Teks 1
(1) Pemerintah diminta menyiapkan peta distribusi pangan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya hambatan penyaluran bahan makanan, jika sejumlah provinsi di Pulau Jawa menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Desakan tersebut disampaikan Peneliti Pangan dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Denny Yuartha. Dia mengatakan, hambatan distribusi pangan berpotensi besar muncul jika PSBB dilakukan sejumlah wilayah yang selama ini menjadi lumbung produksi bahan makanan. Berdasarkan Indeks Ketahanan Pangan Nasional, mayoritas provinsi di Pulau Jawa memiliki indeks ketahanan yang baik dibanding daerah lain. Jika PSBB serentak diterapkan, ada kekhawatiran wilayah penghasil bahan makanan akan memprioritaskan kebutuhan mereka alih-alih mendistribusikannya ke daerah lain.
(2) Meski dalam peraturannya, tidak akan ada pembatasan arus distribusi logistik antar daerah selama PSBB. “Ini yang harus menjadi perhatian pemerintah terkait lokasi dan distribusi bantuan pangan untuk mencukupi kebutuhan di era pandemi,” katanya. Peta distribusi pangan dibutuhkan untuk menjadi petunjuk daerah-daerah mana saja yang harus diberi perhatian lebih jika PSBB masif dilakukan ke depannya. Peta ini harus dibuat dengan meliputi informasi kawasan sentra produksi, tingkat ketahanan pangan, dan zona penyebaran Covid-19.
(3) Potensi adanya gangguan distribusi pangan juga diakui Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso. Dia mengatakan, Bulog telah menyusun sejumlah antisipasi terkait hambatan distribusi jika terjadi karantina wilayah. Karena itu, pria yang kerap disapa Buwas ini mengusulkan Bulog menjadi operator sentralisasi pangan. Melalui sentralisasi, Bulog yakin dapat melakukan pemerataan stok bahan makanan di tiap daerah. "Prioritas penyerapan dalam negeri diusulkan agar mekanisme sentralisasi pangan dapat dilakukan Perum Bulog sebagai operator. Dengan mekanisme ini, pemerataan stok antar wilayah dapat dilakukan oleh Perum Bulog yang disesuaikan dengan masing-masing wilayah," kata Buwas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) virtual dengan Komisi IV.
Alur distribusi sembako
(4) Selain menjamin rantai distribusi pangan antardaerah, pemerintah harus menjamin penyaluran sembako ke masyarakat tidak terhambat dan tercukupi aksesnya. Sebagai catatan, pemerintah telah menyediakan bantuan pangan melalui Kartu Sembako. Program ini diberikan untuk 20 juta orang. Setiap orang mendapat jatah sembako Rp200 ribu/bulan hingga Desember 2020. Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad menyampaikan, program senilai Rp43,6 triliun itu harus diimbangi dengan ketersediaan akses yang mumpuni. Hal ini menjadi perhatian karena penerima Kartu Sembako hanya bisa membeli bahan pangan di ewarong (Elektronik Warung Gotong Royong). Menurut perhitungan Tauhid, jika ada 20 juta orang yang mendapat Kartu Sembako, maka dibutuhkan kurang lebih 128.983 e-warong. Sementara, saat ini hanya terdapat 98.311 e-warong. Masih ada kekurangan 30.762 ewarong untuk bisa menampung semua pembelian sembako dari program tersebut.
Berdasarkan paragraf pertama manakah pernyataan berikut yang BENAR, kecualli….