Kelas 10 Semester Genap

Pretest Kelas 10 Semester Genap

10th Grade - University

20 Qs

Bermain dan Berlatih soal

Bermain dan Berlatih soal

11th Grade - University

15 Qs

REMEDIAL PAS SEMESTER GANJIL

REMEDIAL PAS SEMESTER GANJIL

11th Grade

20 Qs

Ulangan Harian Cerpen

Ulangan Harian Cerpen

11th Grade

20 Qs

Penilaian Harian 3 Teks Ceramah

Penilaian Harian 3 Teks Ceramah

11th Grade

20 Qs

UH 3 Teks Cerpen kelas 11

UH 3 Teks Cerpen kelas 11

11th Grade

25 Qs

Pendalaman Unsur Intrinsik Cerpen

Pendalaman Unsur Intrinsik Cerpen

9th Grade - Professional Development

15 Qs

Unsur-Unsur Cerpen

Unsur-Unsur Cerpen

9th - 12th Grade

15 Qs

UHB 4 Bahasa Indonesia kelas XI

UHB 4 Bahasa Indonesia kelas XI

Assessment

Quiz

Other

11th Grade

Medium

Created by

Fitri Yani

Used 11+ times

FREE Resource

20 questions

Show all answers

1.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

15 mins • 5 pts

Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang berbentuk ...

Prosa pendek

puisi

drama

film

novel

2.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

15 mins • 5 pts

Perhatikan kutipan cerpen berikut.

Kang, kita harus benar-benar pergi dari sini?” Tanya Siti Halimah di sela tangisnya. “Tentu saja. Seperkasa apa pun perlawanan kita, ternyata tetap kalah melawan yang berkuasa. Kita ini hanya wong cilik, orang iskin,” sahut Karjan sembari melihat rumah Lik Paijan yang siap diruntuhkan. Teriakan Lik Paijan masuh terdengar menyayat hati. Lelaki tua itu merebut tali yang mengikat seekor sapi miliknya. Wajahnya memerah seperti nyaris terbakar, suaranya melengking-lengking menolak pengosongan rumahnya. Tetapi, pelawanan Lik Paijan pun percuma saja. Beberapa petugas berbadan tegap mengangkat tubuhnya. Melihat itu, tangis Siti Halimah semakin pecah. Dia mendekap Satriya Piningit lebih erat. “Akhirnya kita harus pergi dari rumah kita sendiri, Kang. Pergi dari kampong yang membesarkan kita,” ucap Siti Halimah getir. “Iya, mau tak mau kita harus mengalah. Gusti Allah tidak tidur, Bune. Di tempat lain, semoga kita mendapat ladang rezeki yang lebih baik lagi,” ujar Karjan.

Tema yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….

Sosial

Politik

Agama

Ekonomi

Pendidikan

3.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

15 mins • 5 pts

Perhatikan kutipan cerpen berikut.

Kang, kita harus benar-benar pergi dari sini?” Tanya Siti Halimah di sela tangisnya. “Tentu saja. Seperkasa apa pun perlawanan kita, ternyata tetap kalah melawan yang berkuasa. Kita ini hanya wong cilik, orang iskin,” sahut Karjan sembari melihat rumah Lik Paijan yang siap diruntuhkan. Teriakan Lik Paijan masuh terdengar menyayat hati. Lelaki tua itu merebut tali yang mengikat seekor sapi miliknya. Wajahnya memerah seperti nyaris terbakar, suaranya melengking-lengking menolak pengosongan rumahnya. Tetapi, pelawanan Lik Paijan pun percuma saja. Beberapa petugas berbadan tegap mengangkat tubuhnya. Melihat itu, tangis Siti Halimah semakin pecah. Dia mendekap Satriya Piningit lebih erat. “Akhirnya kita harus pergi dari rumah kita sendiri, Kang. Pergi dari kampong yang membesarkan kita,” ucap Siti Halimah getir. “Iya, mau tak mau kita harus mengalah. Gusti Allah tidak tidur, Bune. Di tempat lain, semoga kita mendapat ladang rezeki yang lebih baik lagi,” ujar Karjan.

Latar suasana yang tergambar dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….

Menakutkan

mengenaskan

mengharukan

menegangkan

membingungkan

4.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

15 mins • 5 pts

Perhatikan kutipan cerpen berikut.

Kang, kita harus benar-benar pergi dari sini?” Tanya Siti Halimah di sela tangisnya. “Tentu saja. Seperkasa apa pun perlawanan kita, ternyata tetap kalah melawan yang berkuasa. Kita ini hanya wong cilik, orang iskin,” sahut Karjan sembari melihat rumah Lik Paijan yang siap diruntuhkan. Teriakan Lik Paijan masuh terdengar menyayat hati. Lelaki tua itu merebut tali yang mengikat seekor sapi miliknya. Wajahnya memerah seperti nyaris terbakar, suaranya melengking-lengking menolak pengosongan rumahnya. Tetapi, pelawanan Lik Paijan pun percuma saja. Beberapa petugas berbadan tegap mengangkat tubuhnya. Melihat itu, tangis Siti Halimah semakin pecah. Dia mendekap Satriya Piningit lebih erat. “Akhirnya kita harus pergi dari rumah kita sendiri, Kang. Pergi dari kampong yang membesarkan kita,” ucap Siti Halimah getir. “Iya, mau tak mau kita harus mengalah. Gusti Allah tidak tidur, Bune. Di tempat lain, semoga kita mendapat ladang rezeki yang lebih baik lagi,” ujar Karjan.

Sudut pandang dalam kutipan cerpen tersebut adalah …

Orang pertama tunggal

orang pertama jamak

orang ketiga tunggal

orang ketiga jamak

campuran

5.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

15 mins • 5 pts

Perhatikan kutipan cerpen berikut.

Kang, kita harus benar-benar pergi dari sini?” Tanya Siti Halimah di sela tangisnya. “Tentu saja. Seperkasa apa pun perlawanan kita, ternyata tetap kalah melawan yang berkuasa. Kita ini hanya wong cilik, orang iskin,” sahut Karjan sembari melihat rumah Lik Paijan yang siap diruntuhkan. Teriakan Lik Paijan masuh terdengar menyayat hati. Lelaki tua itu merebut tali yang mengikat seekor sapi miliknya. Wajahnya memerah seperti nyaris terbakar, suaranya melengking-lengking menolak pengosongan rumahnya. Tetapi, pelawanan Lik Paijan pun percuma saja. Beberapa petugas berbadan tegap mengangkat tubuhnya. Melihat itu, tangis Siti Halimah semakin pecah. Dia mendekap Satriya Piningit lebih erat. “Akhirnya kita harus pergi dari rumah kita sendiri, Kang. Pergi dari kampong yang membesarkan kita,” ucap Siti Halimah getir. “Iya, mau tak mau kita harus mengalah. Gusti Allah tidak tidur, Bune. Di tempat lain, semoga kita mendapat ladang rezeki yang lebih baik lagi,” ujar Karjan.

Watak tokoh Karjan dalam kutipan cerpen tersebut adalah ...

mudah pasrah

mudah mengalah

mudah menangis

mudah putus asa

mudah menyerah

6.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

15 mins • 5 pts

Perhatikan kutipan cerpen berikut! 1) Kalau ada pertandingan dini hari, aku dan Ayah bahu-membahu untuk membangunkan. 2) Kami berdua beranak batanggang, atau tidak tidur sampai dini hari, duduk terpaku di depan TV Grundig 14 inci yang berkerai kayu tripleks, ditemani bergal-gelas kopi. 3) Di Stadion Ullevi Gothenburg, tim berambut pirang ini meledakkan gawang Belanda hanya dalam 5 menit pertama melalui tandukan Larsen: 1 – 0. 4) Aku mengepalkan tangan tinggi-tinggi di udara, “Yes!” teriakku. 5) Aku lirik Ayah, beliau menggeleng-geleng sambil mendeham.

Bukti latar tempat dalam kutipan novel tersebut ditunjukkan kalimat ….

1

2

3

4

5

7.

MULTIPLE CHOICE QUESTION

15 mins • 5 pts

Perhatikan kutipan cerpen berikut!

Kali ini, untuk menggarap batik pesanan lelaki itu, ia memilih saat malam buta di sebuah kamar berhias sarang laba-laba. Kamar penyimpan langut dan kemelut. Sebelumnya, hampir lima tahun pintu kamar itu dibiarkan terkatup serupa kabisuan mulut disumpal ujung selimut.

Makna kata langut dan kemelut dalam kutipan cerpen tersebut menyimbolkan ….

Kesedihan dan penyesalan

kehilangan dan kesedihan

kehampaan dan kesendirian

kesedihan dan penderitaan

kehampaan dan kesepian

Create a free account and access millions of resources

Create resources
Host any resource
Get auto-graded reports
or continue with
Microsoft
Apple
Others
By signing up, you agree to our Terms of Service & Privacy Policy
Already have an account?