Bacalah teks berikut ini untuk menjawab pertanyaan selanjutnya!
Masa perkembangan industri dan modernisasi pada abad ke-20 di wilayah Hindia-Belanda mengakibatkan adanya permintaan yang tinggi terhadap karyawan yang berpendidikan. Selain dari itu, pendidikan juga merupakan akibat dari politik etis yang diluncurkan oleh pemerintah Belanda. Berdasarkan politik etis, pemerintah Belanda mengambil keputusan untuk memberikan pendidikan kepada kaum pribumi Hindia-Belanda. Di lain pihak, sudah sejak abad ke-19 Islam menjadi semakin kuat di wilayah Hindia-Belanda dan pesantren semakin bermunculan di daerah pedesaan. Dengan demikian, suatu sistem pendidikan sudah ada sejak dahulu di Hindia-Belanda. Pemerintah Hindia-Belanda pada saat itu mencoba menerapkan dan meluaskan pendidikan Eropa (Barat). Adanya politik etis inilah yang mengakibatkan semakin banyaknya kaum pribumi yang diterima untuk bersekolah Eropa di Hindia Belanda sejak akhir abad ke-19.
Sebelum abad ke-20, pendidikan Barat di Indonesia yang diikuti oleh kaum pribumi terjadi sejak tahun 1849 dengan pendirian beberapa sekolah untuk anakanak elit pribumi saja. Sebenarnya akses pribumi ke sekolah Belanda sudah dimungkinkan dengan adanya peraturan pemerintah dari tahun 1818 dan beberapa anak kaum pribumi langsung memanfaatkan kemungkinan itu. Akan tetapi, jumlah mereka sangat sedikit dan bersifat sporadis pada saat itu.
Pada tahun 1893, terjadi dua penggolongan sekolah pribumi. Golongan yang pertama adalah sekolah yang dikhususkan untuk kaum elit pribumi dan yang kedua adalah sekolah untuk rakyat kecil atau wong cilik. Sekolah golongan pertama didirikan untuk menyediakan karyawan administrasi untuk pemerintah dan swasta, sedangkan sekolah golongan kedua hanya untuk belajar menulis, membaca, dan berhitung. Pada saat itu, hanya ada sekitar 200 sekolah dengan lebih dari 20.000 murid di sekolah golongan kedua.
Pada awalnya pendidikan Barat di Hindia-Belanda yang ditujukan untuk kaum pribumi merupakan suatu gejala yang sangat eliter dan masih sangat jarang sekali ditemui. Tetapi setelah awal abad ke-20 segalanya berubah. Perkembangan sekolah terus berlanjut dan setelah tiga dasawarsa, pada tahun 1930 sudah ada sekitar 11.000 sekolah dengan 21.000 guru dan sekitar satu juta murid dalam aparatus pemerintah untuk pendidikan pribumi.
Judul yang benar untuk teks tersebut ....